Pada dasarnya kita adalah dua orang yang berbeda, yang memainkan perannya sendiri-sendiri dan melalui takdirlah yang mempertemukan kita lalu mendekatkan dan menyatukan kita. Kita yang tadinya tidak mengenal sekarang menjadi dekat, malah merasa saling tergantung satu dengan yang lain.
Namun, lagi-lagi ini bukanlah adegan sinetron maupun cerita di novel yang sering aku baca dimana akan selalu menunjukkan sisi keberuntungan hingga berakhir dengan happy ending dari setiap episode yang dimainkan. Kalaupun menderita tidaklah ada artinya karena hanya membutuhkan beberapa tahun malah beberapa bulan untuk mengubah semua kesialan dan ketidak bersayaan menjadi sosok yang benar-benar waaah dimata yang lainnya.
Meskipun kita bersama namun begitu ada banyak perbedaan yang menjadikan kita saling menjaga dan takut untuk lebih mendekat karena masih ada rasa canggung dan takut menyakiti lalu akan meninggalkan. Begitu banyak misteri yang satu persatu terbentuk, perlahan menjadikan kita sosok asing yang walaupun kita masih membutuhkan untuk menopang dan menguatkan.
Hidup....
Apa sebenarnya yang disembunyikan oleh alam dari pertemuan ini...?! Tak ayal aku hanya bisa menerawang melihat jauh ke depan meskipun sama sekali tak melihat apapun kecuali hayalan kosong. Diantara begitu banyak peristiwa yang sudah terjadi dan mengantarkanku hingga berdiri di titik sekarang ini, semuanya tidaklah mudah. Mungkin orang lain melihat hanya hal yang menyenangkan sambil berujar 'beruntungnya kamu' tapi apakah mereka tahu bagaimana setiap waktu yang dilewati segala liku hingga menjadikannya seperti yang mereka lihat sekarang ini. Ya mereka tak peduli dengan proses yang dilewati, ada begitu banyak gemblengan hingga menguras keringat, airmata dan pikiran. Namun, tak ada yang tahu mungkin juga tak ingin tahu karena yang ingin mereka lihat hanyalah hasil akhir yang indah, yang selalu bisa memanjakan mata memandang keindahan yang menyilaukan mata tanpa mau tahu apa yang terjadi di dalamnya.
Orang lain akan melihat ketika sudah benar-benar bisa berdiri saja jika kokoh akan dipuja sedangkan jika masih goyah akan jadi omongan sedangkan jika kembali tersungkur hanya ciburan yang dialamatkan. Yang kuat akam bertahan dan semakin menunjukkan taringnya terhadap yang lemah, itu sudah menjadi hukum alam yang sudah di anut sejak lama dan sepertinya akan terus dilestarikam walaupun sebenarnya mengetahui jika itu tidaklah baik. Seperti hukum rimba yang sedikit diperhalus seh menurutku, dan aku berada di dalamnya menjadi salah satu diantara mereka.
Itulah hukum alam. Tak ada satu manusiapun yang bisa melewati ujian dari alam seperti halnya kita yang harus pasrah menerima kehendak alam. Walau bagaimanapun berjuang tetap saja tak ada perubahan berarti. Kita hanyalah orang yang sadar dan tau teori yang sudah dihapal di otak namum ketika dihadapkan pada realita sama sekali ciut nyali tak ada satupun yang sudah dipelajari bisa diteraplan. Kita adalah satu, namun mengapa masih bisa dikelabuhi oleh siasat murahan yang sebenarnya mudah saja melewatinya. Coba pikirkan...
Kita memanglah satu, mencoba untuk terus bersatu. Namun, itu hanya kelihatannya saja. Kita menjari peran kepura-puraam yang terlihat kuat tapi pada kenyataannya lebih rapuh dari kain yang sudah lapuk. Kita hanyalah kepura-puraan yang terlihat kuat. (27/12/19)
Namun, lagi-lagi ini bukanlah adegan sinetron maupun cerita di novel yang sering aku baca dimana akan selalu menunjukkan sisi keberuntungan hingga berakhir dengan happy ending dari setiap episode yang dimainkan. Kalaupun menderita tidaklah ada artinya karena hanya membutuhkan beberapa tahun malah beberapa bulan untuk mengubah semua kesialan dan ketidak bersayaan menjadi sosok yang benar-benar waaah dimata yang lainnya.
Meskipun kita bersama namun begitu ada banyak perbedaan yang menjadikan kita saling menjaga dan takut untuk lebih mendekat karena masih ada rasa canggung dan takut menyakiti lalu akan meninggalkan. Begitu banyak misteri yang satu persatu terbentuk, perlahan menjadikan kita sosok asing yang walaupun kita masih membutuhkan untuk menopang dan menguatkan.
Hidup....
Apa sebenarnya yang disembunyikan oleh alam dari pertemuan ini...?! Tak ayal aku hanya bisa menerawang melihat jauh ke depan meskipun sama sekali tak melihat apapun kecuali hayalan kosong. Diantara begitu banyak peristiwa yang sudah terjadi dan mengantarkanku hingga berdiri di titik sekarang ini, semuanya tidaklah mudah. Mungkin orang lain melihat hanya hal yang menyenangkan sambil berujar 'beruntungnya kamu' tapi apakah mereka tahu bagaimana setiap waktu yang dilewati segala liku hingga menjadikannya seperti yang mereka lihat sekarang ini. Ya mereka tak peduli dengan proses yang dilewati, ada begitu banyak gemblengan hingga menguras keringat, airmata dan pikiran. Namun, tak ada yang tahu mungkin juga tak ingin tahu karena yang ingin mereka lihat hanyalah hasil akhir yang indah, yang selalu bisa memanjakan mata memandang keindahan yang menyilaukan mata tanpa mau tahu apa yang terjadi di dalamnya.
Orang lain akan melihat ketika sudah benar-benar bisa berdiri saja jika kokoh akan dipuja sedangkan jika masih goyah akan jadi omongan sedangkan jika kembali tersungkur hanya ciburan yang dialamatkan. Yang kuat akam bertahan dan semakin menunjukkan taringnya terhadap yang lemah, itu sudah menjadi hukum alam yang sudah di anut sejak lama dan sepertinya akan terus dilestarikam walaupun sebenarnya mengetahui jika itu tidaklah baik. Seperti hukum rimba yang sedikit diperhalus seh menurutku, dan aku berada di dalamnya menjadi salah satu diantara mereka.
Itulah hukum alam. Tak ada satu manusiapun yang bisa melewati ujian dari alam seperti halnya kita yang harus pasrah menerima kehendak alam. Walau bagaimanapun berjuang tetap saja tak ada perubahan berarti. Kita hanyalah orang yang sadar dan tau teori yang sudah dihapal di otak namum ketika dihadapkan pada realita sama sekali ciut nyali tak ada satupun yang sudah dipelajari bisa diteraplan. Kita adalah satu, namun mengapa masih bisa dikelabuhi oleh siasat murahan yang sebenarnya mudah saja melewatinya. Coba pikirkan...
Kita memanglah satu, mencoba untuk terus bersatu. Namun, itu hanya kelihatannya saja. Kita menjari peran kepura-puraam yang terlihat kuat tapi pada kenyataannya lebih rapuh dari kain yang sudah lapuk. Kita hanyalah kepura-puraan yang terlihat kuat. (27/12/19)