11/20/2014

Terus "Menulis" untuk Diriku Sendiri

Bila tak ada segiatan dan lagi ga ada ide untuk corat-coret biasanya aku blog walking alias masuk, jalan-jalan dan membaca blognya orang, agak iri membacanya. Iyah.. Iri pada orang-orang yang punya bakat menulis, yang bisa menuangkan isi otak dan hatinya dengan barisan kalimat yang enak dibaca, mudah dipahami dan bisa membawa si pembacanya masuk di dalamnya, isi blog-nya keren… Bila sudah begini selalu berujung pada pembandingan blog mereka dengan blog-ku. Nah! blog-ku hanya coretan tak jelas, sampah dari otak dan hati. Bahkan mungkin saja sama sekali tidak cukup pantas disebut ini hasil tulisan, ya memang aku selama ini tidak pernah menyebutnya tulisan karena itu hanya coretan-coretan yang meluncur dari otak yang sempat aku tangkap dan tertuang di dalam deretan kata tak berpenghuni, ini hanya sebentuk curhatan dari deretan aksara yang tak bisa aku bagi dengan teman-teman secara langsung.

Aku termasuk tipe orang yang suka berimajinasi, iya.. Aku senang sekali membiarkan pikiranku bebas bercerita tentang sesuatu yang dilihatnya untuk diceritakan padaku hingga menjadi narasi yang cantik. Bahkan tak jarang pikiran ini juga yang menjadi penerjemah hati tentang perasaan yang sulit untuk di jelaskan. Namun aku juga ga bisa sembarangan "nyampah" seperti media sosial ataupun berkicau di semua tempat, aku lebih suka bercerita dimana tak banyak orang yang aku kenal, mengapa? Alasan pastinya ga tau kenapa, bisa saja malu atau tau diri bila tulisanku ga indah dan buat beberapa orang sulit memahaminya. Apa saja ingin aku ceritakan namun terkadang terhalang pikiran yang lagi ga peduli sehingga cerita bakalan terhenti di tengah jalan, bila sudah begini ya cuma tersimpan di draf saja menunggu entah kapan coretan ini selesai.

Selain menulis aku senang momotret, bukan menulis dalam arti yang sesungguhnya yah lebih tepatnya corat-coret. Aku suka memotret apa saja yang aku anggap unik dan patut di abadikan tidak peduli di mana tempat. Antara menulis dan memotret suatu saat dua hal ini akan menceritakan tentang perubahan baik yang sengaja ataupun tak kita sadari. Kelak segala sesuatu sudah berubah, setiap kenangan yang ada disitu tersimpan dengan baik.

Aku rasa kamu pun pernah merasakan sensasi melihat foto masa lalu yang membuatmu berkomentar “oh, ternyata aku dulu seperti ini…” atau bisa juga malah tertawa melihat perubahan-perubahan yang terjadi.

Aku pernah ketika bersih-bersih, merapikan barang-barangku antara yang masih kepakai dengan yang harus di buang tidak sengaja menemukan hasil tulisanku waktu masih SMP dan sukses membuatku berpikir "hanya masalah seperti ini..." Perubahan membuat pemikiran juga enggak sesimple dulu, membuat permasalahan bertambah kompleks dan perubahan lah yang membawa kita menuju kedalam pendewasaan. Entah dulu itu seperti apa detail peristiwanya, apa saja yang sudah aku perbuat dan lewati, yang jelas suka duka serta proses hidup itu membuat kita belajar bersyukur.. Bersyukur karena jika dulu sesakit apapun kita dengan masalah yang ada, Jika dulu pernah seheboh sealay senorak apapun.. Yang jelas sekarang telah melewati fase pendewasaan. Semua hal yang ada dulu membentuk menjadi apa adanya kita sekarang.. Apa yang ada saat ini pun kelak akan dikenang.

Aku pernah iseng membaca lagi tulisan di diaryku dulu.. Disana banyak sekali tulisan tentang pemberontakan yang tak bisa dilakukan, ketidak adilan, sampai ke tulisan saat aku sedang patah hati, dari hasil tulisan itu berasa sekali bahwa waktu itu aku benar-benar hancur. Tapi sekarang ketika membacanya bukan sedih melainkan senyum dan tawa ga ada lagi emosi seperti dulu mungkin juga dulu aku menulisnya sambil nangis-nangis. Ternyata tawaku sekarang karena mampu melewati semua proses itu, tertawa karena aku ternyata telah belajar banyak dari hal itu.

Oh ya ada teman yang bilang "teruslah menulis, bagaimanapun tulisanmu mungkin sekarang kamu menganggap tulisanmu biasa ga ada artinya namun suatu saat kamu akan bersyukur sudah menulis karena ketika saat itu tiba kamu baru tau pentingnya tulisanmu". Aku ingin banyak menulis, ingin banyak bercerita hingga suatu saat nanti coretanku bisa membawa teman-teman yang membaca terhanyut merasakan ruh dari setiap cerita yang aku tulis. Kelak saat aku membaca lagi semua tulisan-tulisan ini, maka aku sedang bercerita kepada diriku sendiri bahwa hidupku punya banyak warna. Warna yang lebih banyak dari pada pelangi.