6/09/2017

Belajar Tersenyum dari Hati

ketika yang kau rasakan tak lagi sama seperti sebelumnya.
ketika sesuatu yang sudah terjadi perlahan menjadi pembatas diantara keduanya.
ketika yang dipikirkan tak lagi sama seperti yang dipikirkannya.
ketika waktu perlahan mengubah, perlahan menjadikannya jauh dan tak terlihat.

apa lagi yang dapat dihadirkan didalam kebisuan yang mulai menjadi primadona.
apa lagi yang akan menjadi prioritas dari sebuah tujuan yang mungkin saja sudah berbelok arah.

tak ada yang sama seiring berjalannya waktu.
tak ada yang dapat memegang janji dari sang waktu untuk tetap teguh menjalani apa yang menjadi inginnya.
tak ada teriring doa yang terpanjatkan selain keindahan yang tak hanya dirasakan melainkan di dapatkannya.
tak ada keabadian yang konsisten selain perubahan itu sendiri.
tak ada yang mustahil, namun apa salahnya untuk berusaha untuk tetap setia dengan tujuan, dan arah hidup yang menunggu di depan mata.

keindahan bukanlah sebuah perjuangan, melainkan ia adalah perjuangan itu sendiri.
keindahan tidak perlu di adakan karena keindaham hadir diantara langkah yang terus terayun.
keindahan tidak perlu dirasakan melainkan hadirkan dalam setiap gerak setiap langkahnya.
keindahan tetaplah indah yang tak perlu dibuat-buat, direkayasa juga di cari.
karena keindahan adalah rasa syukur yang tulus, iklas dari hati yang terdalam.

jangan tersenyim karena 'ingin' tersenyum.
tersenyumlah karena sadar itu adalah hal termudah untuk bersyukur.
tersenyumlah untuk lebih memahami diri dengan apa yang sebenarnya terjadi.
tersenyumlah dan terus belajar tersenyum untuk pendewasaan dan berserah kepada Allah bahwasanya semua yang terjadi adalah keindahan yang sempurna dari skenario jalan hidup setiap manusia. (09/06/17)