Dunia yang semu berbalut misteri.
Setiap individu punya perannya sendiri, dan mereka pulalah yang menghidupkan tokoh yang sudah menjadi pilihannya.
Ketika yang datang menggeser yang tiada, kehangatan dari sepasang mata tak tampak bersahabat bila itu yang diinginkannya.
Tak pernah terpintas untuk menyeberang kedalam waktu dan bermukim disana.
Memang terlihat indah dan damai, tapi apakah seperti itu yang sebenarnya....???!
Lorong sempit seperti kubangan yang menghimpit hingga nafaspun terhitung mahal didapat.
Apa makna dari cerita di bejana hitam yang kosong dan kusam....
Tak nampak tapi itu nyata, tanpa sebab pasti bisakah melompat meraih pemikiran dari realita yang menghidupkan nalar manusia.
Semakin tertindas, semakin terasing, semakin mereka menikmati dengan tawa dan cemooh yang bertubi dan keji.
Kini raga pun tak tiada arti, hati yang tercabik bagai kotoran tak berguna dan bermartabat.
Cinta hanyalah tentang waktu. Namun, bagaimana dengan hampa yang tak pernah mau pergi dan menyudahi segala riuh yang menyebabkan gemuruh dan rusuh.
Cobalah untuk melihat. Lihatlah aku, dan hanya aku yang tak pernah putus memperhatikanmu tanpa lelah.
Dan hanya mampu berbisik dari suara hati yangga nyaris tak tersentuh oleh pikiran dan sama sekali tak pernah dihiraukan oleh kau sang pemilik akal (otak yang sudah mulai karatan).
Pergilah dan enyahlah kedalam pendora yang akan menguburmu di dasar samudra terdalam. (11/11/19)
Setiap individu punya perannya sendiri, dan mereka pulalah yang menghidupkan tokoh yang sudah menjadi pilihannya.
Ketika yang datang menggeser yang tiada, kehangatan dari sepasang mata tak tampak bersahabat bila itu yang diinginkannya.
Tak pernah terpintas untuk menyeberang kedalam waktu dan bermukim disana.
Memang terlihat indah dan damai, tapi apakah seperti itu yang sebenarnya....???!
Lorong sempit seperti kubangan yang menghimpit hingga nafaspun terhitung mahal didapat.
Apa makna dari cerita di bejana hitam yang kosong dan kusam....
Tak nampak tapi itu nyata, tanpa sebab pasti bisakah melompat meraih pemikiran dari realita yang menghidupkan nalar manusia.
Semakin tertindas, semakin terasing, semakin mereka menikmati dengan tawa dan cemooh yang bertubi dan keji.
Kini raga pun tak tiada arti, hati yang tercabik bagai kotoran tak berguna dan bermartabat.
Cinta hanyalah tentang waktu. Namun, bagaimana dengan hampa yang tak pernah mau pergi dan menyudahi segala riuh yang menyebabkan gemuruh dan rusuh.
Cobalah untuk melihat. Lihatlah aku, dan hanya aku yang tak pernah putus memperhatikanmu tanpa lelah.
Dan hanya mampu berbisik dari suara hati yangga nyaris tak tersentuh oleh pikiran dan sama sekali tak pernah dihiraukan oleh kau sang pemilik akal (otak yang sudah mulai karatan).
Pergilah dan enyahlah kedalam pendora yang akan menguburmu di dasar samudra terdalam. (11/11/19)