6/28/2014

Langit Pagi ini

Udara masih terasa dingin meskipun hari sudah beranjak pagi, mungkin karena hujan kemarin yang cukup deras dan cukup lama mengguyur kotaku ini. Masih ingin melanjutkan mimpi bersembunyi di bawah selimut tebal dari udara dingin yang menusuk hingga ke tulang-tulangku. Meskipun mata terpejam namun telinga masih sanggup mendengar sayup deru motor menandakan aktifitas yang mulai berputar.

Membuka mata dan melihat ke arah jendela, matahari masih separuh hati menunjukkan sinarnya dan langit juga tak begitu cerah, bila kemaren langit meskipun tak sebiru air laut tapi mampu mempertunjukan awan-awan yang membentuk bidak dan sebagian lagi berbentuk karakter imajinasi siapa pun yang melihat. Namun kali ini awan seakan masih menunjukkan sisa kesenduan dari hujan yang mengguyur dari kemaren sore, tak ada gerombolan awan putih ataupun garis samar yang tersapu angin hanya gugusan awan kelabu yang mencoba menutupi sinar mentari yang mulai meyerebak .

Terlihat dibalik awan kelabu sinar matahari mencoba menerobos mengusir kesenduan langit. Perlahan, bagai memberi pelukan mentari mengubah sendu, kini langit hanya berbalut awan putih sedikit keabu-abuan. Entah kesedihan yang kuat atau matahari yang tak kuasa memberikan sugesti semangat kepada langit yang pasti hari ini langitku terlihat sendu. (L)