Di salah satu meja yang ada di ujung dekat jendela kaca di sebuah resyoran di tengah kota terlihat sepasang anak muda sedang menikmati segelas minuman dingin sebagai penawar dahaga dari panas yang tak kenal ampun di luat sana. Mereka berdua terlihat begitu mesra, sesekali saling pandang dengan mata yang berbinar penuh cinta, sepertinya obrolan ringan yang tak jarang di jumbuhi dengan tawa dan gerakan-gerakan manja dari keduanya. Begitulah cinta, ketika sudah membuai dan merasuk kedalam sanubari tak ada yang bisa mencegah, segalanya terlihat indah dan hingga terkadang mengacuhkan kehadiran orang-orang yanh ada di sekeliling mereka.
Andra: Say sabtu besok jalan-jalan yo, refresing cari udara segar otakku lagi butuh penyegaran ni.
Rara : ayo, tapi mau jalan kemana kita...
Andra : ya asal jalan dulu saja say nanti juga ketemu sendiri tujuannya. Kamu mau kemana...
Rara : ga punya tujuan. oke lah, kalau cuma buat jalan-jalan kemanapun jadi deh. Apa lagi sama yayang pacar.
Sambil tersipu malu Rara mengalihkan pandangannya dari wajah yang ada di hadapannya kepada jus strowberry yang gelasnya sudah mulai dipenuhi butiran-butiran air di seluruh permukaan bagian luarnya.
Mengaduk-aduk jus dengan sedotan sebelum meminumnya perlahan. Sedikit ada penyesalan setelah Rara mengucapkan kata-kata itu, ini pastinya akan menjadi senjata ampuh buat Andra untuk menggodanya. Rara sudah paham benar tabiat kekasihnya yang suka menghodanya.
Andra: kenapa kamu say mukanya jadi merah gitu...?
Melihat pacarnya malu tak urung membuat Andra semakin semangat meluncurkan keusilnya dan terang saja dengan sekejab wajah Rara berubah semakin merah hingga tak ada satu pun kalimat yang mampu diucapkannya.
Rara semakin tertunduk dengan ulah Andra yang terus terusan menggodanya. Meskipun sudah cukup lama pacaran namun Rata masih suka malu-malu bila di goda oleh Andra dan itu membuat Andra semakin gemas melihat perempuan yang ada di depannya itu.
Rara : udah donk mas jangan ngeledek terus, malu tau...
Andra : yeeee..., siapa yang ngeledek seh cinta.
Dan suara tawa Andra pun seketika menggema
Namun itu tak berapa lama berubah menjadi lengkingan kesakitan
Andra : aduh aduh aduuuuh..... Sakit sayang.
Karena kesal menjadi bahan ledekan oleh kekasihnya Rara yang tadinya asik dengan jus strowberry tiba-tiba saja mendaratkan cubitan ke lengan Andra yang menjulur di dekat gelasnya
Rara : makanya jangan usil, sukanya ngeledek seh sekatang rasakan pembalasannya
Andra : sakit sayang....,
kamu tu kalau lagi malu-malu gitu malah ngegemesin sayang.
Rara : mulai lagi ni...
Sambil bersungut-sungut
Rara bersiap memberikan cubitan lanjutan untuk kekasihnya ini, tentu saja cubitan tak serius katena mana bisa Rara menyakiti orang yang sangat spesial dalam kehidupannya sekarang.
Andra : iya ampun... Ampun enggak lagi. Punya pacar galak amat ya... Harusnya kan disayang-sayang dimanjain gitu ini malah di cubit.
Rara : mas yang mulai... Makanya jangan suka usil.
Melihat wajah pacarnya yang sedikit manyun sambil mengusap-usap lengan yang menjadi sasaran cubitannya membuat Rara ingin tertawa namun ia berusaha menahan tawanya untuk meyakinkan ektingnya yang lagi jutek.
Rara : gimana mas kerjaannya, lancar...
Andra : ya biasa lah say, kerjaan lancar jaya meskipun kadang ada masalah-masalah kecil tapi masih bisa diatasi.
Rara : lalu ini penyegaran buat apa kalau ga ada masalah.
Andra : kamu tu bener-bener ngegemesin ya, sudah tau itu cuma alasan biar bisa jalan sama kamu masih saja nanya.
Rara : ooooh begutu ya, ya lagian ngapain juga mas jawab kan hanya ngetes.
Weeeeek... Rara menjulurkan lidahnya tanda kemenangan sudah bisa membalas ulah usil pacarnya.
Andra : hahahahaha.... Sudah pinter ngeles rupanya sekang.
Andra pun tersenyum dan kembali menghirup jus melon yang sudah mau habis.
Mereka pun masih asik mengobrol sengan asiknya, sementara ruangan di cafe itu pun perlahan mulai ramai dengan pengunjung. Mungkin sebagian dari mereka mampir untuk menghilangkan haus setelah terpapar matahari di luar sana yang sangat terik atau juga mereka memang menyempatkan datang kesini, janjian ataupun untuk sekedar mencari makan dan menunggu kemacetan sedikit terurai.
Mengingat hari yang sudah beranjak malam Rara dan Andra pun beranjak meninggalkan cafe, untuk segera pulang ke rumah, dalam perjalanan keluar pun tak henti-hentinya mereka ngobrol sambil sesekali tertawa bersama. Entah apa yang mereka bicarakan yang pasti kebersamaan lah yang membuat semuanya terasa jauh lebih indah.