6/22/2017

Sisi Hati yang Telah Kembali

Hai bagaimana kabarmu, setelah sekian lama tidak ada berita ataupun komunikasi. Apakah kamu baik-baik saja....????!
Mengapa wajahmu begitu murung, terlihat kosong dan ada kesedihan yang sedang kamu sembunyikan. Ada apa...., bila berkenan cobalah ceritakan segala kesedihanmu kepadaku mudah-mudahan dengan begitu aku bisa kembali ceria seperti biasanya.
Jangan samakan wajahmu dengan awan di luar sana yang sudah beberapa hari ini terlihat kesenduan dan bermuram durja, ceritakanlah... seperti kebiasaan yang senantiasa kamu lakukan.
Parasmu tak cocok bila tertekuk seperti itu. Itu bukan kamu, aku mengenalmu dengan sosok yang ceria, bawel walaupun terkadang agak berisik, ga bisa diam dan yang pasti aku menyukai kepribadianmu tapi bukan seperti yang sekarang, yang murung dan terlihat sangat sedih seperti ini.
Ayolah katakan, ceritakan ada apa ini.

"Tidak ada apa-apa, semuanya baik-baik saja. Bagaimana dengan kamu...., kemana saja tidak pernah kelihatan. Tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak, bagai ditelan bumi pergi tanpa pesan, apakah kamu sudah bosan atau ada sesuatu hal yang tak ngenakin yang sudah aku lakukan hingga kau pergi begitu saja...".

Aku baik. Jangan hawatirkan diriku, tapi kamu...., ada apa sebenarnya yang sudah terjadi, kamu begitu berbeda sampai aku tak dapat mengenalimu dengan jelas.

"Ya mungkin karena kita sudah lama tidak berjumpa makanya kamu melihatku seperti asing. Aku masih sama seperti dulu, seseorang yang kamu kenal dan yang biasa bercerita kepadamu. Sungguh, tidak ada yang berubah".

Maaf..., maaf bila aku tiba-tiba pergi. Maaf bila tak ada disaat kamu butuh, maaf untuk waktu yang sudah kuhabiskan seorangdiri dan mengabaikanmu yang membutuhkan aku.

"Jangan berkata seperti itu...., seharusnya aku yang meminta maaf karena sudah menyita banyak waktumu untuk mendengarkan cerita-ceritaku yang sebenarnya tak penting. Maaf, maafkan aku yang selalu menyusahkanmu, selalu membebanimu dengan permasalahanku, maafkan aku yang terlalu tergantung padamu.
Maaf....., seharusnya aku bisa mengatasi permasalahanku sendiri tanpa melibatkanmu, aku yang terlalu kerdil sampai-sampai selalu memintamu untuk menemaniku disaat kecilnya hatiku padahal itu hanya permasalahan sepele yang seharusnya bisa aku selesaikan sendiri. Sekali lagi maaf...."

Apakah kamu sudah tak lagi menganggapku...., apakah selama ini aku seperti terbebani dengan segala hal yang kamu ceritakan itu...., seperti itukah kamu menilaiku. Aku senang ada untuk kamu, karena memang itu kewajiban dari sebuah pilihan yang sudah aku putuskan. Aku ga merasa terbebani, malah bila kamu tak membagi apa yang kamu rasakan aku marah...., sungguh aku senang, iklas menemanimu yang akan selalu ada untukmu.
Maaf bila beberapa saat ini aku tak ada. Mungkin kamu berkali-kali memanggil tapi tak mendapatiku, itu bukan suatu kesengajaan ataupun niat untuk pergi darimu melainkan beberapa waktu lalu aku pergi karena ada sesuatu hal harus aku urusi, dan itu juga tentang kamu. Aku pergi terlalu mendesak, aku lihat kau sedang berbahagia pikirku itu baik jadi tak masalah bila aku tinggal sebentar lagian aku pergi hanya beberapa saat tapi ternyata urusanku tak bisa selesai seperti perkiraanku, butuh waktu yang lumayan lama untuk menyelesaikan semuanya tapi sekarang semuanya sudah selesai makanya aku ada disini untukmu.

"Apakah saat bahagia aku tak boleh datang kepadamu untuk bercerita...??? Aku ingin berbagi, kalau bukan kamu siapa lagi yang sudi mendengarkan segala ceritaku yang tak masuk akal".

Bukan begitu sayang, jangan berkata begitu itu membuatku sakit. Aku senang kamu selalu datang kepadaku, membagikan segala ceritamu itu sungguh aku senang mendengarnya, tak sabar selalu mendengar cerita, argumen bahkan kemarahanmu, aku senang. Aku malah selalu berharap kamu akan terus mendatangiku untuk bercerita.
Maaf ya, sekarang aku sudah disini jadi ceritalah..., aku ingin mendengar semua cerita yang telah aku lewatkan.
Pelukku untukmu....
Aku ada untukmu, aku hadir untuk menemanimu, aku disini untuk menjagamu, selamanya...

"Untuk sesuatu yang hadir dan tak hentinya berbincang dengan diriku, dari hatiku dan itu secara ga langsung sangat membantu bagaimanapun keadaan. Seperti mendapat ceramah dan terkadang mendapat omelan namun dengan kelembutan dan kesabaran 21/06/17)

::
antara dua sisi yang berbeda.