Pertolongan Tuhan selalu hadir di saat yang tepat dan tak terduga.
Ada kalanya diri ini merasakan jenuh, bosan dengan segala rutinitas yang menyita sebagian waktu kita dengan hal-hal yang sama. Dan itu juga yang sering menghantuiku beberapa bulan belakangan ini, ingin mengadu namun tak ada satu orangpun disana yang bisa aku lihat yang tersenyum kepadaku semua orang sibuk dengan segala urusannya sendiri-sendiri. Lalu apa yang bisa aku lakukan dikala tubuh ini mulai goyah, lunglai tak kuat menopang diriku sendiri.
Mungkin diam akan lebih baik, lantas apakah dengan diam segala hal bisa teratasi sengan sendirinya... Aku tak bisa lakukan itu karena aku bukan orang yang bisa diam dan menyimpan semuanya sendiri. Seperti orang gila yang berjalan tak tentu arah, mencoba mencari dan lebih peka diantara kerumunan orang-orang disana. Namun malah kebingungan yang aku dapatkan, seperti kantong ajaib doraemon emosi dari orang-orang itu tertangkap olehku dan itu membuat kepalaku semakin sakit. Sebenarnya apa yang merka pikirkan hingga terlalu banyak emosi yang singgah lalu berdesak-desakan masuk mengisi setiap ruang di kepalaku. Tolong jangan berdesakan, enyah dan pergilah otakku bukan tempat umum yang bisa begitu saja disinggahi.
Sudah aku coba agar otakku tetap tenang di tempatnya, cukup mengawasi setiap problematika yang ada di isi kepalaku. Biarkan semua pengat berhalusinasi, menyuarakan apa yang membuatnya jengah sedangkan otak hanya perlu mengawasi tanpa perlu ikut ambil bagian. Akan tetapi semua itu yang biasanya terlihat mudah kini tak bisa aku lakukan. Semakin berusaha semakin terperangkap semakin jauh.
Membebaskan diri dari zona terbiasa tidaklah mudah, meskipun sudah aku coba melebur dengan mereka ditengah keramaian agar aku merasa tak sendiri dan beranggapan bahwa aku masih berguna bagi mereka juga berpikir bahwa aku lebih beruntung dari mereka, hingga menyibukkan diri pun tak ada perubahan berarti. Bahkan untuk menggoreskan tinta dalam selembar kertas pun kutak mampu lakukan otakku sudah over dengan segala macam hal yang sebenarnya tak penting. Semua itu sama sekali tak bisa membuat diriku sedikit rileks malah jiwa ini memilih untuk berselimut sepi sendiri.
Hampa yang aku rasa tak bisa sedetikpun enyah hingga akhirnya kucoba melarikan diri dengan mencari tempat untuk menyepi, meski tak banyak membantu setidaknya beberapa detik hati dan pikiranku bebas dari pergumulan besar dari semua hal yang berkecamuk sementara diam terhipnotis waktu. Bebaskan aku dari semua sepi, biarkan kurasakan hirup napas kebebasan. Kalut, tak mengerti sudah bagaimana cara untuk membujuk pikiranku agar diam tak merajuk ataupun mengumpulkan segala emosi dari orang-orang yang sebetulnya tak ada hubungannya dengan dilema yang masih kurasakan sekarang.
Dan ketika aku terjelembab, tak kuat menopang tubuhku untuk bergerak, tubuh yang mulai goyah. Saat inilah Tuhan memberikan pertolongan, dalam skenario indah yang ditulisNya telah menunjuk dia. Menurutku bukan suatu kebetulan tapi memang rencana yang sudah diaturNya begitu rapi dan terperinci dengan menghadirkan orang-orang dalam kehidupanku sebagai malaikat penolongku. Menghadirkan mereka untuk membantuku berdiri, mengingatkan bahwa aku tak sendiri. Mereka yang sudi menyisihkan sebagian waktunya untukku, meminjamkan bahunya untuk bersandar dan mengulurkan tangannya untuk kugenggam. Di dunia ini tak ada yang abadi satu persatu mereka akan datang dan pergi, selalu ada pertemuan dan perpisahan yang datang silih berganti.
Harus belajar menopang diri sendiri agar tidak limpung
Tuhan, ajarkan aku apa saja kecuali menyerah...
Bisakah aku mengemasi dan meletakkan setiap keping kenangan dalam kotak pendora..., aku sadar melukis masa lalu itu tak mudah apalagi ketika setiap detak nafas telah bersuara tentangnya, terlalu sulit menguburnya.
Peluk aku Tuhan jangan biarkan aku terjelembab terlalu dalam, sadarkan aku dalam lamunku dan bangunkan ku dari tudur ini, biarkan mimpi tetap menjadi mimpi. Bintang akan tampak indah bersinar jika tetap berada di langit malam bukan untuk di genggaman.
P.S
Setelah 3 kali hilang karena belum di save akhirnya selesai juga coretan ini walaupun sudah berbeda dari yang pertama.