6/07/2014

Andai Aku Bisa Bilang Tidak #9

Di tengah perjalanan aku berinisiatif untuk menanyakan pandangan adik-adikku dan bapak tentang botol. Lalu aku mulai meraih hp untuk mengirimkan pesan, pertama yang aku tanya adalah adik lelakiku.
Dro menurutmu botol gimana:
>> Lakok tanya aku?? kan kamu yang mau jalani kalau kamu srek senang yo sudah to tapi sayang mesti di jodoh-jodohinke bikin chemis tri ne gak ada
Aku tanya pendapatmu kok
>> Lha iya kalau kamu srek ya sudah tapi kalau enggak ya gak usah memberi harapan lagian kan kamu yang jalani
>> Jangan melakukan kesalahan…,

Menurutmu  gimana.......
>> Lha iya terserah kamu sudah dibilangin kan yang jalani kamu... Ibu ki mang pakai di jodoh-jodohin segala kenapa seh. Jaman siti nurbaya wes lewat !!!!!
 >> Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan... seperti pasangan kita misalnya..
Maksudnya..... (sedikit bingung kenapa adikku ini tiba-tiba saja bisa berpikir seperti ini)
>> Tuhan itu tidak memberikan apa yang kita mau melainkan memberikan apa yang kita butuhkan,,!!
>> Kalau gak mantep yo ya sudah gak usah!!!!!!!!!

Dari awal sudah gak respon sama dia
>> Gak respon ya sudah gak usah kasih harapan to?
Gak enak sama ibu
>> Lha sekarang yang mau menjalani kamu apa ibu kok gak enak  pernikahan bukan sekeder pernikahan, pernikahan adalah suatu janji suatu ilatan yang di berikan oleh kedua pihak
Tapi kan kelihatannya kamu langsung akrab gitu kok
>> Nambah-nambah kerjaan iya
Tadi, dia kan bisa mengambil hatimu suruh main ke Solo
>> Mengambil  hati apa, yang ada malah bikin kesal badan iyo......
>> Biarin to sesuka dia mau ngomong apa, emang aku anak kecil

Kalau sudah seperti ini mulai nada tinggi gini aku sudah tidak berani meneruskan yang nantinya ujung-ujungnya malah sama-sama emosi dan bertengkar
Tumben-tumbenan adikku ini bisa nasehati benar dan mau menanggapi sms ku. Mungkin dia tau apa yang terjadi denganku walaupun tidak secara langsung ngomong denganku, karena adik cowokku ini mata batinnya lebih tajam dibanding sodara-sorada yang lain. Pikirku ketika mendapat sms dari adiku yang sangat super saat itu. Sedikit banyak sudah memberi gambaran penilai an tentang botol

Termenung memikirkan jawaban dari adik lelakiku sambil sesekali menyeka air mata yang masih berlinang-linang. Lalu aku mengirim pesan pada adikku cewek, mencoba mencari tau apa pendapatnya tentang botol.
Dol menurutmu botol gimana
>> Tgl 2 aku keYogya, sama temenku. Seneng gak seneng ngomong sekarang ini. Dari pada sudah kejadian Cuma satu kali tapi juka kamu sreg ya silahkan. Tapi aku tau kamu gak nyaman sama dia, soalnya aku ya enggak sreg jika kamu mau jujur pasti yang aku omongin benar.
Hu um, kamu tau darimana.....
>> Ya tau saja, sandy sama cowokku itu sama. Sama-sama masa depannya enggak jelas. Tapi hati tidak bisa dibohongi, lha kamu juga gitu cepat banget gawe keputusan langsung kamu iya saja kalau sudah dikenalin sama ibunya susah
>> Inget gak pas di simpang lima? Tas yang aku suka, Baju, Rok, semuanya kamu juga senang. Seleran kita sama makanya aku tau kamu gak sreg. Bocahmu sama bocahku hampir sama coba lihat sendiri *bocah=pacar
Kan dikenalin ibu, mau nolak takut dibilang kualat. ibunya sapa
>> Ibunya dia lah
>> Kamu berpendidikan kenapa takut jalan sama orang tidak punya? Kamu bisa kerja, kamu kuliah memangnya mau nikah tanpa cinta? Jika kamu cuma butuh doit ya silahkan. Aku tau kenapa kamu nurut kamu mikir ibu iya kan? Karena ibu sudah sreg
>> Tapi sreg e karena dia punya duit. Ibu lupa jika ada yang lebih dari duit aku sudah bilang tadi sama ibu. Koyok gini ini tidak benar jika cuma cari masa depan kenapa tidak dari dulu. Kamu tidak dapat-dapatkan karena mencari jodoh kamu juga jangan lupa jodoh bukan uang
Aku enggak tega sama ibu, sedangkan sekarang hubunganku sama sandy lagi renggang
>> Yo kamu ngomong sama sandy, suruh cepat kalau enggak kamu hilang Permainan psikologi to Bukan niat jahat tapi keputusanmu bukan buat sekarang tapi selamanya
Aku tadi pas mau berangkat lihat muka bapak kelihatan capek kaya banyak pikiran
>>Mbatek ki mikir kelihatannya bapak juga enggak sreg
>> Kandani bapak mbatek yo terserah saja lah tapi dia posesif tau sendiri  posesif itu bagaimana
Iyo sangat posesif dan suka ngatur-ngatus semua harus sesuai keinginan dia
>> Aku tau ibu sudah bilang kalau mau dikenalin tapi aku kira cuma becanda
Kenapa kamu enggak bilang seh. Aku gak sreg sama dia
>> Kalau kamu sama dia, kamu dicintai tapi entah kenapa aku enggak sreg sama dia. Sepertio cewek maz endro dulu, dia sudah mengambil hatinya mas endro mau mencoba mengambil hatiku juga tapi aku lihat dia sudah tidak sreg
Kamu lihatnya darimana kok bisa bilang gitu
>>Lha gak tau beda yo dari ekspresinya sudah berbeda
>>Ya itu lah dia enggak tau ya tapi menurutku orangnya kasarKalau kasarnya enggak tau pasti tapi suka seenaknya sendiri, masa tiap ngobrol selalu di belakang kalimat ada kata ngerti, ngerti...dilihatnya aku seperti orang bodoh. 
Dirimu enggak mau ketemu kenapa
>> Aku sengaja. Aku gak bisa seperti kamu, gak suka ya enggak senang itu kalau aku
Aku mikirnya enggak sejauh itu, kalau tau kaya gini mending aku enggak pulang
>> Kalau sudah terjun susahOrangnya aneh masa kalau main ke rumah betah sampai lupa pulang
>>Lha nek seneng hayo
Gak tau lah, stres otakku sudah tidak bisa buat mikir
>>Santai  saja maangan coklat kalau enggak es krim apa susuUdah tau tidak suka coklat malah disuruh makan coklat
>>Di kasih tau kok, obat stres ya semua itu. Awas ke kebanyakan mikir maag kamu kambuh
Enggak doyan coklat yooo...
>> Terserah kamu lah, dikasih tau ngeyel
Membaca kata-kata adikku hati ini semakin bertambah sakit, mungkin secara tak langsung adik perempuanku bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang. Inilah yang membedakan kita berdua dia lebih bisa tegas bila enggak suka akan langsung bilang enggak dan sikapnya akan bisa sangat terlihat kalau tidak suka, sementara aku beda susah untuk berkata "Tidak" lebih memilih mengorbankan diri sendiri daripada harus menyakiti mereka yang aku sayangi. Walaupun enggak suka tapi aku masih bisa berbasa-basi.

Tak cukup hanya mereka aku pun berinisiatif untuk bertanya kepada bapak, sekaligus ingin tau ada apa dengan bapak hingga aku lihat mukanya seperti orang bingung begitu jadi kepikiran juga dengan bapak.
Menurut bapak botol gimana orangnya
>>Wok yang bisa merasakan dirimu sendiri jangan cepet ambil keputusan bapak bukan tipe orang matrialistis ya pikir-pikir dulu wok santai saja bapak doakan yang terbaik wok sabar yo wok
Iya bapak, tapi menurut bapak gimana
>>Ya terserah, santai aja bapak belum bisa mikir
Bapak kenapa to, tadi pas mau berangkat aku lihat kok kelihatan suntuk banget
>> Gak apa-apa masalah kerjaan wok ndak usah dipikir jangan tanya aneh-aneh ndak pa pa
Dari kata-kata bapak sepertinya ada masalah besar yang sanagt mengganggu pikiran enggak biasanya bapak seperti itu. kalau ada apa-apa bapak juga tidak langsung cerita lebih suka mencari solusi sendiri nanti jika masalahnya sudah agak mendingan baru cerita atau bahkan jika masalahnya sudah kadaluarsa baru seh cerita.

Setelah mendengar pendapat mereka kembali air mata yang sejenak berhenti mengalir lagi. entah berapa lembar tisu yang terbuang bahkan karena tisu yang aku persiapkan habis dan susah mencari tisu yang ada di dalam tas sampai-sampai aku menggunakan baju yang ada di tas karena dari tadi ngubek-ngubek yang aku temukan hanya baju bersih yang aku bawa seh.

Ketika hampir sampai di tempat tujuan hpku berbunyi ada panggilan masuk, saat aku lihat nama botol yang tertera di layar hp aku masukkan lagi ke dalam tas dan aku letakkan diantara baju dan makanan biar suaranya tidak mengganggu penumpang lain. Sudah malas menerima telepon darinya dan aku sudah memutuskan.

Ketika sampai di kantor karena aku memang turun kantor langsung kerja, aku merasakan getaran dari dalam tas sambil berjalan menyusuri anak tangga menuju ruangan kerjaku yang ada di lantai 3 aku ambil hp ku disana ada sms dan panggilan tak terjawab, ketika aku buka ringakasanya ada dua gigit angka yang meyatakan panggilan tak terjawab dan beberapa sms semuanya dari botol. Sialnya ketika ingin mematikan hp saat itu juga kepencet menerima telepon yang sudah tersambung dan ketika aku dengar ternyata suara botol yang memulai menanyakan ini itu, huuuuft.... bosan. Belum apa-apa saja sudah over posesif apalagi nanti bisa mati berdiri aku.

Seperti biasa aku hanya menjawab sekedarnya tanpa bertanya balik, tanpa ditanya pun botol sudah menerangkan apa yang dia kerjakan kok ngapain juga mesti bertanya, gak penting juga dia ngapain sebodo amat.


BERSAMBUNG