12/20/2015

Rasaku Rasamu

Aku tau bagaimana sakit dan juga pernah merasakan bagaimana rasanya sakit, untuk itu sedikitpun ga ada niat buatku untuk membalas dendam demi rasa sakit yang pernah aku rasakan dahulu atau hanya sekedar mempermainkan sekeping hati yang sudah menempatkanku di relung hatinya (kamu). Aku menerima sekeping hati yang kau tawarkan untukku dengan utuh dan aku pun juga akan memberikan hatiku utuh tanpa ada sisa-sisa masalalu yang tertinggal.

Aku ga tau kadar sayang yang aku terima juga sayang yang aku berikan seberapa besar namun yang pasti seluruh rasa yang aku punya aku berikan untukmu. Kau yang utama buatku. Yakinlah bahwa semua ini nyata, tak ada kepura-puraan ataupun sandiwara cinta yang penuh rekayasa, semuanya murni dari hatiku untukmu.

Kemurnian hati atas dasar cinta dan rasa sayang semua tulus untuk belahan jiwaku, iya kamu yang sekarang bertahta di hatiku. Bukan rayuan gombal atau sekedar ucapan yang manis di bibir, coba rasakam dengan hatimu dari semua yang sudah kita lewati bersama. Ya mungkin ada sedikit bumbu-bumbu manis yang dibuat namun masih bisa untuk merasakan kemurnian dari keyakinan, kepercayaan dan cinta dariku untukmu.

Berkaca dari cerita dan juga pengalaman orang-orang yang ada di sekitarku, membuatku bertekat ga ingin seperti mereka. Aku ingin membuat ceritaku sendiri menulis alur seperti yang aku inginkan tidak ingin mengikuti atau mengutip cerita mereka. Sekilas niatpun ga ada di benakku untuk mempermainkan hati, karena aku tau bagaimana sakitnya dan aku juga tau jika kamu juga pernah mengalami hal serupa sepertiku maka sebisa mungkin akan aku jaga kepercayaan beserta hati yang kau titipkan padaku.

Hati yang tak pernah mati untuk sebuah cinta tulus. Terus bertumbuh, memberikan lebih dari yang diterima adalah satu modal untuk mendapatkan lebih indah dari sekedar pengharapan. Tak ada yang sempurna namun bagiku kamu sudah menyempurnakan apa yang kurang di dalam diriku. (20/12)