8/20/2016

Hujan dibalik Jendela



Malam ini begitu dingin, hujan turun dari kemaren tak kunjung berhenti. Melihat hujan dari balik jendela dengan selimut yang ku gunakan untuk menghangatkan tubuhku, namun itu juga belum cukup menghangatkanku. Mungkin segelas teh hangat menjadi alternatif ampuh untuk mengusir dingin yang perlahan merasuki tubuhku.

Uap yang mengepul dari cangkir di tanganku memberikan sessasi hangat ketika menerpa wajahku. Sesapan pertama sedikit aku rasakan lidahku yang terbakar, perlahan tubuh merasakan kehangatannya.

Hujan di luar terlihat indah ketika terkena pancaran cahaya dari lampu jalan. Beberapa kali aku sibuk dengan hp yang aku genggam untuk membuat coretan tentang keindahan hujan, melukiskan alam dengan kata.

Malam belum begitu  namun di luar tak satupun suara kendaraan yang lewat seperti hari biasanya. Sebagian dari rumah-rumah itu menutup rapat pintu dan pagar rumah karena mereka tidak ada rencana untuk keluar rumah, mungkun karena hujan sehingga mereka tidak mau basah dan terkena udara dingin ketika berada di luar untuk itulah mereka memilih menghabiskan waktu dengan menonton televisi ataupun tidur berselimut tebal.

Dari kaca jendela terlihat cipratan air yang mengalir butiran kemudian mengalir membuat jalan untuk menuju ke tanah. Lama aku menikmati hujan ditemani segelas teh hangat yang sudah habis aku teguk. Udara semakin dingin, sepi semakin terasa dan kantukpun mulai datang menyapaku. Malam ini kembali lagi hujan menjadi lagu pengantar tidurku. (20/08/16)