1/18/2020

Luka yang terbingkai

Dia masa lalu, hanya masa lalu. Namun, mengapa terasa membekas padahal selama bersamanya yang kudapati lebih banyak air mata ketimbang kebahagiaan. Aku membencinya, bahkan sangat membencinya,tapi mengapa sama sekali tak bisa melupakannya. Bahkan pertemuan waktu itu dengan seketika kembali membuka kenangan lama termasuk semua luka yang sudah di ukirnya dalam hatiku.

Ini tidaklah benar....
Kini aku sudah memiliki seseorang yang sayang dan tulus menerimaku, bahkan lebih mengedepankanku ketimbang segala urusan termasuk dirinya. Tak boleh seperti ini, dia hanyalah cerita lama yang tak perlu di ingat. Lebih baik abaikan dan memikirkan yang nyata bersedia ada di sisi tanpa syarat tapi...., mengapa segala kebaikannya sama sekali tak dapat menggetarkan hatiku. Perasaanku pun sama sekali tak tersentuh dengam segala kebaikan dan semua yang sudah dilakukannya.

Mengapa kecewa lebih membekas dan mendominasi hingga tak bisa terlupakan. Ini bukan tentang sakit hati. Walaupun terlihat menyakitkan akan tetapi hati ini masih terbesit untuk mendapatkan perlakuan istimewa, bahkan semua luka seakan termaafkan dengan segala alasan yang kubuat sendiri.
Apakah aku sudah kehilangan akal...????

Sejatinya cinta itu seperti apa?! Jujur aku tak paham, terlebih dengan segala hal yang sudah kuhadapi. Cinta seperti apa ini, dan aku mulai goyah. Goyah dengan perasaanku sendiri, apakah sudah benar keputusanku ketika memulai dengan yang baru tanpa mempertimbangkan getaran yang sama sekali tak kurasakan . Kau hujaniku dengan cinta dan perhatian yang melimpah. Tapi, semuanya itu tak memiliki arti khusus padaku. Mungkin ini yang disebut cinta sepihak. Aku pikir mungkin dengan berjalannya waktu akan timbuh benih cinta dengan segala keunikannya. Tapi, nyatanya hingga detik ini pun aku masih memilih mengenang rasa sakit itu. Kecewa yang membuatku bertahan hingga bermimpi untuk kau datang lembali padaku. (17/01/20)