Di
suatu malam aku melihat seraut wajah di sampingku tak seperti
biasanya, sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada laki-laki yang ada
di sampingku. Aku tak berani bertanya karena tak mau dibilang ikut
campur apalagi dibilang kepo. Dalam ruangan yang sepi, sama-sama diam
sibuk dengan computer masing-masing dan pikirannya sendiri-sendiri.
Sebenarnya enggak enak juga melihat mukanya yang terlihat kusut tidak
seperti biasanya yang selalu ceria, namun aku kan juga gak bisa
berbuat apa-apa.
Beberapa
kali handphone dibiarkan saja berbunyi tanpa ada niat menengok
sekedar tau siapa penelepon di malam begini. Hanya membiarkannya
bersuara hingga mati sendiri, namun sepertinya sang penelepon lebih
gigih hingga akhirnya laki-laki di sampingku ini pun menyerah dan
menjawab telepon yang masuk. Tidak lama handphone dimatikan dan
mengangkat gagang telepon yang ada di depan dan menghubungi seseorang
yang tadi meneleponnya.
Dari
nada suaranya sepertinya sebut saja mas (ys) sedang telepon istrinya
dan terlihat jelas kalau mereka sedang ada masalah. AKu yang ada di
sampingnya tetap asik dengan monitor di depanku, walaupun tanpa
dipungkiri suara mas (ys) yang keras sempat beberapa kali menyita
perhatianku hingga membuatku menoleh ke arahnya. Agak lama juga
mereka bertelepon namun sepertinya mas (ys) menyudahi pembicaraan
sebelum masalahnya selesai. Gagang telepon kembali di tempatnya dan
pembicaraan berakhir, aku melihat dari sudut mataku telepon itu
ditutup dengan kasar hingga menimbulkan bunyi. AKu yang mendengar
secara spontan menengok ke arahnya dan melihat wajah yang semakin
tampak lelah disana. Tak berani menyapa ataupun berlama-lama
memandanginya, aku kembali mengalihkan pandanganku ke monitor yang
lagi membuka artikel yang daritadi aku baca.
Namun
tiba-tiba mas (ys) berbicara “kamu percaya gak (L) kalau aku punya
istri lagi…” kata-kata yang sedikit aneh, aku tak begitu saja
percaya mengingat ia memang sering berbicara aneh-aneh yang memang
seperti itu orangnya, yaah sedikit banyak aku mengenalnya lah makanya
aku tak begitu membahas atau mengutarakan ketidak percayaanku
padanya. Lalu mas (ys) mulai bercerita bagaimana mulai mengenal
wanita ini yang menjadi rekan kerja antara atasan dan bawahan hingga
terjadi hubungan terlarang, bahkan mereka sempat pergi berlibur
berdua.
Pembicaraan
yang cukup berat di malam yang semakin larut. Mas (ys) juga mengakui
kalau tindakannya ini salah, namun melihat ceritanya aku bisa
merasakan kalau mas (ys) kali ini benar-benar jatuh cinta dari hati
dan semua kenangan dengan wanita ini sangaat melekat di dalam
hatinya. Mas (ys) mengakui kesalahan dan berjanji ingin memperbaiki
kesalahan ini wanita ini pun mau sepertinya mengerti keadaannya yang
hanya sebagai wanita di tengah-tengah rumah tangga orang lain
sehingga bersedia mengalah demi anak dan istrinya. Mereka sepakat
untuk menyudahi hubungan terlarang ini dan menggantinya dengan
hubungan persaudaraan kakak-adik. Wanita ini setuju tapi dengan satu
syarat dia ingin mendapat kenang-kenangan dari mas (ys), dari sanalah
lahir seorang bayi perempuan yang di kini ikut dengan ibunya.
Wanita
ini tak menyesal dengan kehadiran buah cinta mereka meskipun tak
mendapat pengakuan dari masyarakat maupun negara. Dalam agama yang
dianut mas (ys) tak ada istilah istri sirih ataupun perceraian untuk
itulah alas an mengapa hubungan ini harus diakhiri.
Aku
merasakan dalam getaran suara dan perasaan merindukan sosok wanita
itu, yang menurut cerita dari wanita inilah mas (ys) bisa merasakan
bagaimana di hargai sebagai seorang suami, dimanja dan dimengerti,
yang tak didapat dari istrinya. Mas (ys) juga mengaku jika ia tak
mencintai sepenuh hati istrinya.
“Kalau
enggak cinta mengapa menikahinya…, bahkan sampai punya anak 3 ?”
Pertanyaan
ini yang terlontar untuk memprotes ssikap yang seakan berbanding
terbalik dengan kenyataan. Aku juga tanpa sungkan menanyakan langsung
pada mas (ys).
“Karena
terpaksa…” Itulah
jawaban yang keluar dari mulutnya.
Menurut
mas (ys), ia tidak tega meninggalkan istrinya setelah pacaran
bertahun-tahun dan mungkin saja mereka sudah berbuat lebih dengan
wanita yang sekarang menjadi istrinya.
Memang
dulu mas (ys) pernah cerita awal mula ia dan istrinya jadian dari
sebuah perjodohan dari nenek mereka yang kebetulan mereka ini masih
ada hubungan sodara meskipun hanya sodara jauh. Ibu mas (ys) pun
sebenarnya tidak setuju dengan perjodohan ini namun karena ini hidup
anaknya dan yang menjalani juuga anaknya sehingga sang ibu hanya
menyerahkan segala keputusan kepada mereka sepenuhnya.
Sejak
memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka dan mengubahnya menjadi
persaudaraan mas (ys) dan wanita ini sudah tak pernah bertemu lagi
terlebih sudah berjanji kepada istrinya untuk tidak menemui wanita
ini.
“Apakah
istri mas (ys) tau bila mas (ys) punya hubungan dengan wanita
lain….?” Pertanyaanku
selanjutnya yang mulai merespon dengan kisah cinta terlarang ini.
“Iya
istriku tau, bahkan mereka sempat ketemu sampai-sampai di siding juga
di rumah tidak hanya istriku ibuku juga tau kalau aku punya wanita
lain sampai punya anak.
“Lha
ibu mas (ys) bilang apa….”
“Ibu
tidak bilang apa-apa dan anehnya ibu juga menyukai wanita ini. Ibu
hanya bilang untuk berhati-hati dalam melangkah, ingat sudah ada
anak. Itu saja pesan ibu”
Memilih
kembali kepada anak dan istri, membiarkan orang yang di cintainya
pergi. Ini sama halnya menyakiti diri sendiri, karena selama ini
hanya bisa diam dengan segala macam tuntutan, mengalah dari sang
istri demi anak-anak dan juga ditambah agama yang mengikat membuatnya
seakan pasrah dengan apa yang saat ini dialaminya.
Aku
paham benar dan tau bagaimana berada di situasi seperti yang mas (ys)
alami, mungkin bila dilihat dari kaca mata orang lain akan
menyalahkan pihak wanita yang menjadi penggoda perusak rumah tangga
orang, namun coba lihatlah dan posisikan diri Anda untuk berada di
posisi mereka, dari sisi mas (ys), sisi sang istri dan dari sisi
wanita ini. Walaupun sudah menjadi ketiga wanita ini tidak pernah
menuntut apa pun bahkan bisa dibilang ia rela menjatuhkan harga diri
dengan pengorbanan demi cinta seorang yang special dalam hidupnya.
Anda akan tau kepelitan masalah ini. Tak ada yang salah dan tak ada
yang benar semuanya punya andil sendiri-sendiri untuk menyulut api
hingga timbul asap-asap yang sebenarnya tak diharapkan.
Bahkan
walaupun mas (ys) dengan wanita ini sudah tidak bersama lagi namun
sang wanita masih sering sms ataupun telepon hanya sekedar menayakan
kabar dan sedikit mengingatkan untuk menjaga kesehatan dan menjaga
makan atau memberikan kabar tentang si kecil yang cantik yang sudah
mulai gede dan semakin pintar saja, walaupun sebenarnya ini ia
lakukan untuk sedikit mengobati rasa kangennya terhadap mas (ys).
***
Dulu
sebelum mas (ys) dengan istrinya menikah mas (ys) sempat bertanya
lebih tepatnya meminta pendapatku dan Wulan “bagaimana
pendapat kalian bila melihat orang yang tinggal serumah tapi belum
menikah ?!” Bukan pertanyaan sulit sebenarnya, hanya soal
pandangan dan norma yang ada di masyarakat. Kalau menurutku seh gak
ada masalah kan hidup mereka kenapa juga kita pusingkan hanya saja
memang tak sesuai dengan norma dan adat ketimuran yang masih kental,
mungkin pada awal-awal dan sesekali akan menjadi perguncingan di
masyarakat pai lama-lama akan terbiasa juga selama mereka bisa
menempatkan diri dan berbaur dengan tetangga.