Siang hari tidak ada kegiatan, sementara pekerjaan rumah juga sudah selesai sedari tadi. Menikmati siang dengan suami sambil menonton acara televisi yang sebenarnya tidak begitu menarik.
"Yo, ini enaknya ngapain ya...?" Tanya suaminya kepada si istri yang berada di sampingnya dan menikmati popcron hasil eksperimennya beberala hari lalu.
"Tidur. Biasanya jika pulang cepat kamu kan tidur yo".
"Emoh. Mau yang ga biasa sayang". Sambil mencubit pipi istrinya yang ga berhenti mengunyah sedari tadi.
"Belum ada ide yo". Sambil menyuapi suaminya popcorn.
"Ooh ya, gimana kalau kita buat kue bareng aja yo".
"Ayo. Asik masak-masakan lagi, buat kue yang lain aja ya yo".
"Iya. Kamu mau kue apa yo...."
"Aku mau kue nastar"
"Lah kalau buat nastar ada beberapa bumbu yang ga ada yo. Habis, harus beli dulu".
"Ya udah beli aja sebentar, trus buat kue nastar bareng ya yo".
"Kalau buat kue nastar ada beberapa bahan yang harus di beli dulu yo"
"Ya udah gapapa, ayo belanja trus buat bareng ya kuenya"
"Bahannya adanya di supermarket, kalau di warung sini ga ada. Eeewh, apa sekalian belanja aja ya ada beberapa bahan kebutuhan rumah yang sudah mulai habis juga yo."
"Ayo, kemanapun kamu mau pergi aku anter yo"
Tanpa menunggu lama merekapun pergi berbelanja ke supermarket. Mengambil troli dan mencari barang yang kebutuhan rumah yang habis dan bahan-bahan untuk membuat kue. Yongsa mendorong troli sementara istrinya berjalan di depan sambil melihatnkanan kiri mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari. Satu persatu barang masuk ke troli. Namun tanpa disadari, suaminya menaruh beberapa barang yang diambilnya dari rak dan dimasukkan ke troli dan terkejutlah sang istri ketika mendapati troli sudah pejuh saja dengan belanjaan. Ia melihat-lihat barang di dalam troli dan ada beberapa barang yang tidak masuk di dalam daftar belanjaan, namum ia diam saja hingga suatu saat ketika suaminya ingin memasukkan sebungkus snack kedalam troli istrinya tiba-tiba melihat dan memandanginya.
"Yooo...". Sambil memandang ke arah suaminya.
"Hehehehe..., cuma snack satu sayang". Memperlihatkan snack yang baru di ambilnya kepada istrinya.
"Satu apa-an. Ini apa., ini...., ini..., banyak gitu kok satu...?!" Sambil memilah barang-barang yang dianggapnya dimasukkan suaminya.
"Nakal ya, kan janjinya ga ada jajan. Ayo kembaliin semua". Sambil mencubit hidung suaminya.
"Hehehehe...., trus aku bolehnya jajan apa kalau ini dikembalikan semua". Mengambil barang-barang yang diambilnya dan ditaruhnya lagi ke rak.
"Ya ga usah jajan sayang". Kembali melangkah sambil melihat ke arah suaminya yang manyun dengan ekor matanya. Gemes juga jika melihatnya seperti itu dan semakin ingin saja untuk mengerjainnya.
Sementara suaminya kembali mengikuti istrinya sambil mendorong troli dengan langkah lesu.
Melihat suaminya cemberut gitu tidak tega juga. Dan ia pun berbalik mendekati suaminya, sementara suaminya yang asik memandang rak-rak yang berisi beraneka macam barang yang tersusun rapi sehingga tak menyadari bila istrinya berhenti dengan tiba-tiba sehingga troli yang di dorongnya pun menabrak sang istri.
"Aduuuuuh...."
"Maaf, maaf yo.. Yang sakit mana yo" Mendengar teriakan istrinya seketika sang suami yang kaget langsung menghampiri istrinya dan merengkuh sambil meneliti tubuh itrinya mengira-ngira mana yang sakit.
"Maaf ya sayang, kamu berhenti tiba-tiba seh yo"
"Lha kok malah nyalahin. Kamu yang nabrak malah nyalahin aku. Aaaah selalu saja aku yang disalahin, aku selalu ga pernah benar dimatamu yo. Salahin aja terus... (mulai drama)"
"Iya sayang, maaf ya. Mana yo yang sakit".
"Wes to, ojo mulai drama ngono to"
"Hehehehe..., kamu mikir apa seh yo sampai nabrak-nabrak" Mereka kembali berjalan namun kali ini sang istri ikut mendorong troli bersama suaminya.
"Yo, mau ini....?!" Menunjukkan sebatang coklat kepada suaminya.
"Mauuuuu..., yang gede to yo"
"Halah, malah nawar. Ya udah ambil aja yang gede tapi satu lho ya".
"Iya sayangku" Sumringah wajah suaminya membuat sang istri tersenyum simpul.
"Yo, kalau ini boleh" Menunjukkan keju blok yang baru saja diambilnya.
"Boleh, ambil 3 yo sekalian buat taburan kue"
"Kalau ini boleh ga yo...?!" Memperlihatkan susu coklat saset kepada sang istri dan snack.
"Boleh. Tapi snacknya satu aja ya belinya"
Mendengar jawaban dari istrinya malah membuat sang suami ragu untuk mengambilnya. Boleh karena marah atau benar-benar boleh.
"Beneran boleh yo...???" Tanya ulang sang suami kepada istrinya.
"Beberan boleh sayang. Kamu ambil saja apa yang disuka tapi jangan snack ya. Nanti kita buat sendiri cemilan di rumah"
"Buat berdua ya yo....?!"
"Iya donk. Kan biasanya juga begitu"
"Hehehehe..., ga jadi deh. Aku ambil ini saja" Sambil mengembalikan snack yang baru saja diambilnya.
"Yo, belanjanya udah belum to dari tadi muter-muter terus. lorong ini udah kita lewati 3 kali yo"
"Sebentar yo. Ya gini kalau belanja enggak di tulis dulu daftarnya.
"Tadi ga di tulis dulu apa aja yang mau di beli..."
"Kalau di tulis dulu kelamaan sayang, kamu juga paling udah teriak-teriak minta cepet".
"Hehehehe...., lha keburu pengen buat kue bareng yo. Sudah bayangin bau wangi nastar di panggangan yo"
"Halah, mulai lebay. Yo, cari in kayu manis bubuk to dari tari celingukan enggak ketemu. Biasanya tu di situ tapi ini kok ga ada" Sambil menunjuk ke rak bumbu yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Kalau cuma kayu manis serahin sama jagoanmu ini yo, wes to bakal ketemu. Kamu disini aja tunggu sebentar..."
Yongsa pun segera berjalan ke rak di belakang dan menghilang di belokan. Daripada menunggu di jalan yang malah menghalangi mereka yang mau jalan aku dorong troli yang susah penuh ini menuju ke kasir.
Ada 2 antrian dengan troli yang lumayan penuh. Tak berapa lama yongsa sudah berada di belakangku dan memberikan kayu manis yang tadi dicarinya kepadaku.
"Ini yo kayu manisnya. Cepet to"
"Hu um. Cakep dah jagoanku"
Sampailah giliran di kasir. Setelah membayar merekapun pulang, namun karena sudah capek akhirnya rencana buat kue nastarpun di tunda. Namun untuk cemulan di sore ini mereka merebus ketela rambat yang sebagian sudah di oleh beberapa waktu lalu. Segelas besar teh hangat untuk berdua ditemani ketela panas sebagai teman menikmati acara televisi hingga malam tiba. (20/09/16)
☆ el