Aku ingin menggantungkan banyak mimpi di angkasa agar aku selalu ingat
bahwa ada banyak keinginan yang ingin ku raih dan mendapatkan semangat untuk
bisa bersinar seperti bintang ketika malam tiba. Impianku bersinar
seperti bintang....?!!!
Ya, aku meyakini keindahan bintang, aku menyukai kerlip kecil yang menggoda ketika semburat jingga mulai menghilang. Bisakah aku terang seperti bintang..., wau kecil tapi bercahaya terlihat anggun namun kuat walau suasana mendung juga gulita. Mimpi..., bintang..., dua hal yang berada di ketinggian namun yang satu hanya bisa aku pandangi sedangkan satunya tak berani aku melambungkannya tinggi ke angkasa.
Aku punya banyak mimpi, namun itu hanya sekedar mimpi. Seperti bunga tidur yang habis ketika aku bangun. Aku tak berani untuk meneriakkan apa inginku, tak berani untuk menggantungkan satu persatu mimpiku diantara bintang di angkasa. Mimpiku terlihat semu, walau sebenarnya ingin menggapai namuan sepertinya aku terlalu sibuk membantu menggantungkan mimpi-mimpi yang lain, aaaah.... aku tak sehebat itu sampai bisa menggantungkan mimpi orang lain.
"Hai janganlah kau membual dengan berkata seperti itu. Akui saja bila kamu ga memiliki mimpi dan takut bermimpi, jangan berlagak sibuk membantu menggantungkan mimpi orang lain. Kamu bukan membantunya hanya saja terlalu asik dan kagum dengan mimpi-mimpi orang lain sampai kamu merasa kecil dan ga berani bermimpi"
Maaf, maaf untuk mimpi yang ga bisa aku lukiskan terlebih menggantungnya ke angkasa agar bisa sejajar dengan bintang yang berkerlip. Bukan aku ga punya mimpi hanya saja aku terlalu takut, ya aku takut untuk memperjuangkan mimpi padahal mimpi ku tak sebesar, tak semewah seperti yang lainnya. Mimpiku hanya sederhana dan karena itulah aku tak berani bermimpi karena mimpiku adalah kamu, iya kamu yo dan keluargaku. Itu saja. Hai.. yo apakah mimpi kita sama...(04/01/16)
Ya, aku meyakini keindahan bintang, aku menyukai kerlip kecil yang menggoda ketika semburat jingga mulai menghilang. Bisakah aku terang seperti bintang..., wau kecil tapi bercahaya terlihat anggun namun kuat walau suasana mendung juga gulita. Mimpi..., bintang..., dua hal yang berada di ketinggian namun yang satu hanya bisa aku pandangi sedangkan satunya tak berani aku melambungkannya tinggi ke angkasa.
Aku punya banyak mimpi, namun itu hanya sekedar mimpi. Seperti bunga tidur yang habis ketika aku bangun. Aku tak berani untuk meneriakkan apa inginku, tak berani untuk menggantungkan satu persatu mimpiku diantara bintang di angkasa. Mimpiku terlihat semu, walau sebenarnya ingin menggapai namuan sepertinya aku terlalu sibuk membantu menggantungkan mimpi-mimpi yang lain, aaaah.... aku tak sehebat itu sampai bisa menggantungkan mimpi orang lain.
"Hai janganlah kau membual dengan berkata seperti itu. Akui saja bila kamu ga memiliki mimpi dan takut bermimpi, jangan berlagak sibuk membantu menggantungkan mimpi orang lain. Kamu bukan membantunya hanya saja terlalu asik dan kagum dengan mimpi-mimpi orang lain sampai kamu merasa kecil dan ga berani bermimpi"
Maaf, maaf untuk mimpi yang ga bisa aku lukiskan terlebih menggantungnya ke angkasa agar bisa sejajar dengan bintang yang berkerlip. Bukan aku ga punya mimpi hanya saja aku terlalu takut, ya aku takut untuk memperjuangkan mimpi padahal mimpi ku tak sebesar, tak semewah seperti yang lainnya. Mimpiku hanya sederhana dan karena itulah aku tak berani bermimpi karena mimpiku adalah kamu, iya kamu yo dan keluargaku. Itu saja. Hai.. yo apakah mimpi kita sama...(04/01/16)