1/12/2016

4U : 1201


Dear Yongsa

Apakah aku benar-benar tak boleh mengharapkanmu untuk menjadi milikku. Andai kamu tau yo, aku sakit, sakit mendengar tuduhanmu bahwa aku masih memiliki impian bersama masa lalu. Aku sudah melepaskan dia pergi sejak lama, tak ada sedikitpun keinginan untuk dia balik lagi ataupun ke inginanku untuk bersamanya, sama sekali tak ada impianku dengannya seperti yang kau katakan itu (ga mau dibilang menuduh walaupun yang dibicarakan ga benar).

Aku memilihmu yo, sepenuh hatiku tak ada lagi secuil pengharapanku untuk bersamanya atau pun melihatnya sama sekali ga ada. Dari awal saat aku memutuskan untuk menerimamu, untuk mengikrarkan komitmen untuk menjadi kita perlahan keraguan tentang perbedaan yang aku takutkan menghilang. Ketakutan itu mampu kau kikis habis hingga aku benar-benar merasakan nyaman dan sangatlah tergantung denganmu sejarang. Cinta bukanlah main-main, kasih sayang yang tulus dariku mungkin belum bisa sepenuhnya aku perlihatkan karena aku bukanlah orang yang bisa dengan mudah mengumbar kata sayang dan hal romantis seperti yang kamu harapkan itu karena aku belum terbiasa.

Seingatku dari dulu sampai sekarang aku baru mengatakan kata-kata romantis secara langsung hanya padamu yo. Sebelum-sebelumnya aku ga pernah mengatakan hal romantis. Bahkan menaruh keinginan besar pun juga baru denganmu. Ini jujur dan benar aku mengatakannya, walaupun begitu aku tau kamu ga bakalan percaya apa yang aku katakan karena menurutmu semua kata-kataku kamu anggap sebagai penenang saja, iya kan....

Hmmmm... kalau kamu mengiranya seperti itu juga boleh, karena aku ga akan lagi memberi penjelasan yang ga kamu butuhkan dan semua omonganku seperti bualan dan pemanis bibir saja. Yang pasti apa yang aku utarakan dari hati dan aku benar-benar sayang kamu yo. (12/01/16)