6/18/2016

Tanya, Siapa Beliau...???


Sang fajar perlahan berganti terang, namun mata ini malah mulai di dera rasa kantuk. mumpung masih pagi, tidur dulu sebentar sebelum memulai aktifitas di hari ini. Dan sebenarnya aku juga belum tau mau melakukan apa di hari ini.

Tidur sesaat dan bermimpi. Seperti berada di sebuah perayaan yang di adakan di sebuah makam, mungkin bisa di bilang ziarah kali ya. Disana ada sekelompok orang yang berjalan sambil membawa nampan berisi aneka macam makanan dan kelompok ini di dominasi oleh orang tua baik itu perempuan ataupun pria. Sementara yang lain tidak diperbolehkan untuk masuk. Mereka berjalan dari satu pemakan ke pusaran makam yang lainnya. Makam itu terbuat dari batu yang sudah lama sekali dan seragam, hampir semua makam yang disana memiliki batu nisan dengan bentuk, corak dan warna yang sama. Bila di lihat area pemakaman ini bukan pemakaman umum, melainkan pemakaman keluarga dan usianya sudah tua, mungkin beliau meninggal pada masa kerajaan atau sebelum kemerdekaan yang pasti makam ini sudah lama dan bersejarah. Dan bila di pikir sepertinya yang di makamkan di sini bukanlah orang sembarangan melainkan orang yang berpengaruh atau dihormati atau di segani pada masanya karena begitu banyak yang datang berziarah ke makam.

Aku berada di belakangnya. Oh ya rombongan yang tadi mungkin saja beliau yang mengerti tentang makam ini, membuka jalan sebelum yang lain mengirimkan doa di antara makam-makam ini atau masih kerabat dekat dengan beliau yang dimakamkan untuk meminta ijin agar yang lain di perbolehkan masuk di area makam.

Nampan berisi makanan itu di bawa oleh seorang wanita setengah baya, mereka mendatangi dari batu nisan satu berpindah ke batu nisan satunya akan tetapi tidak acak melainkan sesuai urutan dari yang tertua atau yang berkuasa terlebih dahulu. Seperti makam raja-raja tapi juga seperti makam leluhur, entahlah kurang begitu nangkap makam siapa yang ada disana.

Aku terus saja mengawasi mereka dari kejauhan, setelah rombongan itu lumayan jauh sementara yang antri juga sudah tak terbendung banyaknya maka dari itulah kami di ijinkan untuk masuk ke area makam dan menyusuri makam-makan untuk memberikan doa agar beliau tenang di alamnya sana. Sebagian dari mereka berjalan berombongan sementara aku berjalan sendiri mengikuti setiap rombongan yang ada di dekatku. Tidak semua makam aku datangi, hanya makam-makam yang aku rasa beliau adalah orang penting saja, mengikuti hati nurani karena aku sama sekali tidak mengenal beliau yang dimakamkan disana bahkan aku juga masih bertanya-tanya ada apa di tempat ini dan mengapa bisa sampai kesini. Sudah berada di sini, ga ada salahnya untuk berziarah memberikan doa bagi beliau pikirku seperti itu makanya aku hanya ngikut kesana-sini saja nimbrung rombongan yang ada di dekatku.

Lama berputar mendatangi beberapa makam, hingga akhirnya aku tertarik dengan sebuah pusaran yang aku lihat, aku langkahkan kaki menuju makam tersebut. Disana sudah ada beberapa orang yang duduk berjongkok mengitari makam mengirimkan doa, di tengah perjalan menuju makam aku melihat dua orang pria yang satu masih muda yang satunya sudah berumur namun masih terlihat gagah. Mereka berdua melihat ke arahku, bahkan mengikuti langkahku terayun. Tak aku pedulikan pandangan matanya sepertinya aku mengenalnya tapi tak ada sepatah katapun yang keluar untuk menyapanya. Yang aku tau mereka berdua duduk di atas motor bebek yang terparkir tak jauh dari makam tersebut, tapi kenapa ada motor di tengah pemakaman....??! Eeh benar ga ya mereka duduk di motor atau duduk di bangku yang tersedia disana. ga tau lah, bisa juga mereka hanya berdiri di pinggir mengawasi para peziarah.

Aku berdiri di dekat makam karena masih ada banyak peziarah yang mengelilingi makam tersebut. Tiba-tiba tangan kananku bergetar dengan hebatnya sampai seluruh tubuhku ikut bergerak. Ada seorang pria di belakangku yang kebingungan dan mengira aku akan pingsan dia pun bergegas memposisikan untuk menangkap tubuhku jikalau jatuh pingsan. namun dua orang yang melihatku dari tadi berteriak memberi tahu kepada pria yang ada di dekatku dengan menggunakan bahasa jawa, "mas, jarno ae ora popo memang ngono mengko kan yo mandek dewe, tinggal gapopo". Dengan tidak yakinnya pria itu pun pergi meninggalkanku, sementara aku masih saja berdiri membisu dengan tangan yang masih bergerak dengan hebatnya. Sudah tidak peduli dengan sekitar tangan terus saja bergerak tak terkendali.

Ada apa ini, kenapa tiba-tiba ada getaran yang sedemikian besar kepada tubuhku hingga membuat tubuh ini lemas setelah gerakan itu berhenti. Setelah sebagian peziarah yang mengitari makam itu pergi aku mulai mendekat. Ada pertanyaan yang muncul di dalam otakku tentang makam siapakah ini, mengingat ketika aku melihat batu nisan itu tidak ada identitas yang menjelaskan tentang beliau. Aku ingin mengirimkan doa tapi di tujukan kepada siapa jika tidak tau nama beliau. Yang penting bacakan saja  dengan membacakan Al-Fatihah untuk beliau, ya seadanya saja yang penting mengirimkan doa agar beliau tenang dan selalu menjadi kekasih Allah di alamnya sana. Aku pun jonglok di samping makam, dan seketika itu aku melihat batu nisan yang tertulis sebuah nama di tengah makam, padahal tadi aku cari-cari di pusaran tersebut tidak ada tulisan nama di makam tersebut dan itu sudah aku cari perlahan dan berulang tapi memang tidak ada, lalu mengapa pada saat aku sudah berjongkok nama beliau terlihat dengan jelas. Tulisan itu kalau tidak salah M Hasim eh Husim kali ya, entah lah yang aku ingat haya huruf M besar sepasi huruf H besar selebihnya aku ga ingat siapa nama beliau. Aku hanya sekali melihat nama beliau lalu membenahi duduk di samping pusaran.

Sesaat aku terbangun namun hanya otak saja yang terbangun sedangkan mata masih saja terpejam, aku kembali tertidur sepertinya memang aku belum boleh terbangun agar mimpi ini juga bisa berlanjut sampai akhir. Setelah membacakan doa buat beliau, namun di otak masih di hinggapi rasa penasaran tentang sosok beliau. Aku merasakan adem dan tenang, walaupun disana banyak sekali peziarah namun aku tak merasa terganggu dengan keramaian ini, seperti di kelilingi pembatas agar suara-suara itu tidak menggangguku dan bisa bergerak bebas. 

Setelah itu aku pergi meninggalkan makam untuk menuju ke makam yang lainnya. "wah disini banyak sekali makam, ini makam siapa saja. Mengapa tak satupun yang bisa aku kenal". Aku berjalan menyusuri jalan setapak diantara makam, di setiap pusaran selalu aku jumpai sekelompok orang yang terduduk mengitari makam. Terus saja berjalan, "mengapa makam disini terlihat sama semua, sepertinya makam lama tapi aku merasa dekat dengan beliau. Siapa sebenarnya beliau...?!" Masih saja pikiran bertanya-tanya tapi harus bertanya kepada siapa secara tak ada satupun yang aku kenal.

Ku hentikan langkah, berdiri terdiam di tengah jalan melihat sekeliling seluruh pusaran yang batu nisannya sama. namun aku melihat sekelompok orang yang membawa nampan makanan itu masih berjalan ke ujung makam yang paling luar, sepertinya mereka sudah selesai tapi tiba-tiba nampan beserta makanan yang di bawa tadi di buang, dilempar begitu saja. Di tempat menumpahkan makanan itu lebih terang seperti cahaya lampu di malam hari, begitu terang bila di bandingkan di sekitar makam. mungkin saja karena di area makam begitu banyak pepohonan sehingga tak seterang di pojokan.

Ada dua orang berbincang, seoranh wanita pembawa nampan dan seorang pria mungkin salah satu dari orang yang ikut di rombongan mereka. Aku perhatikan, lalu mata ini tertuju pada sebuah makam yang tempatnya agak terpencil tapi makam ini terlihat berbeda, tidak karena letaknya yang menyendiri melainkan karena batu nisannya yang lebih besar dan tinggi dibanding yang lain, dan sepertinya beliau ini orang besar, raja. karena di makam beliau ukiran batunya itu berbeda terbentuk seperti mahkota dengan ujung-ujung runcing. Ya, aku rasa memang begitu tertangkap karisma beliau yang begitu besar, agung, gagah, disegani dan di hormati menunjukkan sikap pemimpin yang mengayomi dan dicintai rakyatnya. Seketika ada keinginan untuk mendatangi makam tersebut, namun sebelum kesana ada satu makam lagi yang mencuri perhatianku dan ingin mendatanginya. Aku langkahkan kaki ku ke makam yang baru saja aku lihat, batu nisannya sama, namun sedikit lebih kecil dari yang di pojok yang ingin aku datangi. Yang di makamkan di sini sepertinya seorang wanita, apakah ini makam dari permaisuri dari raja yang di ujung. karena karisma, kelembutannya begitu terpancar. Tidak hanya cantik tapi juga penuh kesabaran dan begitu lemah lembut. Siapakah beliau berdua ini, begitu bersahaja yang bikin adem.

Seperti sebelumnya aku hanya membacakan doa untuk beliau, namun sebelum itu terlaksana pandanganku tertuju pada 2 orang yang baru datang, suaranya begitu cetar membahana sehingga menyita pandangan sebagian orang yang ada di makam termasuk aku. Entah orang itu bicara dengan siapa keras begitu. Dan sebelum aku duduk dan melantunjan doa untuk beliau aku sudah terbangun. Aku belum baca nama beliau, juga belum sempat membacakan doa untuk beliau berdua.

Tiga makam yang menyita perhatianku, dan ketiganya sepertinya anggota kerajaan tapi aku tak tau beliau siapa dari kerajaan mana. Mimpi yang begitu nyata dan bisa aku ingat dengan jelas semua alurnya ketika bangun tidur. (18/06/16)


★Ell