8/20/2016

Apakah Harus Sempurna Untuk Menjadi Kita...?!

"Jangan salahkan aku kalau gendut, ngajak makannya jam segini sih... (20:21 pm)"

Membaca ini ada beberapa pertanyaan yang timbul dan sepertinya satu sisi di dalam diriku tidak terima. "memang salah ya jika makan sudah kelewat dari jam ?..." Apakah sebuah hubungan memberikan poin-poin yang harus dipenuhi salah satunya mewajibkan untuk kurus. Lalu apakah tidak bisa cinta dengan penerimaan sepenuhnya tanpa ada syarat kecuali syarat yang bisa merusak hubungan yang sudah terjalin.

Bersyukurlah masih bisa makan, masih bisa menikmati makanan bersama apa pun itu menunya tidak perlu ada pembelaan dan kata-kata yang secara ga langsung menyalahkan makanan yang tersaji.

Aku tau setiap perempuan ingin terlihat menarik di hadapan pasangannya, aku pun tak memungkiri hal tersebut. Namun apakah dengan mewajibkan kurus dengan bentuk badan yang sempurna....??!

Aku tidak memahami pemikiran seperti itu karena aku melihat cinta bukan dari segi siapa dan bagaimana dia melainkan seberapa kadar sayang yang diberikannya seberapa besar tempat yang di sediakan di dalam hatinya untuk menaruh lalu menanam benih cinta hingga bisa tumbuh dengan subur dan sehat menjadi pohon yang rindang dengan akar yang kuat untuk mengayomi 'kita'. Cinta itu tentang komitmen dan tujuan termasuk kepribadian serta prinsip dalam hidupnya. Jadi bisa dibilang bukan melulu soal fisik melainkan tentang hati dan otak itulah menurutku hal sempurna.

Karena itulah aku memegang satu hati dengan prinsip dan keyakinan yang teguh. Bukan melihat dia yang sempurna melainkan bagaiman dia sudi menyempurnakan, menutupi aku yang punya banyak kekurangan ini. Kita bukan dua kepribadian melainkan dua orang yang memiliki sifat berbeda dan memiliki poin-poin yang menyatukan untuk sebuah tujuan berjalan bersama. Untuk saling menguatkan, saling menopang, saling menyemangati karena kita adalah satu nafas. (20/08/16)