6/07/2014

Bisakah Kita Tetap Bergandengan #13

Meskipun aku telah menyadari kerapuhanku namun aku masih saja menikmatinya, buktinya aku belum dapat menerima bila kamu telah pergi meninggalkanku disini. Semakin hari dada ini semakin terasa bertambah sesak, aku ingin bercerita semuanya padamu tapi bagaimana caranya...., secara keberadaanmu saja aku tak tau dan terlebih lagi keadaanmu saat ini. Kehawatiran yang tak pada tempatnya.

Entah siapa yang menculikku untuk masuk bergabung di dalam sebuah group BBM yang saat itu lagi menjari trend di kalangan pecinta telepon pintar. Di sebuah group yang mengatasnamakan fans Peterpan aku menganal berbagai macam karakter yang berbeda-beda. Bahkan di group ini pula lah aku bagai menemukan teman dengan berbagai permasalahan karena beberapa orang yang aku kenal sempat curhat menceritakan permasalahan diantaranya masalah percintaan dan beberapa lagi masalah keluarga. Gila juga ya aku yang lagi dilema bisa memberikan masukan kepada mereka yang lagi terkena sindrom asmara dan anehnya mereka mendengarkan masukanku lho.

Karena kedekatanku dengan mereka ini pula sempat dua kali aku di kirain merebut cowok orang hingga aku harus ikut menjelaskan kepada si cewek kalau aku dengan cowoknya sungguh-sungguh tidak ada apa-apa dan yang satu ini lebih parah lagi cuma gara-gara aku bisa menebak sifat pacarnya, selingkuhannya dan apa yang sebenarnya yang dia inginkan si cewek sampai-sampai si pacar di suruh invite pin BB ku, namun setelah si cowoknya beberapa kali mengajakku ngobrol tanpa pengetahuan ni cewek si cewek ini kelimpungan sendiri dan menyuruhku untuk mendelcon pin BB pacarnya bahkan sempat mengatas namakan persahabatan segala, picik namun karena aku tak mau ribut aku delcon saja kedua-duannya, adilkan. Menurutku gak ada masalah toh yang butuh juga mereka aku seh baik-baik saja dan gak ada maksud nyeleneh juga sekali lihat aku bisa lihat seperti apa mereka jadi mudah saja mengetahui kartu keduanya lalu ngapain juga di pusingin. Mungkin saja si cewek ini takut aku cerita yang enggak-enggak tentangnya kepada cowoknya kali, jadi  biar aman menyuruhku untuk delcon pacarnya dari list.

Dari group ini pula aku kenal Che, yang tadinya obrolan singkat lama-lama kelamaan menjadi obrolan ringan dan menjadi obrolan panjang. Cowok yang keras kepala yang memiliki pemikiran nyeleneh, sepertinya aku menyukai ngobrol dengannya. Bernaung dalam zodiak yang sama dan sepertinya kita memiliki banyak kesamaan, aku melihat sosok yang sepertinya lagi oleng dan dia merasakan hal yang sama juga terhadapku. Mungkin karena sama-sama dalam keadaan down inilah kita bisa dekat untuk saling menguatkan, aku yang lagi rapuh dan dia yang lagi galau namun tak pernah mau dikatakan galau maka kita saling memberikan semangat dan saling menghibur satu dengan yang lainnya. Kita tak pernah menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, membiarkan masing-masing bercerita dan bila tak cerita pun tak ada paksaan untuk melakukannya. 

Ini juga yang membuatku sedikit nyaman dengannya, tak ada pemaksaan karena aku juga enggak bisa bercerita tentang apa, bagaimana dan mengapa bisa begini semua berjalan sesuai alur yang ada. Hanya sekedar tau bahwa kita sama-sama down dan butuh teman untuk penopang itu sudah cukup.

Che terlalu aktif, ada saja pertanyaan ajaib yang ditanyakan kepadaku sehingga tak jarang membuatku kelimpungan menjawab. terlalu kritis ya maklum lah Che berada dalam masa pencarian jati diri, dia tak seperti anak-anak ABG lain yang lebay che cenderung suka mengkritik, mungkin masa lalu yang tak begitu menyenangkan inilah yang membentuk pola pikirnya begitu. Che boleh di bilang menggemblengku untuk lebih menggunakan otak dan melihat realita ketimbang hanya mengandalkan hati yang lebih cenderung melow. Untuk saling menguatkan dan meyakinkan kalau kita sama-sama ada untuk saling suport dia memberi ide gila yaitu untuk pacaran tapi bohong-bohongan menurutnya agar kita lebih merasa memiliki seseorang yang ada di samping untuk mengembalikan semangat hidup.

Hmmmm..., aku ikut ide gila Che aku pikir mungkin dengan begini pikiranku bisa teralih sehingga secara perlahan bisa melupakan kamu. Namun perkiraanku salah, walaupun aku bisa gila-gilaan dengan Che namuan aku tak bisa cerita seperti ketika bersamamu. Aku masih sering menangis mendekap bayangmu mengingat segala hal tentangmu, ingin bercerita tentang segalanya yang terjadi, ingin mengatakan kerinduan selama tak ada dirimu dan ingin kembali bersama denganmu. Ternyata aku sudah terlalu sangat tergantung denganmu. Bahkan terkadang dikala perjalanan pulang dari kerja pun aku bisa meneteskan air mata ketika ingat dan kangen kamu, apakah kamu tau itu....

Mungkin Che bisa dibilang sedikit demi sedikit mengubahku menjadi kuat, membantu untuk menggunakan logika ketimbang hati dan Che pun sedikit berubah tak begitu arogan dan sedikit bisa menghargai orang lain. Aku lihat sudah jarang komentar sinis untuk teman-temannya yang sering memposting kata-kata alay, lebay dengan segala umpatan, Che lebih bijak menyikapi perbedaan. Namun keakrabanku dengan Che pun tak berlangsung lama ketika itu ada kesalah pahaman diantara kami yang menjadikan semuanya menjadi rusak bahkan sempat kita diam-diaman selama beberapa hari namun akhirnya keadaan itu pun mencair setelah sama-sama menekan ego masing-masing. Walaupun bisa diperbaiki namun sudah tak sama seperti semula dan kita sempat beberapa kali terlibat kesalah pahaman, ini membuat kami sedikit demi sedikit semakin menjauh walaupun masalah itu sudah terselesaikan, mungkin karena kita sama-sama keras yang pe-ngeyel inilah yang menyebabkan ada kerenggangan dan lama-kelamaan tak lagi saling menyapa.

BERSAMBUNG