6/07/2014

Bisakah Kita Tetap Bergandengan #12

Mengapa pada saat hati terpuruk tak ada satu orangpun yang mau mengerti termasuk ibu. Sosok yang saat itu aku ingin rasakan kehangatan dan kelembutan tangannya, sosok yang ingin aku dengar nasehat-nasehat bijak darinya, semua tak aku dapatkan. Padahal selama ini aku tak pernah datang dalam pelukan ibu ketika suasana hati lagi berkabut. Dan itulah mas salah satu alasan aku merindukanmu, kamu lebih bisa mengerti dan memahami aku. Dan sejak saat itu hanya coretan dan ruangan sempit inilah yang menjadi area kebebasanku. Aku tak lagi berkeluh kesah pada ibu, bapak, maupun anggota keluarga yang lain karena aku tak mau lebih sakit hati, mereka belum tentu bisa mengerti aku dan sepertinya tak bisa.

Sejak saat itu juga aku mulai mengubah pandangan hidupku. Aku tak ingin orang lain tau segala hal tentangku, biarkan ini menjadi rahasiaku dan menjadi konsumsi diriku sendiri, tiada guna orang lain tau toh juga mereka tak bisa mengerti apalagi benar-benar peduli. Namun dari sana aku juga sedikit sadar bahwasanya banyak orang yang membutuhkan pundak untuk bersandar, ya hanya perlu bersandar dan sepasang telinga untuk mendengarkan tidak lebih.

Tak berpikir tentang diri sendiri dan tak menyusahkan orang lain. Bagaimana pun sesungguhnya diri inilah yang salah terlalu rapuh padahal angin yang berhembus hanya sepintas namun sudah terombang ambing terbawa angin. Mencoba untuk tetap tersenyum walaupun luka dimana-mana dan ada beberapa yang melihat luka dibalik tawa yang terpancar dari sorot mata yang terlihat sayu dan sendu.

Mencoba sedikit memberikan tumpangan pundak bagi orang-orang yang datang untuk sekedar bersandar. Tak ada ruginya mendengar segala yang mereka rasakan, karena dari sana pula lah aku banyak belajar dan menyelami tentang segala hal tentang hidup dan kehidupan. Merupakan satu kehormatan buatku menjadi orang yang terpilih untuk mengetahui beban yang selama ini menghimpit dan menjadi penyakit dalam perjalanan  hidupnya. Aku merasa tak terbebani dan aku juga bisa mengetahui bahwasanya tak hanya aku yang memiliki permasalahan, mereka semua punya masalah-masalah tersendiri dan tentunya memiliki takaran yang berbeda-beda pula tingkat kesulitannya. Tak bisa di sama ratakan.

Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan pembelajaran, entah dari perjalanan yang telah kita lalui atau juga dari kisah hidup orang lain, semua memiliki nilai yang tinggi. Selama kita bisa mengambil makna dari setiap kejadian dari setiap cerita yang dialami agar suatu saat ketika terbentur dengan permasalahan yang sama persisnya yang mirip-mirip kita memiliki tameng untuk tetap berdiri kokoh atau agar kita bisa segera bangkit ketika berada di dasar. Dan pengalaman mengajarkan untuk kita agar tidak terjebak dalam lubang yang sama.

Hidup itu berproses dan berproses akan memberikan perubahan dalam diri kita entah itu perubahan ke arah yang lebih baik atau ke arah yang lain, semua tergantung pada langkah kita saat ini. Selalu berusaha untuk tetap sabar dan tawakal dalam menjalani proses kehidupan. Ingatlah kesabaran itu tak ada batasnya hanya saja ketika bisa melewati 1 ujian kesabaran maka kita akan beranjak ke tingkat atau level selanjutnya dan itu berarti ujian kesabaran akan lebih sulit dari sebelumnya.

BERSAMBUNG