3/15/2019

Kita dimata mereka

Untuk memelukmu sedetikpun kurasakan teramat sulit. Walau hati bisa merasakan kegundahan dan kesedihan itu, namun tetap saja tak bisa menyentuh dan menghiburmu. Lelah yang kau rasakan, aku juga merasakan hal yang sama. Kita bagai dua kutup yang satu namun sulit untuk menyatu.

Entah berapa lama lagi waktu yang diperlukan untuk kita. Sudah hilang cara hingga hampir-hampir putus asa. Terlalu pedih, mengapa mereka bisa sementara kita hanya bisa menunggu disini. Penantian yang tiada batas, namun waktu selalu mengejar untuk segera bergegas. Haruskah kuceritakan kepada dunia agar semuanya bersimpati dan memgerti??!

Mereka yang berbicara, mencemooh dan memandang iba namun tetap menggunjing menganggap diri ini hina hingga pantas untuk direndahkan. Sementara ada yang diam memendam kesedihan sambil berharap ada keajaiban datang untuk berbagi kebahagiaan bersama mereka. Dimana dia...., dimana mereka.... tak ada batas pasti, namun dinding bisa mendengar menceritakan kesegala penjuru sementara anginpun memberikan kabar yang tak pasti.

Inikah hidup. Inilah perjuangan, harapan, dan kesabaran yang menentukan seberapa pantas untuk dimanusiakan. Manusia yang menilai dari strata sosial, apa yang dimilikinya bukan apa yang sudah dilakukannya. Dan aku hanya manusia kerdil yang ada di bawah batu kerikil. (14/03/19)