7/18/2015

Batas Panas dan Dingin #2

!-)
A : "Itu emot apa seh" sebenarnya ga begitu paham dengan emot dan memang jarang menggunakan emot kecuali emot senyum, peluk dan beberapa yang lain yang sifatnya umum
Y : "Masa ndak kebaca?"
A : "Enggak. Tempatku cuma tanda pentung, stip ama kurung tutup doank" pengakuan yang jujur dan langsung nyeplos. Spontanitas yang tinggi.
Y : "Gimana ya ngejelasinnya.. Eeeeemmz... Jadi itu ekspresi orang yang berkata --> aha. Gitu~
-____-

A : " Ooow. Alay aah"
Y : "Bukan alay"
A : "Trus..."
Y : "Aelaaah, malah dikatain alay. Yo biasa to"
A : "Lha emang to skarang terkontaminasi alay kan"
selain ga mau dikatain galau satu lagi yang paling ga suka ia dengar jika aku bilang alay. Karena kita berdua menganggap ada di kelompok minoritas bukan kelompok mayoritas yang cenderung suka ikut-ikut apa yang menjadi tran.
Y : "Pan kamu yang ngajarin. Hahahaa"
A : "Enak aja"
Selalu deh kalau yang beginian ngatain aku yang ngajari padahal dia yang terkontaminasi ama temen-temen ceweknya.
A : "Kapan coba ngajarin alay"
Y : "Aku kan murid, kamu guru. Jadi hasil dari murid adalah didikan guru."
A : "Sejak kapan. Katanya jalan dampingan malah sekarang depan blakang piye to"
Meskipun ga satu tujuan namun kita sepakat untuk berjalan bersama, mengaitkan jemari agar selama perjalanan ga ada yang merasa sendiri dan bisa lebih kuat dengan genggaman itu. Ada satu janji yang di ucapkannya untukku yang selalu ia ingat dan itu menurutku janji paling romantis yang pernah aku dengar. Setiap mengingatnya seperti memberiku kepercayaan diri juga energi baru.
Y : "Ampuuuuun...."

Y : "Piye lebaran tahun ini?"
A : "Tanya dari segi apa ni. Kalau segi ramai alhamdulillah banyakan sekarang yang dateng ke rumah"
Y : "oh gitu kalau dari sisi keluarga + lingkungan. Trus kalau dari dalam diri gimana?".
A : "1 bulan puasa sedikit ga konsen, pikiran masih mengembara tapi pas takbir sempat trenyuh merasa kalah saat denger petasan dan pesta kembang api. inget anak-anak panti. Pas takbir brasa ga rela ramadan pergi lagi padahal aku belum sepenuhnya siap ditinggal, ada doa juga semoga masih bisa jumpa ramadan tahun depan".
Y : "Dari ke 2 chat kamu itu larinya ke pikiran ya (otak). Aamiin"
A : "Iya"
Y : "Trus masalah hati gimana?"
Ingat aja ni anak, yang biasanya jika chat berpangkal pada kepekaan dan perasaan sekarang beralih.
A : "Sekarang masih bermain dengan pikiran. Aku masih kehilangan suara hati. Masalah kegelisahan yang katamu galau itu sudah terjawab, dan hasih akhir itu bukan 100% dari dalam diriku tapi orang-orang yang aku kenal or yang ada di sekitarku ikut andil"
Y : "Asiik ya berselancar dngn pikiran, hahahaa..."
A : "Kadang asik tapi kadang enggak juga. Ketika banyak sinyal buruk (pikiran orang lain) datang bersamaan sedangkan badanku ga fit ngalamat bisa kaya orang galau tingkat propinsi. Ga tau yang di pikir, ga tau yang harus diperbuat yang ada cuma cenat cenut dah kepala"
Y : "Ojelas, bagaimanapun juga orang lain tetap ikut andil"

Y : "Setauku suara hati tidak akan pernah hilang, yang ada suara gaduh yang ndak terlalu penting lebih lantang dan terdengar, dan itu kamu yang mengizinkan nya."
A : "Udah hampir 1-2 bulanan ini aku ga mendengar wejangan, debat dari dalam hatiku"
A : "Biasanya kan ada tu kaya nasehat ini itu saat aku membutuhkan tp ini ga ada. Otak kanan dan otak kiri juga sepertinya sudah berdamai.
Y : "Bukan ndak ada tapi mungkin sedikit kurang peka kalau ibarat kuping"
Mungkin ada benarnya yang dikatakannya, karena terlalu sibuk dengan berselancar dengan pikiran orang lain hingga mengurangi konsentrasiku dan mengabaikan suara hati.

A : "Ada kali 3 bulan aku ga pegang hp dalam artian ga interaksi dengan banyak orang hanya jawab bbm yang darurat saja dan selama itu aku seperti asik dengan duniaku, mencari juga menyelami perasaan"
Y : "Hati-hati mereka berdamai karena mungkin ada tujuan lain, setelah tujuan lain tercapai, mreka akan bentrok lagi. Hahahaa..."
Entah ini saran, nasehat atau malah menakut-nakutiku. Tertawa di akhir kalimat sarat dengan sesuatu yang sedikit mencurigakan.
A : "Banyak yang terjadi yoo selama kamu pergi. Aku tau semuanya juga baru beberapa bulan yang lalu"
Rasanya ingin menceritakan semuanya sekarang juga tapi apakah dia memiliki banyak waktu untuk mendengarkan. Dan akhirnya keinginan itu pun hanya menjadi asa yang menguap bersama angin malam. Biarlah malam menjadi pendengar, penerjemah dan perasa yang baik untuk semua yang tak bisa di jelaskan dengan kata.
Y : "Sepertinya kamu menyalahkan ku, aku selalu salah. Wanita memang seperti itu yaa. Hahahahaaa....."
Y : "Ampuuuuuun. Piss"
Membaca itu aku merasakan ada kekecewaan darinya. Tak ada maksud hanya ingin bilang bahwa selama ini aku ingin bisa berbagi denganmu, itu saja ga lebih.
A : "Bukan menyalahkan. Aku hanya ngasih tau. Saat ini aku baru mempersiapkan diri untuk bisa berinteraksi dengan makhluk yang ga terlihat"
Kamu tau yoo buatku ini sulit, menyiapkan diri untuk melihat hal-hal yang sebenarnya selama ini aku takutkan. Terlali banyak alasan untuk memoles mentalku dan sampai detik ini pun belum bisa aku terima. Aaah...., andai kau tau. Aku berharap kamu bisa merasakan kegelisahan ini yoo.
Y : "Apa yang kmu lakukan selama menyendiri itu? Wow. Udah mulai kearah situ niih"
A : "Aku mencoba lebih mengenal diriku, berselancar dengan perasaan, pikiran, yang terjadi dengan orang lain juga masalalu orang lain"
Pikiran mereka menggodaku, hingga tanpa sadar otakku mencati tau perihal apa yabg terjadi, apa yang mereka rasakan bahkan mencari tau lebih dalam tentang masa lalu atau sejarah mereka. Tau ga yoo itu ga mudah namun otakku ga pernah mau berhenti hingga menemukan potongan gambar yang menceritakan dia. Itu meebuatku lekah yoo, tapi aku belum punya kontrol yang baik untuk menghalau pikiranku diam di tempat.

A : "Kamu dari awal udah tau ya. Sepertinya kamu deh yang memancing sampe aku sadar dan bisa sampai tahap skarang"
Kata-katamu barusan sepertinya menyadarkanku yoo, ya benar kamu yang membuka, memancingnya keluar. Kamu dari awal sudah tau potensi dirimu dan melihat hal yang sama dalam diriku. Dan perasaan galau yang dulu sering aku rasakan antara satu dengan yang lain bukan sepenuhnya tentang hidup, percintaan dan semacamnya namun kita yang baru sadar, kebingungan dengan perubahan dan parahnya kita sama-sama bingung untuk langkah pertama kita. Keputusan untuk saling menggenggam sepertinya keputusan yang tepat nyatanya dari sana kita sama-sama berproses dengan kemampuan dan arah serta tujuan masing-masing.
Meskipun dalam diam, tanpa kominikasi kita masih tetap saling berpegangan. Kau masih tetap memegang janjimu yoo, aku bisa merasakannya bahkan hingga detik ini. Kau selalu mengingatku, melihat dari kejauhan seperti halnya aku yang selalu mengingatmu dan menunggu kehadiranmu yoo. Kau masih tetap yongsaku bukan yang menggenggam erat tanganku. Miss you so yoo... (hanya menulis ini pun setitik air mata menetes untukmu yoo)

Y : "Lebih kediri sendiri aja dulu"
A : "Caranya...?!"
Y : "Aku udah hampir 5 tahunan lah belajar mengenal mahluk lain (...) "
A : "Udah bisa"
Y : "Jangan tanya caranya, tapi dengan meditasi yang baik dan benar bisa membantu. Belum juga. Hahahaa...."

Y : "Disekelilingku banyak orang pintar yanh muslim dan percaya akan hal itu.. Sedikit-sedikit aku melirik"
A : "Aku kemaren kan bilang suka menyepi di sampokong
Sekarang udah agak jarang setelah pas disana kaya ada yg manggil tepat disampingku, trus kadang aku juga ampe kaget padahal disampingku ga ada siapa-siapa. Aku disana kan juga samabil corat coret brasa ada yang baca di belakang. Aku menangkap sosok pria dewasa yg tegap, ramah dan senyum pas aku liatin tapi samar"
A : "Kenapa sampai melirik"
Y : "Kenapa ndak ngasih salam? Melirik dalam arti belajar dan mempelajari. Gitu~
A : "Ya aku ketakutan sendiri, langsung pulang aja. Tapi sabtu minggu kemaren kesana ingin ketemu beliau tapi ga ketemu"


Y : "Itu apa gelantungan? Daun bukan? di hp ku gelap banget gambarnya"
A : "Gelantungan disebelah mana. Ya emang itu gambar sumur waktu malam, cahaya itu lampu"
A : "Trus sekarang belajar nyampe dimana..??"
Ga ada jawab lagi, mungkin ia sudah menyatu bersama gelapnya malam kali ya. Tidur lelap yoo, buatlah mimpi yang indah malam ini. (17/07)


BERSAMBUNG...


★Ell