11/20/2014

Cinta Salah Waktu ~ Penyangkalan

PING
"Ya mas, gimana..."
Sapaku untuk menjawab panggilam. Setelah kalimat dalam pembicaraan aku merasakan sesuatu, karena aku sudah kenal makanya tanpa ragu aku utarakan ada apa gerangan kelihatan gundah. Dan benar saja tanpa menunggu lama sebuah pengakuan terucap.

"Dia mengajak ketemuan..."
"Dia siapa yang mas (ys) maksud..."
"Wanita itu, kemaren dia sms bilang ingin ketemu"
"Lalu mas (ys) gimana, kalau mas (ys) mau ketemu ya ditemui kalau enggak mau bilang saja masih sibuk. Lalu masalahnya dimana atau mas (ys) masih suka ya, takut hatinya goyah lagi"

Sebuah penyangkalan jawaban dari pertanyaan yang aku ajukan, tapi aku tau mas (ys) bimbang ingin ketemu namun takut perasaan yang sudah dimatikan tumbuh lagi, ingin menolak namun ada rasa ingin melihatnya. Merindukan masa-masa indah itu.

"Heran, apa yang dilihat dari aku sampai dia suka..."
"Mas (ys) orangnya sabar dan ngemong itulah yang membuat wanita itu suka. Ngemong dalam arti kata jika diajak ngobrol enak dan bisa mengarahkan yang bisa diterima oleh nalar, itulah yang membuat wanita itu suka"
Dan penilaianku itu sepenuhnya dibenarkan, katanya ia pernah menanyakan langsung pada wanita itu dan garis besarnya jawabnya sama denganku.

Sebenarnya tanpa disadari mas (ys) hanya setengah hati membiarkan kenangan-kenangan dengannya hidup dalam hati.
"Aku sudah menganggapnya adik dan dia juga setuju"
Mungkin mas (ys) bisa meredam perasaan dan mencoba mematikan perasaan yang sudah tumbuh tapi lain halnya untuk wanita. Bila seorang wanita sudah menjatuhkan hati maka sampai kapanpun enggak akan hilang. Wanita itu setuju untuk mengubah hubuingan menjadi saurada hanya karena dia tidak ingin putus hubungan dengan mas (ys).
"Enggak, aku kalau mencintai tidak 100% cukup 30% saja".
Yakin hanya 30% , tapi mengapa mas (ys) masih menyimpan kenangan-kenangan bersamanya dengan rapi dalam hati.

Bagaimana pun menyangkal aku mengetahui, karena tak mungkin orang akan bimbang hanya untuk diajak ketemu. Mungkin mas (ys) masih mencintainya, merindukan perhatian, dan perlakuan-perlakuan yang membuat nyaman. Demikian juga wanita itu, walaupun sekarang dia sudah memiliki suami tapi itu hanya status. Namun dalam hati masih milik penjaga hati seperti dulu yaitu mas (ys).

Bagi seorang wanita berkorban untuk orang yang dicintainya itu menjadi satu kebanggaan, tak mudah untuk berpaling kepada orang lain, apalagi bila perasaannya sudah teramat dalam. Meskipun orang lain yang menjadi pengganti itu sangat tampan, teramat sangat mencintau dan begitu perhatian namun tetap tak akan mengubah perasaannya hingga wanita ini sadar dan menemukan sesuatu yang ada pada si laki-laki yang bisa menyentuh hatinya. Sesuatu yang membuat laki-laki ini terlihat unik dan istimewa.

"Jujur deh mas masih suka kan sama dia, masih menyimpan perasaan"
"Enggak. Aku sudah menganggapnya adik"
"Iklaskan dia, melepaskannya jangan setengah-setengah. Bebaskan dia dari dalam hati agar tak menyakiti. Kenangan-kenangan manis dengannya sebaiknya masukkan dalam kotak dan kunci rapat. Mungkin dia wanita yang baik dan yang mas idam-idamkan tapi dia datang di saat yang salah dan menurutku lebih baik mengiklaskan dia pergi sepenuhnya jangan separo-separo. Karena itu sama saja mas bilang iklas tapi kalau didalam hati masih menyimpan segala kenangan itu namanya belum sepenuhnya melepaskan"

"Dia mau pindah Jakarta sama suaminya"
Wah tambah dekat donk, lalu mas (ys) gimana, ingin menemuinya apa enggak. Tapi usulku mending jangan, ingat mas (ys) sudah janji dengan istri.
"Iya pikirku juga begitu, tapi ini pertemuan silaturahmi. Aku sudah menganggapnya adik"
"Iya itu mas (ys) tapi dia apa juga sama. Kalau pertemuan ini terjadi tidak menutup kemungkinan akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Lalu apakah bisa menjamin bahwa tidak akan muncul benih-benih cinta itu lagi"
Bagaimana dengan janji untuk tidak menemuinya, bagaimana wanita itu bisa belajar mencintai jika tunas yang sudah layu disiram dan bersemi kembali.

"Tapi dia maksa untuk ketemu"
"Tegas mas, oke kalau kali ini ingin ketemuan temui tapi ingat ini untuk yang terakhir. Bilang ini pertemuan terakhir.
"Kalau tidak ngajak ketemu dia akan telepon dan sms aku"
"Pakai sedikit ancaman mas, kalau dia telepon ancam, katakan 'jangan hubungi aku kalau kamu masih hubungi aku akan membencimu seumur hidup' percaya deh wanita itu akan berpikir ulang bila ingin menghubungi mas (ys)"
Pastinya tidak mau donk di benci orang yang dicintainya, ya mungkin dia akan cari tau atau diam-diam melihat mas (ys) dari jauh itu pun menurutnya sudah cukup menyenangkan hati. Lagian kalau masih ketemy mas (ys_ lalu kapan dia akan belajar mencintai suaminya, apa enggak kasihan suaminya hanya mendapatkan raga bukan cinta.
"Aku mengerti mesti bagaimana sekarang"
"Nah gitu donk, ingat mas jangan jatuh melakukan kesalahan yang sama. Mas juga punya anak perempuan dan ingat karma"
"Makasih ya"
"Sama-sama mas jangan sungkan-sungkan kapanpun boleh bilaa butuh teman ngobrol"