7/25/2017

Mimpiku dari impian mereka

Tak seharusnya minta dipahami oleh orang lain. Apa yang aku piikiran tentu tidak selalu sama dengan yang dipikirkan orang lain, kita memiliki sudut pandang masing-masing dalam melihat sesuatu hal, dan orang lain pun tentu saja tak bisa membaca apa yang ada dipikiranku terlebih apa yang aku inginkan.

Sebagai seseorang yang memiliki banyak keterbatasan, aku tak bisa membahagiakan semua orang karena kebahagiaan setiap orang jelas saja berbeda satu dengan yang lain. Terlalu sibuk untuk bisa membuat orang lain bahagia hingga lupa bahwa itu semua tak bisa aku lakukan semuanya.

Aku hanyalah aku, seorang yang bermimpi ingin melihat kebahagiaan tapi lupa bahwa kebahagiaan itu bukanlah dicari. Aku menginginkan jalan orang-orang disekelilingku rapi untuk bisa dilewati namun lihatlah, aku hanya punya dua tangan yang tak bisa menjangkau seluruh ilalang untuk memudahkan jalan mereka. Mereka punya tempat tujuan masing-masing, punya impian dan obsesi yang ingin diwujudkannya sendiri-sendiri dan itu tak selalu melewati jalan yang sudah tersedia. Aku hanya menerka-merka dari arah gerak langkah mereka tapi tak tau arah pemikirannya kemana, baru aku sadar bahwa mereka tak selalu jalan lurus kedepan bisa saja sedikit berbelok bahkan memutar haluan lalu bagaimana dengan ilalang yang sudah menjadi penanda jejak kaki? Jelas tiada guna karena itu bukan jalan mereka melainkan hanya impianku yang mendompleng di dalam impian mereka. Cepatlah sadar, buka mata bahwa semuanya tak bisa aku lakukan seorang diri. Aku bukanlah seorang pengemudi dari segala penumpang, melainkan pengemudi yang seharusnya berjalan sesuai rute yang sudah disediakan yaitu diriku sendiri.

Aku hanya bisa mendengar mimpi-mimpi mereka namun seperti apa mimpi yang diharapkannya tentu saja tak bisa aku melihatnya untuk membantu mewujudkannya. Harusnya aku sadar siapa aku dan tak semuanya tentang mereka tak bisa aku sesuaikan sebagaimana mestinya. Keindahan yang aku inginkan harusnya aku ciptakan untuk diriku sendiri, bukan sibuk menata ataupun menciptakannya untuk mereka karena mimpi kita itu berbeda. Sekali lagi yang perlu ditegaskan, mimpi itu milik semua orang, dan itu tak selalu sama antara satu dengan yang lainnya maka dari itu cukupkan untuk hadir di dalam mimpi-mimpi mereka, buatlah mimpimu sendiri dan wujudkan. Tapi bagaimana jika mimpiku adalah agar mimpi-mimpi mereka bisa menjadi nyata lalu apa yang harus aku lakukan..... ????!!!

Pening kepala rasanya dengan segala mimpi dan keruwetan yang hadir menjadi satu silih berganti berserakan saling mengikat dan..., aku hanya perlu satu pelukan untuk saat ini. (24/07/17)