4/20/2014

Kembali Lagi Terjatuh

Aku pernah merasakan seperti ini tepatnya setahun lalu rasa sakit dari buah pikiranku yang terlalu mengagungkan dan terlalu banyak berharap akan sebuah mimpi yang tergantung terlalu tinggi sehingga ketika aku tersadar hanya rasa lelah yang dirasa dengan segudang perasaan lebur. Aku masih bisa merasakan sakitnya luka dari satu tahun yang lalu dan kini luka yang sama terulang lagi. Di sini aku gak akan mencari kambing hitam dari apa yang telah terjadi karena aku yakin tak ada yang mau disalahkan.

Engkau yang tiba-tiba menghilang, walau tak seekstrim sebelumnya namun menurutku ini sama. Aku gak akan menjabarkan tentang pesatnya perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk memberikan sekelumit kabar karena aku yakin bila sebuah hati sudah berbicara dia akan mencari cara agar semuanya bisa berjalan baik bahkan lebih baik dari sebelumnya, aku berbicara karena aku sudah pernah di posisi ini mencoba dengan berbagai cara agar semua bisa tetap selaras (anggap ini satu bentuk pengorbanan). Aku tak akan membahas ini karena aku takut ada beberapa yang tersinggung ketika membaca sekelumit tulisan ini.

Yang pasti disini aku tegaskan, mungkin saat ini aku akan memberikan waktu namun jangan salahkan jika suatu saat aku memutuskan untuk beranjak dari tempat ini. Karena tak guna juga aku berharap pada ketidak yakinan, kesempatan tak bisa datang berkali-kali. Aku hanya mencoba mengikuti permainan yang telah berlangsung, bukankah hidup ini pilihan dan bila memutuskan mesti tau konsekuensi yang akan didapat.

Jatuh pada lubang yang sama. Memang dasarnya aku kalau jalan tidak berpikir jalan yang aku lalui baik ataukah bergelombang selama di depan masih terlihat jalan lempeng saja melaluinya (positif thinking) makanya sering jatuh, luka pada tempat yang sama sehingga kini aku tak merasakan luka yang terlalu sakit karena sudah merasakan sebelumnya.