Untuk air mata yang masih saja menetes, bisakah sejenak engkau mengabaikan hati yang terusik?
Untuk hati yang terusik, bisakah sejenak merengkuh senyum dan menghiraukan hati yang tersayat?
Untuk senyum indah yang menghiasi hari, bisakah untuk tetap berada dalam keadaan seperti itu agar tetap menyatu bersama mimpi yang akan melambai memanggil mereka yang melihat.
Untuk hati yang selalu memukau, bisakah tak hanya sejenak memberikan ketenangan yang sebenarnya dan nyata?
Untuk ketenangan yang didamba, bisakah untuk merangkul harap agar terus tumbuh tak hanya sekedar mimpi.
Untuk segala yang indah, bisakah agar terus menebarkan keabadian dalam pelukan cinta dan sentuhan kasih yang tulus SELAMANYA... (19/05/17)
:: monokrom dalam keabadian