Aku takut bermain ayunan. Didorong agar
terayun ke sana dan ke mari, terkadang hingga melambung tinggi melebihi
batas jangkauan tangan dan itu membuatku takut, seketika jantungku bisa
berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya, dan membuat tubuh seketika
menjadi lemas tak berdaya. Bila punya kesempatan mencoba ayunan aku
hanya akan duduk di atasnya lalu mengayun lirih dengan kakiku yang masih
menjejak di atas tanah. Aku phobia ketinggian namun tak jarang di hadapkan oleh kenyataan yang harus melewati tanjakan bila ingin meraih sesuatu.
Sepertinya
aku kini berada di atas ayunan. Angin mendorongku ke depan dan ke
belakang. Ketika terayun ke depan terasa aku berada di puncak tertinggi
pemikiranku, kemudian akan tertarik ke belakang hingga kadang ada berada
di lembah terdalam perasaanku. Tapi ini bukan sekedar bermain ayunan.
Ini nyata suatu realita yang ada dalam kehidupan.
Tak
apalah. Aku mencoba untuk menikmatinya dan belajar mensyukuri ketika
angin bertiup. Ini bukan angin kencang, hanya semilir. Dan buaian angin
mengajarkanku untuk tetap berpegang pada tuas, menikmatinya walau
sebenarnya sedikit takut dan gugup namun lihatlah sensasinya yang
mengajarkanku untuk lebih kuat menahan diri, lebih kokoh agar tak goyah
ketika terayun lalu buka mata, nikmati sensasinya dan aku akan
menyukainya.