Bagaimana bisa aku yang lagi merasakan bahagia namun hati tercabik-cabik...?! Apakah ini fatamorgana atau memang nyata aku rasakan, tapi apa penyebab dari rasa yang ada di dalam dada ini.
Sudah beberapa minggu aku merasakan merindu. Rindu oleh seorang yang di masa tuanya masih terlihat tampan dan gagah. Seseorang yang darahnya juga masih bisa aku rasakan, aku rindu almarhum mbah kakung. Walau tak banyak kenangan yang aku miliki bersama beliau namun karisma beliau melekat di dalam benakku. Mbah kong sosok yang pendiam, tegas, gigih, baik hati, kaku, sederhana, dan setia. Ya mbah kong sangatlah setia, sejak mbah uti meninggal mbah kakong membesarkan kelima buah hatinya yang masih kecil-kecil sendirian.
Kosong, yang ada di dalam diriku sepertinya juga merasakan hal yang sama. Perih dan tercabik-cabik rasa hati ini, tak terasa air mata pun mengalir dari peraduannya aku tak hanya menetes tapi menangis sejadi-jadinya. Berada di bawah syower air mata ini sepertinya jauh lebih deras mengalir dibanding rintik dari syower yang membasahi tubuhku.
Apa yang harus aku lakukan, tak kuasa rasanya menahan gejolak yang membikin sesak dada ini. Aku benar-benar merindukannya, bila di ijinkan aku ingin melihat simbah walau hanya di dalam mimpi, ingin melihat senyumnya sekali saja itu buatku menjadi hal berharga di hidupku. Aku ingin sekali melihat beliau, melihat senyumnya terlebih bermimpi untuk bisa mendapat pelukan dari beliau itu saja cukup bagiku.
Andai ada pintu kemana saja, aku ingin sekali saja meminjamnya agar aku bisa seketika berada di depan makam si mbah saat ini juga. Aku ingin nyekar di pusaran beliau. Mungkin dengan begitu kegundaham dan rasa yang ada di dada ini perlahan bisa hilang. Karena aku juga ga begitu yakin namun seperti itulah yang aku rasakan. (04/02/16)
★Ell