Cerita dari Senja untuk awan dan angin.
Aku senang suasana di sore hari. Ketika senja mulai merona, angin akan terasa menyejukkan menghalau keringat di badan.
Langit yang mulai terlihat biru samar dengan awan yang tak selalu berwarna putih di sore ini.
Senja. selalu memberikan kedamaian sesaat untukku. Dari balik jendela inilah aku coba nikmati sore.
Matahari mulai meredup, namun tak menyurutkan suara bising kenalpot dari alu-lalang kendaraan di jalan tol yang terlihat kecil di tempatku berdiri.
Suasana sore yang dihabisnyan sebagian orang untuk bergegas pulang melepas lelah berkumpul dengan keluarga dan orang terkasih.
Aku nikmati sendiri tanpa berbagi.
Entah kapan aku bisa nikmati senja bersamamu...
Walaupun hanya dengan duduk berdua menikmati secangkir teh dan kudapan sambil bercerita tentang realita dan mimpi.
Membayangkannya saja membuatku tersenyum bangga, terlebih bisa benar-benar menjadi nyata. Ya, mungkin suatu saat nanti...
Waktu untuk kita, hanya berdua saja di beranda istana mungil kita.
Bukan senja yang ingin kunikmati, namun suasana senja lah yang membuatku tak ingin melewatkannya.
Senja dan awan yang tak pernah bosan menghadirkanmu di dunia hayalku. Karena untuk saat ini belum bisa menghadirkanmu secara utuh di sisihku.
Mungkin nanti, hanya soal waktu. (17/10/18)
Aku senang suasana di sore hari. Ketika senja mulai merona, angin akan terasa menyejukkan menghalau keringat di badan.
Langit yang mulai terlihat biru samar dengan awan yang tak selalu berwarna putih di sore ini.
Senja. selalu memberikan kedamaian sesaat untukku. Dari balik jendela inilah aku coba nikmati sore.
Matahari mulai meredup, namun tak menyurutkan suara bising kenalpot dari alu-lalang kendaraan di jalan tol yang terlihat kecil di tempatku berdiri.
Suasana sore yang dihabisnyan sebagian orang untuk bergegas pulang melepas lelah berkumpul dengan keluarga dan orang terkasih.
Aku nikmati sendiri tanpa berbagi.
Entah kapan aku bisa nikmati senja bersamamu...
Walaupun hanya dengan duduk berdua menikmati secangkir teh dan kudapan sambil bercerita tentang realita dan mimpi.
Membayangkannya saja membuatku tersenyum bangga, terlebih bisa benar-benar menjadi nyata. Ya, mungkin suatu saat nanti...
Waktu untuk kita, hanya berdua saja di beranda istana mungil kita.
Bukan senja yang ingin kunikmati, namun suasana senja lah yang membuatku tak ingin melewatkannya.
Senja dan awan yang tak pernah bosan menghadirkanmu di dunia hayalku. Karena untuk saat ini belum bisa menghadirkanmu secara utuh di sisihku.
Mungkin nanti, hanya soal waktu. (17/10/18)