3/15/2016

Bayang Yang Terlihat

Aku kangen...
Bagaimana cara untuk mengeksresikan perasaan yang sepi di dalam dada ini.
Aku melihat dengan jelas tepat di depan mataku, namun untuk meraihnya seberapapun tangan ini menjangkau tak mampu untuk sampai kesana.
Gersang merayap ke sekujur tubuh, menjelajahi seluruh raga dan mengoyak rasa hingga tak membiarkanku untuk sedikit bernapas lega.
Aku yang gamang, aku yang berada diantara dua masa dan aku yang tak mengerti kemana kaki terlebih dahulu harus melangkah.

Aku kangen...
Sepi yang tak pernah mau pergi dan meninggalkanku sendiri.
Terseok di dasar hati, menanti sebuah ketidak pastian akan arah yang akan menuntunku entah untuk pulang atau melanjutkan perjalanan.
Aku tak bisa berdiri dengan sepasang kaki, ketika garis batas sudah tersentuh oleh jemari.
Kemana resah ini akan membawa..., apakah akan ada cerita masa depan yang terlihat atau malah akan menyelam kemasa yang lampau yang sarat dengan nyaman, kesederhanaan dan cinta kasih.
Dua masa yang sama-sama belum terjamah, masa yang jauh berbeda namun samar mulai terlihat olehku.

Aku kangen...
Harap yang membuatku linglung.
Mencari sepenggal cerita yang sudah berlalu, menelusup untuk bisa merangkai dan mengerti kemana arah dari rasa yang aku lihat sekarang.
Keteduhan dan nyaman..., hanya melihat pepohonan yang rindang sarat dengan suasana yang membuatku enggan kembali.
Aku ingin melihat, merasakan dan berada dimasa itu...
Dimana aku bisa melihat bagaimana manusia menyatu dan memperlakukan alam seperti yang seharusnya.
Dimana aku bisa mendapatkan suasana itu, apakah bisa terlihat dengan jelas atau hanya bayang maya yang bermain di pikiranku.

Aku kangen...
Rindangnya pepohonan, kehidupan sederhana yang hangat dan kental dengan toleransi karena menganggap semua adalah saudara.
Orang-orang yang ramah menyapa, menolong tanpa perhitungan apa yang didapatnya nanti.
Suasana asri dari suatu desa yang selalu menyeretku untuk kembali. (15/03/16)



★Ell