6/07/2014

Andai Aku Bisa Bilang Tidak #7

Rasanya ingin cepat-cepat sampai di pangkalan bus biar botol cepat berlalu. Karena sekarang bus besar atau bus antar kota tidak boleh lewat dalam kota, sekarang jalurnya lewat tol untuk menuju ke terminal makanya ketika berada di pangkalan yang dulu menjadi tempat untuk menunggu bus tidak terlihat satu pun bus yang lewat. Aku antara tau dan tak yakin namun setahuku memang sejak berdirinya mall tidak ada lagi bus yang menaikkan penumpang di tempat yang biasanya menjadi terminal bayangan ini. Mungkin untuk mengurangi macet kali sehingga busnya di arahkan untuk lewat tol.

"Kayaknya bus antar kota sekarang tidak lewat sini" Lirih aku bersuara
"Masa, dulu biasanya naiknya dari sini"
"Itu dulu sekarang enggak boleh, coba saja tanya" Sambil pandangan menuju ke arah ibu-ibu penjual kelontong yang ada di dekat sana.
"Coba kamu tanya-in"
Nah kan aku lagi yang disuruh bertindak. Ini orang memang benar-benar suka merintah-merintah sesuka jidatnya dan aku gak suka di perintah-perintah macam gini sama dia. Otoriter dan apatis, gumamku dalam hati yang tak henti-hentinya.

Mau tak mau aku pun beranjak menuju ke warung dimana ibu itu jualan.
"Permisi bu, maaf mau tanya bus jurusan Solo lewat sini enggak ya" Tanyaku kepada ibu penjual kelontong itu.
"Bus luar kota sekarang tidak lewat sini mbak. Kalau nyari bus luar kotaan ke atas saja di Srondol-Banyumanik depan ADA (nama swalayan) kalau enggak ya ke penggaron (terminal bus) sana tapi jauh. Mending ke atas saja lebih dekat" Ibu itu menjelaskan dengan suara yang lumayan keras, mungkin karena sudah terbiasa dengan suara bising kendaraan kali ya.
"Kalau di atas banyak, sekarang bus-bus lewatnya tol tidak lewat dalam kota lagi. Sudah lama" Ibu itu menambahkan penjelasan sambil tangannya menunjuk-nunjuk arah yang dimaksud.
"Iya bu makasih ya, mari bu...."
"Iya...Iya..., langsung saja ke atas kalau nunggu disini gak bakalan ada yang lewat"
"Iya, makasih  bu" Aku pun bergegas menghampiri botol yang berdiri menunggu di samping motor
"Langsung ke atas, busnya tidak lewat sini" Jelasku kepada botol dan aku yakin botol juga sudah mendengar penjelasan ibu penjual itu karena ibunya tadi bicaranya keras.
"Memangnya kenapa tidak lewat sini, dulu biasanya aku nunggu bus disini"
"Gak tau"
"Jauh gak tempatnya"
"Gak, cuma di Banyumanik situ kok"
"Anterin ya, mas enggak tau jalan-jalan disini nanti malah nyasar"
Ini orang cerewet bener ya sudah tau aku starter motor gini juga masih bawel, aku tinggal disini baru tau rasa.
"Iya" Jawaban sungkat padat jelas.

Botol pun kembali duduk di boncengan. Hadooooh benar-benar banci ni cowok, tidak punya perasaan pula, dasar rai gedek ndas tank weteng blek. Motor sengaja aku percepat biar cepat sampai, sebel dianya masih saja mepet-mepet risih tau. Botol ngajak ngobong gak aku jawab sama sekali, biarin saja orang kok kagak bisa baca sikon (situasi dan kondisi), sudah tau di cuekin terus, dikasih muka masam namun tetap saja enggak peka.

Sampai di perhentian bus dan kebetulan bus jurusan Solo sudah stanby disana awalnya dia ingin naik bus yang selanjutnya aku di suruh nungguin namun aku beralasan takut ketinggalan travel akhirnya botol ikut bus yang sudah ada. Heran juga apa botol enggak mikir ya kalau aku malam kerja dan mesti siap-siap akan melakukan perjalanan jauh juga tidak dikasih istirahat malah disuruh nganter dia dari tadi menggerutu dama pikiran saja.

"Mas pulang dulu ya, nanti kalau berangkat pamitan mas jangan sampai lupa, sering-sering telepon atau sms juga enggak apa-apa mas malah senang, kalau bisa tiap 1 jam telepon ya. Miss call saja biar mas yang telepon. Disana hati-hati, kalau mas ada waktu mas main ke Yogja, disana mas juga ada teman nanti mas kenalin. Nanti kalau kesana mas jemput di stasiun ya..."
"Tidak usah cerita sama teman-teman kamu, nanti saja kalau sudah jalan dan sudah mantap baru cerita-cerita dan mas dikenalin sama teman-teman kamu yang disana ya biar kenal, ngerti....." Aku hanya diam tak menggubris omongannya
"Mas pulang dulu. Sebenarnya masih ingin disini ngobrol berdua tapi mas ada janji. Ini juga demi kamu, semuanya. Gak apa-apa kan mas pulang sekarang....."
Masih diam sambil melihat orang-orang yang naik ke bus.
"Ell dengerin mas ngomong, ngerti gak yang mas omongin tadi"
"Iya"
"Mas pulang dulu, disana hati-hati jangan terlalu dekat dengan laki-laki. Nanti mas sering-sering ke sana"

Botol menyodorkan tangannya karena aku gak ada reaksi dia pun meraih tanga kananku dan menyuruhku mencium tangannya. Kaget tapi untung saja tidak sampai ke hidung aku karena terhalang helm yang masih aku pakai yang kacanya hanya aku buka sedikit. Ada gunanya juga ni helm, tentunya sudah menyelamatkanku juga. Namun tiba-tiba botol menarik tanganku dan mau menciumnya langsung saja aku tarik susah tidak lepas tapi helm yang botol pakai juga sudah menghalangi. Makasih banyak ya Allah pertolonganMu selalu datang disaat aku tak berdaya

"Mas masuk dulu ya" Helm yang botol pakai pun kini beralih berada di tanganku.
"Benar ya nanti kalau berangkat pamitan mas"
Sebelum masuk botol sempat mau mendium keningku tapi aku langsung mundur dan menengok ke arah orang-orang yang beralulalang. Allah selalu bersamaku, selalu menjagaku dan menghindarkanku dari hal-hal buruk


BERSAMBUNG