5/07/2017

Kegelisahan yang Mendesak untuk Menyapa

Dari semalam paketan internet habis. Entah kenapa tiba-tiba galau, ada perasaan cemas yang tak terkendali dan ga bisa aku pahami apa gerangan penyebab dari semua kerisauan yang hadir, hmmmm.... aku pikir-pikir apakah aku sudah terkontaminasi tak bisa hidup tanpa hp dan sosmed...?! Lalu untuk meyakinkan aku amati dengan seksama apa yang aku rasakan selama seharian ini.
Ya memang ada keinginan untuk sesegera mungkin membeli paketan internet agar bisa seaching, eeeh tapi hal itu masih bisa aku tahan. Bukan, bukan itu penyebabnya lalu aku lanjutkan untuk menganalisa diriku dari kerisauan ini, berpikir dan mencocokkan ini-itu ya siapa tau cocok (ilmu gotak gatok matok (kata yongsa seh gitu)), ternyata keinginan untuk sesegera mungkin tersambung internet dengan paket baru bukan karena tidak ingin ketinggalan berita yang ada di sosmed, memang selama ini aku menggunakan sosmed bukan untuk melihat gosip atau melihat aktifitas teman-teman melainkan untuk mengagumi karya teman-teman di sosmed baik itu kerajinan dari flanel, kreasi dari kertas koran, masakan, coretan indah teman-teman, tanaman kaktus yang tak hentinya memukau, bukan untuk mantengin akun gosip atau melihat teman-teman yang cantik lagi plesir.

Aku ingin sesegera mungkin mengisi paket internet karena ingin mengucapkan selamat pagi untuk yongsaku. Rasanya aneh geregetan dan ga karuan, perasaan yang campur aduk dan susah di pahami. Aku sering merasakan hal ini. Yaaaa, perasaan yang sekarang akrab denganku dan aku sudah benar-benar paham perasaan apa ini. "Rindu" pastinya kalian tau bagaimana rasanya kan..... nah itulah yang aku rasakan aku sangat sangat sangaaaaat merindukan yongsaku.

Rindu yang berlebihan. Padahal dari awal kita berjauhan, hanya sesaat saja pertemuan itu datang dan itu juga bukan pertemuan rutin tapi pertemuan yang menunggu celengan semar penuh dengan recehan baru bisa bertemu, jadi untuk menjadwalkan sebuah pertemuan sepertinya hanya menunggu kebijakan agar bisa berjumpa sesaat.

Kita memang berjauhan, namun kenapa ketika yongsa pamitan untuk belajar usaha ke kota seberang rasanya kaya ditinggal jauuuuuh banget. Padahal saat yongsa berada di Jogja enggak seperti ini. Ya memang tetap berjauhan (beda kota) tapi buatku jaraknya masih wajar tapi sekarang ketika yongsa ada di barat aaaaah rasanya seperti terpisah di ujung benua, seperti jauuuuuh banget dan jarak yang jauh itulah membuatku semakin cemas. Di otak berputar-putar menghawatirkan makannya, bagaimana keadaannya, bagaimana dia disana (kerasan atau tidak), bagaimana orang-otang di sekitarnya mengingat dia orang baru.

Begitu banyak kehawatiran, kecemasan yang datang silih berganti di pikiranku sampai-sampai aku pun juga bingung bagaimana untuk menenangkan tanya yang datang tak sabar menunggu jawaban.  Yoo, jaga diri baik-baik ya yo disana. (07/05/17)