[14:38] Yongsa: Apa kamu merasa ada suatu kebosanan dengan rutinitas keseharianmu atau disekitar lingkup hidupmu lalu membayangkan 1 wajah dan kamu berharap untuk mengajak pergi bersama dengan orang itu dan masuk dikehidupan orang itu?
Setelah membaca pesan yang masuk dari yongsa aku merasasedikit bingung memposisikan, ini yang dimaksud kebosanan secara umum atau bosan karena hal atau mendambakan sesuatu seperti sebuah pengalaman baru dengan seseorang....?!
Sebelum menjawab di dalam otak langsung saja merespon pertanyaan itu, iya ingin berpetualang dengan kamu, ya benar... kamu.
[14:40] A: Maksudnya gimana
[14:41] Y: Coba baca berulang hingga faham akan maksud dari tulisan diatas
[14:42] A: Ya
[14:50] Y: Gimana yo?
[14:53] A: Lah kan udah di jawab 'iya'
[14:54] Y: Sejak kapan terbesit fikiran seperti itu?
[14:55] A: Udah lama
[14:56] Y: Ow
[14:56] A: Knapa ik. arti jawaban 'ow' apa yo
[14:58] Y: Ndak kenapa-kenapa. Hehe
Entah sudah berapa kali yongsa menggantung pertanyaan dari rasa penasaran yang mulai muncul dari dalam diriku. Rasanya ga enak banget mendengar pertanyaan gpp dan akan memunculkan rasa gondok tergantung tingkat penasaran dari pembahasan.
[14:58] A: Mesti gtu deh. Pertanyaanmu bikin penasaran
[15:00] Y: Ndak tau kenapa, tadi aku merasa dan ada selentingan seperti itu, trus langsung aku kirim aja ke kamu.
[15:01] A: Trus yang kamu pikirkan or kesimpulan dari jawabanku
[15:04] Y: Ndak mau ambil kesimpulan, takut nya salah.
Udah terlalu banyak kesimpulan yang aku ambil itu ternyata melesat dan salah besar.
[15:11] : Boleh tau ga
[15:17] Y: Tentang apa?
[15:20] A: Kesimpulan yang kamu bilang meleset dan salah
[15:23] Y: Yang aku bilang ~> Udah terlalu banyak kesimpulan yang aku ambil itu ternyata meleset dan salah besar = Itu tentang sesuatu yang sudah terlewatkan, dalam artian bukan tentang kesimpulan dari pembahasan yang barusan
[15:40] A: Contohnya seperti apa yo
[15:46] Y: Banyak. Salah 1 nya tentang kesalah pahaman yang dulu itu.
Dan aku tidak mau menyebutkan semuanya.
[15:51] A: Trus cerita semalam juga ikut andil ga.
Semalam waktu di telefon aku sempat bercerita tentang mantan (masa lalu) ini karena aku ngerasa Yongsa masih beranggapan bahwa sekarang pun aku masih hidup dengan sisa kenangan masa lalu, mungkin juga berpikir kalau aku masih suka memikirkannya dan berharap dia datang untuk kembali. Padahal pemahaman seperti itu salah, memang aku masih ingat namun ga ada waktu untuk memutar cerita yanh telah usai sementara di depan masih banyak hal yang harus aku lakukan. Aku menganggap mereka seperti yang lain, kembali menjadi teman yang hanya sebatas kenal.
[15:52] Y: Gk
[15:54] A: Trus seperti apa donk
[15:56] Y: Apanya?
[15:59] A: Ya contohnya yo. Salah satunya
[16:01] Y: Ko' aku jadi ndak ngerti alurnya seperti apa dan gimana? Serius aku ndak paham.
[16:09] A: Yeeeeee... piye to. Emang yang kamu pikirkan apa yo
[16:11] Y: Seharusnya yang penasaran itu aku
[16:12] A: Apa yang bikin kamu penasaran, coba deh tanyain aja
piye to, aku tanya malah bingung, gantian disuruh tanya ga mau juga. apa seh yang bikin kamu ragu
[16:21] Y: Hehe... Ndak yo
[16:23] A: Aaah yang bener.
[16:23] A: Kayanya hari ini ada yang kurang apa ya
[17:06] Y: Ndak tau. Emang apa yang kurang?
[17:08] A: Ga tau
[17:09] Y: Lah pan kamu yang ngerasa
[17:09] A: Kan ga bisa jabarin
[17:11] Y: Kalau ndak bisa jabarin, ya dirasain, dicerna
[17:12] A: Trus
Sepertinya dari siang otakku hanya muter-muter di tempat
[17:14] Y: Ya dicari tentang sesuatu yang kamu rasa kurang itu.
Kenapa gitu? Ada masalah/pemikiran yang menyita aktipitas otak?
[17:22] A: Entah lah. Cuma mikir tadi pagi bangun tidur keinget kaya mimpi tepian pantai, trus mikir apa benar akn ada tugas baru yang seperti apa lagi.
tapi pikiran blank ga bisa diajak menganalisa apa lagi mikir
[17:23] A: Kmu kangen ga yo
[17:26] Y: Istirahatkan semua pikiran. Jika nanti ada tugas, pasti ada tanda dan isyarat
[17:29] Y: Kangen yang kamu tanyakan gimana?
Maksudnya gini
Kangen kepada seseorang?
Kangen sebuah kisah?
Kangen suatu tempat?
Atau kangen tentang hal lain?
[17:32] A: Ga tau yg seperti apa
Padahal aku bertanya begitu hanya untuk memancing agar Yongsa berkata "iya, aku kangen kamu" , tapi kenyataan ga seperti harapan Yongsa malah mempertanyakan kangen yang seperti apa yang aku maksud. Ya aku memaag salah memilih kata sehingga Yongsa bisa mengartikan lain bukan seperti yang aku maksud, aku kira kata-kataku bisa mudah dimengerti tapi kenyataannya tidak. Rasanya mulai jengkel dan ada juga rasa kecewa, aku kira yongsa juga kangen tapi ternyata enggak hanya aku saja yang merasakannya.
[17:33] Yongsa: Kamu bertanya tapi kenapa tidak diperjelas dngn keterangan?
[28/10 17:35] Elly: Ya intinya ada kangen ga entah itu dlm hal apa
[28/10 17:40] Yongsa: Aku jawab.
Ya, aku kangen.
Kangen kpd seseorang.
Kangen sebuah kisah.
Kangen suatu tempat.
Kangen berdialog.
Kangen sesuatu yang belum terjadi.
Dan kangen dngn kangen.
Apakah penjabaran kangen di atas itu untukku atau untuk yang lain. Sempat merasa ge er dengan segala kangen yang di ucapkan Yongsa tapi seketika juga sedih ini benar untuk aku atau benar dia lagi mengingat masa lalunya. Dan yang menang obsi dimana kangen itu bukan untukku, entah mengapa aku berpikir begitu ya.... mungkin karena aku takut ketika aku meyakini bahwa kangen itu seutuhnya untukku tp kenyataannya lain, itu sama saja benerbangkanku lalu seketika melemparkanku dr awan, tak terbayang sakitnya seperti apa.
[17:44] A: Aku mau nyender. Aku pengen sebuah pelukan
Ga tau apa yang aku pikirkan dan aku rasakan, hanya saja saat ini aku merasakan lelah, jenuh dan suntuk dengan rutinitas juga dengan segala permasalahan yang ada.
[17:48] Y: Sini peluk dulu sampai teduh, baru nyender. Bighug
[17:51] A: Makasih yo... bighug
[17:52] Y: Erat. Jangan dilepas dulu yo
[17:56] A: Iya
Gimana ceritanya setelah mengucapkan iya aku merasakan sebuah kehangatan, ketenangan dan rasanya benar mendapat pelukan hangat. Dag dig dug jantung mulai berdeyak mempercepat tempo ketukannya dan itu benar-benar berasa sampai ke sekujur tubuh. Beberapa saat berada di dalam pelukan Yongsa perlahan hati yang bergemuruh, otak yang berkeliaran tak tentu arah pun mulai tenang dan nyaman. Nyaman yang sesungguhnya bukan hanya ucapan atau pemanis tapi aku benar merasakan nyaman dari hangatnya sebuah pelukan yang penuh kasih sayang.
[17:58] Y: Gimana sekarang?
[17:59] A: Udah lumayan enk an
[18:00] Y: :*
[18:02] A: Yo, aku pulang dulu ya tar lanjut kalau udah nyampe rumah. Kamu udah sholat belum ni
[18:04] Y: Iya. Hati-hati dalam perjalanan sayang.
Sembari nunggu kamu, aku sholat dulu ya.
[19:18] Y: Yo
[19:29] A: Dalem
[19:30] Y: Udah sampai rumah?
[19:37] A: Iya
Tadi pas mau pulang di ajak ngobrol mba tami bentar, nyampe rumah langsung mandi dan maem... laporan selesai
[19:44] Y: Syukurlah kalau udah sampe rumah. Ow gt.
Ya wis waktunya rehat. Met rehat yo.
[19:47] A: Belum ngantuk. Kamu gi apa yo
Dan tidak ada lagi obrolan, pesanku hanya di baca tanpa di balas. Mungkin Yongsa lagi sibuk dan lagi pengen sendiri. Terkadang kita membutuhkan sedikit waktu untuk diri kita sendiri agar lebih mengenal dan menenangkan segala keruwetan yang ada di pikiran. Jadi ga perlu di persoalkan, walaupun sebenarnya masih ingin ngobrol banyak dengannya tapi sepertinya bukan sekarang. Simpan dulu untuk nanti. (28/10)
★Ell