Terkadang merasa heran dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi yang lebih memudahkan kita dalam banyak hal seperti lebih memudahkan berkomunikasi dengan teman jauh, kerabat dan orang yang belum kita kenal guna menjalin persahabatan, mencari informasi yang dibutuhkan. Kemajuan dunia komunikasi yang pesat harusnya kita bisa memilah-milah karena selain di untungkan terkadang ada saja yang memanfaatkannya untuk kejahatan. Mungkin awalnya hanya coba-coba.
Perkenalan di dunia maya yang tanpa bisa kita hindari menghadirkan banyak cerita. Seperti yang aku alami beberapa pekan yang lalu ketika ada seseorang yang mengajakku chat dan mengajak kenalan. Oke lah kenalan memang tujuanku membuka kembali sosmed yang sudah lama terbengkalai, selain mengalihkan pengat otakku juga untuk kembali membuka cakrawala pemikiranku, menyerap ilmu dari orang-orang yang aku temui. Karena aku tau setiap orang memiliki cerita dan pengalaman yang berbeda dan tentunya itu bisa dijadikan bahan pelajaran untukku selain belajar mengenal karakter yang begitu unik di setiap individu.
Dalam perkenalan aku tak pernah mau memberikan nomor teleponku kecuali ada alasan tertentu dan itu juga bukan nomor asliku. Setiap aku online sudah banyak inbox dan invite pertemanan. Aku coba bersikap baik pada semuanya, aku jawab satu persatu pesan kecuali yang sudah ga sopan menurut versiku. Tidak hanya sampai obrolan klise ala perkenalan yang berujung dengan meminta nomor telepon, pin atau apalah yang bisa menyambungkan komunikasi selain di jejaring sosial ini dengan alasan lemot. Memang benar di jejaring sosial ini sungguh lemot dibanding yang lain, mungkin banyak yang online hingga membuat loading lama.
Mungkin jika pin BB aku bisa kasih, ini aku mikirnya jika orangnya rese bisa langsung delcon atau blokir sekalian jadi tidak ada kendala. Sekalian melebarkan sayap mencari relasi, ternyata disini banyak lho orang-orang pandai dan orang penting. Dan untuk mengaktifkan atau menginvite pun tidak sembarangan karena aku yang akan memilih untuk menginvite daripada di invite, ini untuk menghindari orang lain menyimpan pinku di kemudian hari. Hehehhehee....
Sekarang dalam list kembali bermunculan penghuni baru, namun hanya segelintir orang yang benar-benar ingin berteman sedangkan yang lain sama saja memilih menjadi penunggu daftar list. Aku paling jarang pasang foto salfi kalau pasang seringnya menyamping bahkan terlihat dari belakang. Tak jarang dari mereka protes dan bertanya bahkan meminta untuk mengirimkan fotoku, "maaf tidak bisa". Itu sudah satu prinsip, kalau mau lihat fotoku ya sabar nanti juga bakal pasang jika masih ada niat.
Kadang berpikir kenapa sebagian meminta untuk di invite setelahnya hanya diam tak ada sapaan atau hanya say hello dan beberapa diantara yang lain malah menanyakan foto, dan minta nomor. Seperti yang aku alami dengan beberapa orang ini yang ketika say hello meminta untuk mengirimkan fotoku tapi karena ga mau langsung bye ga ada kata lagi yang terucap, ya terserah saja. Lalu ketika timbul narsisnya pasang deh pic dia kembali menyapa ada yang minta foto terbaru karena ga terkabul bye lagi dan ada juga yang malah ngajak ketemuan, gayanya sok banget. Mungkin dia orang penting yang berduit kali ya hingga gayanya selangit, aku ga mau tentunya dengan alasan yang mendasari. Lalu dia minta nomor teleponku, ga aku kasih.
"Tidak mau kasih apa tidak mau kenalan" kalimat yang diucapkan dengan nada seperti menyepelekan.
"Kalau berteman sama siapa saja tidak milih-milih"
"Sombong beber lo"
Kenapa dia mulai sewot, mau dikasih enggak kan terserah aku.
"Makasih buat perkataannya"
Setelahnya dia marah dan memberi umpatan yang sepertinya dia lupa berkaca bagaimana dirinya, ya mungkin memang aku yang terlalu udik ga gaul dan tak mengerti etika dalam pertemanan. Ya anggap saja begitu dans etelahnya dia pun men delcon kontakku. Semau dialah apa katanya, menghargai apapendapat orang lain dan mungkin darisana aku bisa mendapat masukan positif.
Biarin dari pada dia status kekasih gelap, sudah punya cewek tetep saja ngelaba aiiiih ga malu tu. Sok selebritis
Langsung dia delcon ngacir.
Sabar sabar sabar... Meskipun dalam otak sudah mulai berkecamuk "belum tentu kamu juga lebih baik dari aku...,"
Bukan sindirannya yang bikin aku marah tapi kata-kata sombongnyalah yang melukai. Ga kebalik tu dia berkata begitu... Berteman milih-milih... Belagu... Dan sok kaya padahal juga kerja masih ikut orang.
**#**
Orang mencoba kenalan dan ingin dekat mungkin saja karena penasaran dengan teman yang baru dikenalnya. Hingga ingin lebih dekat mengenal dan cara singkatnya ya minta ketemuan, minta foto, minta nope ini mungkin untuk memastikan siapa orang yang diajak ngobrol adalah orang yang sama..
Sebenarnya manusiawi, Semua punya dua sisi dalam memilih teman itu juga hal yang mendasar pada umumnya, yang membedakan adalah motivasinya. Misalnya begini, dari sekian banyak akun sosmed, pernah ga melakukan add/invite seseorang secara acak? Pastinya pernah. Dan tindak lanjut dari perkenalan acak secara sadar ataupun tidak itu berujung pada adanya seleksi, maksudnya disini siapa yang aktif dan hanya ingin sekedar tau saja. Mungkin dengan maraknya sosmed sebagai ajang jualan bisa jadi perkenalan acak inilah yang menjadi motivasinya, untuk menjaring pembeli agar dagangan lebih banyak peminatnya.
Lalu ada juga orang yang hanya suka add/invite lalu tak melakukan interaksi apa pun dengan orang tersebut, Bisa jadi karena orang tersebut hanya butuh "jumlah" teman di akun nya. Mungkin biar kelihatan gaul, banyak teman kali ya. Namun ada juga yang benar-benar mencari teman, sekedar untuk bertukar pengalaman. Lalu kamu masuk kategori yang mana.... (23/11)