Andai aku bisa memohon aku ingin agar perasaanku padamu mulai dari sekarang mati. Tolong bebaskan aku dari bayang dan cintamu, biarkan aku bebas melihat apa yang ada di sekitarku, hilangkan rasa menginginkanmu, merindukanmu dan memikirkanmu. Aku ingin membiarkanmu tenang dari suara-suara hatiku yang tak hentinya memanggil namamu.
Aku bukan wanita kuat bila itu perihal hati. Ingin rasanya pergi menghindar meninggalkan segala rasaku padamu namun kemanapun aku berlari, bayangmu mengikutiku tak sedetik saja membiarkanku sendiri. Tuan tolong bebaskan aku bila memang tak menginginkanku. Tunjukan tempat dimana aku bisa mengubur segala kenangan, semua asa ku ini.
Beberapa bulan terakhir ini di pikiranku terngiang kalimat yang pernah tuan ucapkan bertepatan saat fajar menjelang, "Bagaimana jika lepas..." Apakah ini maksudnya..., apakah ini yang tuan inginkan...
Waktu itu aku bersikukuh agar tidak sampai lepas dan Tuanpun meng-aamiin-kan apa yang aku ucapkan. Namun....
Tuan bebaskan aku bila tak lagi menginginkanku. Aku sadar siapa diriku, aku bukan orang yang pantas untuk tuan yang terlalu sempurna dimataku. Biarlah tuan tetap menjadi bintang buatku yang hanya bisa di pandangi keindahannya tanpa bisa disentuh.
Bila dulu tuan pernah berujar tak ingin membuat orang yang disayangi sedih lalu apa arti air mata yang tak henti-hentinya ada karena rindu. Bagaimana dengan senyum yang sudah lama menghilang, dan bagaimana dengan pikiran yang berfokus pada tuan meskipun sudah berusaha teralihkan apakah semua ini tak ada artinya. Lupakan, mungkin hanya rasa yang sepihak dariku saja...