A : "Yooo bangun"
Sepertinya kali ini kita saling melewatkan panggilan untuk rutinitas bangun tengah malam, lelah memeluk erat tubuh ini dalam buaian mimpi, walaupun ga yakin apakah semalam itu ada hamparan padang savana atau birunya langit dengan awan serja bintang-bintang dalam lelapnya lelah. Dan kebiasaan untuk menyambut sang fajar dengan lantunan doa pun sampai terlewatkan. Bagaimana denganmu yoo, semogabtak terlewatkan satu pun ya.
A : "Maap semalam ketiduran brasa capek banget badannya"
Y : "Selamat pagi yoo" sapaan hangat, yang masih bisa dibilang pagi karen pesan yang masuk belumn melewati pukul tujuh pagi.
A : "Met pagi juga yoo"
Y : "Kamu minta digampar apa ditampol? *bari plintir kumis*
A : "Minta dibuatin teh hangat aja
A : "Yo apa cuek ku kurang ya, kok ga bisa masabodo dengan orang laen. Padahal teman-teman juga udah banyak yang bilang kalau super cuek"
Tanpa melihat sikon langsung saja memulai pembicaraan yang bisa dibilang lumayan berat, entah dilihat dari sisi mananya bisa dibilang berat itu. Mungkin dilihat dari berat badanku yang mulai bertambah kali ya...
Y : "iiiiiiiiikh"
A : "Knapa ik"
Y : "Bersifat kesemua orang atau hanya tertentu"
A : "Apanya"
Y : "Kenapa semalem kamu ndak menyolekku. iiiiiih. Sifat masa bodo dan super cuek nya. Jangan nyuekin aku.
A : "Malah semalam aku pengen nyender tapi kamunya kliatan capek juga"
Y : "Kenapa sayang?"
A : "Aku cuek, tapi ga bisa cuek juga ama orang-orang yang ada masalah. Seperti menutup mata aja untuk semua. Enggak lah mana bisa nyuekin kamu. Kemaren di samokong ketemu ama teman, aku dapat amanat dari almarhum ibunya. Aku udah sampein intinya tapi kenapa aku ga bisa menutupi alasannya juga"
Y : "Mungki hati dan pikiran kamu memang tercipta untuk itu. Ibu pertiwi.
Y : "Aseeeekk
A : "Masa begitu
Y : "Kenapa?"
A : "Aku ga perna bisa cuek ama urusan orang (dalam hal masalah ya) pernah berpikir itu urusanmu ga mau ikut campur tapi tetep aja kepikiran. Apa lagi kan aku orangnya pemikir. Menerima siapapun yang datang untuk berbagi... walaupun dalam hati bilang engga tapi tetep aja dengerin"
Seperti tidak bisa melihat kesedihan dari sorot mata orang-orang yang ada di sekelilingku. Sadar jika aku bukan pahlawan penumpas kejahatan namun untuk bisa ga peduli, menutup mata dengan segala rasa yang terjadi dengan mereka itu ga tega. Padahal jika sudah masum ke dalamnya, walau itu hanya sedikit tetal akan menambah pikiran padahal orang yang bersangkutan juga belum tentu memikirkannya.
Y : "Jangan dijadikan beban yoo, kamu lupa po, tugas manusia itu melayani, mengapdi dan peduli"
A : "Kadang ga punya solusi itu yo yang jadi pikiran. Andaikan mendengarkan itu udah cukup tapi seringnya selalu ada yang sepertinya mendesak untuk mencarikan silusinya (sisi lain diriku)"
A : "Yoo udah buat kopi belum, minta dikit donk. Pagi ini pengen minum kopi ama roti isi keju"
Y : "Ya kadang orang itu hanya kepingin didengar. Berarti kamu ama 'sisi lain' belum klop."
Y : "Aku ndak nyeduh kopi pagi ini. Hehe. Cukup air putih."
A : "Bukan gtu kadang ga cuma mendengarkan tapi ingin mengungkap semua dari semua sisi dimana salahnya gtu lho yo"
Y : "Hmzz"
A : "Kadang kalau ada yang cerita gtu dengan nakalnya otak mencari tau semua tentang orang yang menjadi bahan pembicaraan. Ya kadang buat sekedar tau kadang juga sebagai bahan acuan. Tapi mengapa kok ga bisa menolak orang-orang yang datang itu lho"
A : "Tumben cuma aer putih dalam rangka apa ni"
Y : "Hehe... Lah bukan kah dulu kamu pernah bilang, kalau kamu mau menerima apapun dari pihak luar, ya dalam artian kami siap dengan hal itu. Seperti perbincangan kita dulu --> tentang pagar."
A : "Iya tapi kadang capek"
Y : "Pan aku udah bilang, aku suka dan cinta kopi, bukan berarti aku harus meminumnya secara tertib apa lagi dengan jadwal waktu yang ditentukan."
Y : "Lah ko' ngeluh sih? Alasan utama kamj ingin menolak apa?"
Ya aku sadar dan tau dengan benar jika kamu ga suka aku mengeluh, kamu mengajarkanku untuk menjadi kuat namun terkadang jika lelah mendera tubuh juga mengikat otakku itu terasa sangat melelahkan yo. Karen aku juga memiliki banyak hal yang mesti dipikirkan, bukan hanya tentang mereka dengan segala problematika. Tapi tetap saja ga bisa mengelak untuk mengacuhka yang datang.
A : "Kan pas, semalam ujan paginya minum kopi"
A : "Kadang ga tega yo liat mereka mendengar apa yang di katakan. Ga ngeluh sayang"
A : "Yo aku pengen nyender trus dapat 1 pelukan. Trus denger kamu cerita"
Y : "Lagi ndak kepingin ngopi. Mungkin nanti agak siang."
Y : "Ndak tega gimana? Bilang Cape, tapi ndak mau dikata ngeluh. Piye to kamu tuuh?"
A : "Ga tega liat orang sedih"
Y : "Sini-sini. Peluk dulu baru nyender. *bighug*
Y : "Mau duduk apa berbaring bari liatin keatas langit-langti. Cerita apa sayang? Aku ndak pandai bercerita."
A : "Diatas kan bintangnya ketutup, awan juga bekum ada, langit masih abu-abu. Cerita apa aja yang penting cerita"
Y : "Bukan liat bintang, tapi langit-langit rumah. Atap, iya atap. Karena aku lagi dikamar berbaring bari dengering lagu. Jadi jika kamu kesini mau ikut berbaring apa duduk diruangan sebelah biasa aku duduk.
A : "Hari ni acara kemana yo"
Entah kenapa aku suka nyender, ya cuma nyender untuk meletakkan seluruh beban yang sepertinya menggelayut di kedua pundakku hingga ku sedikit kesusahan untuk bergerak melangkahkan kaki. Dan ketika sudah bersandar rasanya nyaman beban seperti juga lepas dari pundakku. Ya mungkin bertenti sejenak agar untuk memulihkan tenaga agar bisa bergerak bebas lagi.
Y : "Sampai jam ini blm ada rencana, ndak tau nanti ibu ada rencana dadakan apa."
Y : "Hmzz, siapa sih yg tega liat orang sedih? Sekarang ko' aku jadi makin takut ya ke kamu, bukan takut hal yang biasa namun takut akan keadaan kamu."
A : "Apa yg kamu takutkan. Selama ni kamu takut ama aku yo...?!"
Y : "Ya keadaanmu."
A : "Keadaanku kenapa"
Y : "Aku tidak takut denganmu, tapi aku mengkhawatirkan keadaanmu."
A : "Lah kenapa malah ibu, emangnya kemana pun ibu pergi kamu ikut gtu ya"
Y : "Hatimu, pikiranmu, kerapuhanmu, air matamu dan semua."
Ya aku sadar semua itu. Bahwa sebenarnya aku rapuh, bahkan teramat rapuh hanya terlihat kuat di luarnya saja. Aku ga mau semua orang tau, aku hanya ga mau dikasuhani apalai membuat orang lain cemas dan membuat pikiran mereka seperti yang selalu menbuat pikiran kamu yang selalu mencemaskanku.
Y : "Aku di Kudus kan ndak pernah kemana-mana. Waktu itu kemenara(yang aku cerita sedikit ke kamu itu). trus beberapa hari lalu kita (aku, ibu, adek, ama anak nya adeku) kemenara lagi. Udah cuma itu doang. Oia, kadang ke gor, rumah kan deket gor jadi kadang kesitu hanya cari angin. Selepas itu aku ndak kemana-mana. Biasa nya kalau ibu nyurh ngater, pan aku yang nganter, bukan aku harus ngikut ibu. Gituu"
A : "Apa yang kamu rasain... perubahan apa aja yag udah terjadi dalam diriku yo. Kadang aku juga sadar ada yang berubah, bahkan omonganku pun sudah mengarah ke hal yg terlalu dalam"
Y : "Banyak perubahan, terlebih tentang kepekaan hati. aku rasa tidak usah dibahas."
A : "Iya. Mungkin ini fase perubahan yo"
Y : "Hu'um. Kamu gi apa"
Y : "Sepertinya aku harus balik."
A : "Gi ngobrol ama kamu sambil nyender"
A : "Pernah berpikir dan mencari tau sebenarnya di masa lalu hubungan kita seperti apa tapi ga ketemu"
Y : "Berarti memang tidak ada hubungan apa-apa, bahkan kita tidak pernah kenal dimasa lalu."
A : "Tapi sepertinya ada yo"
Y : "Ko' sepertinya? Kalau kata -->sepertinya, berarti belum pasti."
A : "Blm bisa menjelajah sayang"
Y : "Iya. Aku pun demikian. Namun yang aku rasa kita pernah bareng di masa lalu. Terkadang hanya terlintas tempat namun aku ndak tau dimana keberadaan tempat itu. Klasik."
A : "Ya sama aku ngerasanya ada sesuatu dimasa lalu cuma belum bisa melihat kesana. Mungkin saatnya belum tepat"
Y : "Iya, belum waktunya. Mungkin juga apa yang kita kerjakan saat-saat ini akan mengarahkan dan membuka tentang semuanya. Mungkin. Ndak tau juga sih. Hahahaa"
A : "Kamu bilang terlintas masa lalu tiba-tiba terlintas masa yang lamaaaa banget manusia masih sedikit, ada ketenangan disana. Sebelum jaman foto hitam putih kali. Perempuan yang mengenakan kemeja dan rok selutut, pria mengenakan kemeja putih dan celana pendek"
Bayanganku seketika melesat entah masuk di tahun berapa namun bayangan itu sangat terlihat dengan jelas. Sempat berpikir apakah ini jaman koboy seperti di film namun aku merasakan ketenangan disana ga ada senjata hanya sebuah rumah mungil ladang dan pekarangan yang sangat luas.
A : "Hu um
A : 'Seperti bukan di negara ini ya
Y ; "Naah itu yang aku liat, jarang ada orang. Persis apa yang kamu kata. Aku juga ndak tau dimana keberadaan waktu itu."
A : "Tapi udah pake baju kain kan bukan baju tarzan"
Y : "Iya pake baju. Malahan ada yang pake 'jarik'. Eh jarik ki bahasa nasionale opo to?"
A : "Selendang. Lah piye to aku bilangnya udah pake rok celana pendek malah kmu liatnya pake jarit... ga sama iih"
Y : "Pan aku bilang ada yang masih pake jarik. iiiiiiikh. Klasik banget dah."
Y : "Dulu aku pernah bilan ke seseorang, kalau aku kepingin menyendiri dihutan. Tapi ndak boleh. Tanpa penjelasan sedikitpun."
A : "Masaseh. Ya mungkin takut kalau ada sesuatu lah, di hutan kan juga banyak penghuninya iya klo suka kalau ga kan malah jadi masalah"
Y : "Mungkin seperti itu."
A : "Knapa tiba-tiba sedih yo"
Y : "Ndak tau yoo"
A : "Puuk puk puuuk'
Y : "Ini aku lagi ngobrol ama ibu, serangan bertubi-tubi kearah otak dan hati. Tapi aku rasa bukan masalah ini yang membuat bergelitik."
A : "Serangan gimana. Kalau bukan itu lalu apa yo"
Y : "Aah kaya ndak tau ibu kek gimana, ada dong gambaran tentang sifat ibu. Masih berani jadi menantu ibu? Lah ko' -____-
Y : "Aku ndak tau yoo."
A : "Ibu kan kaya kamu yo keras banget tapi kalau udah seneng ama orang ya seneng aja walau tanpa alasan"
A : "Eh ya gimana kalau kamu mandi pake jeruk purut, itu bisa ngilangin hal negatif dari dalam tubuh"
Y : "Masa sih?" Berarti kamu ndak mundur nih. Aseeeeeekk"
A : "Sifat ibu kan nurun ke kamu"
Y : "Sebelum aku pulang ke Kudus, aku dimandiin oleh seseorang, dibacakan syahadat dan bla bla bla. Gitu"
Y : 'Jeruk purut? Gimana cara nya? Bisa jadi. Ibu kalau ngomong jedar jeder tanpa adang aling-aling, transparan. Bener juga sih, aku kadang juga gitu Duuuuuh."
A : "Lha wong anak'e ya ada yang diwariskan lah piye to"
Kemana aja pak baru nyadar. Kalian itu sama-sama keras jadi jika lagi ngobrol suka cepat tersulut emosi jadi bisa dipastikan akan ada suara-suara keras yang sama-sama mempertahankan pendapatnya masing-masing.
A : "Sigar jeruk purut jadi 2 bagian trus di peres di aer yang kamu buat mandi (pake ember aja) trus buat mandi. Mandinya jongkok tar aer yang ada di pangkuan di tuang lagi ke gayung disiramin ke tubuh ampe airnya habis yang di ember setelahnya bisa diulang kaya mandi biasa kalau brasa belum puassmandinya. Mandinya kapan saja boleh asal jangan lebih dari jam 5 sore. Pas beli jeruk purutnya juga langsung bayar aja ga usah ditawar. Lakukan itu tiap hari selama 2 minggu. mantep yo klo habis mandi. Hahahahaaa...
Y : "Jeruk purut nya berapa? Kamu pernah melakukannya?"
A : "Satu aja yo tiap mandi. Pernah"
Y : "Ada bacaan / niat sebelum mandi?"
A : "Ga ada. Cuma suruh mandi pake jeruk purut aja. Beli jeruk purut lumayan susah, cari saja di penjual bunga tabur or peralatan buat orang meninghal"
Y : "Iya, nanti kalau udah dijogja."
A : "Tapi itu terus ya cuma setelah 2 minggu dikasih jarak aja"
Y : "Berarti pertama sampai 2 minggu berturut-turut ndak putus, baik pagi maupun sore?"
A : "Kenapa nunggu di jogja"
Y : "Trus kalau udah sampai 2 minggu, masih lanjut tapi dikasih jarak. Jaraknya berapa hari?"
A : "Boleh pagi apa siang seh suka-suka mau kapan mandinya asal ga lebih dari jam 5 sore. Dikasih jarak. Kan ibaratnya 2minggu itu perlahan buat ngelunturin trus setelahnya biar benar-benar bersih yo"
Y : "Kamu waktu 2 minggu itu mandi 2x, setiap mandi pake jeruk purut po? Ya jaraknya berapa hari?"
A : "Kayanya sehari sekali deh. Coba ya senin nanti aku tanyain soalnya itu yang nanyain temanku"
Y : "Lah trus yang pernah kamulakukan gimana?"
Y : "Iya"
A : "Kayanya sehari sekali yo. Pas masuk pagi aku mandinya sore, pas masuk siang, pas brangkatnya mandinya"
A : "Mantep yo, ga bakal tau klo blm dicoba. Mandinya seluruh badan ya termasuk kepala"
Y : "Iya, nanti kalau aku laksanakan. Sabunan trus sampoan juga kan?"
A : "Hu um dicoba aja mudah-mudahan ada hasil baik. Emang bisa satu ember sampoan sabunan... biasanya aku mandi pake seember dulu habis itu baru mandi sampoan buat ngilangin bekas jeruknya yang nempel di rambut"
Y : "Aamiin"
A : "Ni gi apa yo"
Y : "Gi ama kamu. Kepingin telepon kamu ngobrolin sesuatu yang lucu gitu. Bukan tentang keseharian."
A : "Apa hal lucu itu"
Y : "Lucu nya buka lucu kek kebanyakan orang loh ya. Tapi apa ya? Duuuh"
A : "Aneh deh kadang kalau pas sedih gtu brasa kamu tu dateng ya cuma duduk di samping aku doank sambil senyum, kadang ngeraagkul doank
Kadang klo pas tidur brasa kamu datang nengok. Kadang juga malam brasa duduk di luar berdua sambil liatin bintang ngobrol yang mungkin hanya kita yang tau"
A : "Lha apa. Kan kmu ga bisa ngelawak yo. Untuk ketawa aja susahnya kagak karuan apa lagi ngelucu"
Y : "Ndak tau kenapa aku kepinginnya ke kamu. Bukan untuk apa-apa, cuma kepingin ama kamu. Kadang peluk kamu."
Y : "Lah pan aku udah bilang kekamu, aku sering nengokin kamu tanpa sepengetahuan kamu. Apa ya, pokonya lucu bukan seperti yang lain nya deh."
A : " cocuiiiiy deh
Inilah yang kadang membuat bingung. Bila dipikir sepertinya ga masuk akal namun ini semua benar terjadi jika kami kadang sesekali menengok atau datang ke tempat satu dengan yang lainnya hanya menengok dan melihat sedang apa dan lagi ap. Bahkan ketika kami sedang berdua andai aku lagi pengen nyender itu benar berasa, seperti benar nyata padahal posisi kita tidak dalam satu kita namun itu seperti benar ada di dekat ya berdua seperti yang kita bayangkan. Bahkan terkadang kita berdebat dan menjawab dengan semua alibi namun setelah selesai atau dibaca ulang ga menyangka bahwa kita bisa berkat, bisa berpikir secerdar itu.
Y : "Jadi kamu bilang aku itu kaku? Gitu?
A : "Kalau dipikir apa yang kita omongin selama ni kan juga bukan pembicaraan umum, ga semua orang bisa memahami bahkan terpikirkan tentang itu tapi kita nyambung-nyambung aja kan tentang obrolan apa pun. Bukan kaku cuma terlihat cool"
Y : "He'em. Tapi ko' banyak yang bilang aku, bahkan kamu mungkin, itu aneh. Aneh nya dimana ya."
Y : "Cool itu apa to?"
A : "Karena pemikiran berbeda... ga simple lah intinya lebih memilih, melihat dari sisi laen yang seperti orang kebanyakan liat. Susah yo jabarinnya"
Y : "Hadeh."
A : "Intinya kamu tu orangnya keras, kalau udah punya kemauan kekeh dah, tapi bagaimanapun kerasnya kamu aku ngerasanya ada sayang yang besar buat aku
A : "Itu yang aku rasakan seh"
Y : "Jangan ngledek yoo, aku ndak tau itu.
A : "Tuh kan siapa juga yang ngeledek"
A : "Knapa tiba-tiba kangen ya... padahal kan dari tadi juga udah ngobrol"
Y : "Pokonya jangan ngledek aja."
A : "Enggak ngeledek sayang"
Y : "Kangen nya berbeda yoo. Suatu kerinduan akan hal yang belum pernah terjadi dikehidupan kita ini, yang mungkin dilampau pernah terjadi"
A : "Mungkin begitu yo"
Y : "Trus rasa kangen yang kamu maksud itu gimana yo?"
A : "Susah yo jelasinnya. Kangen yang ada geregetnya, seperti ga puas walaupun kamu udah ada di sampingku. Seperti ga mau sedetikpun kamu juga pikiranmu beralih dariku. Hari ini brasa pengen manja aja terus ke kamu
Y : "Kalau susah dijelasin, ya dinikmati, rasakan, melayang lah, tapi ingat jangan sampai kepayang."
Y : "Bighug"
A : "Bighug. Denger suara angin tiba-tiba seperti diseret di tempat yang sangat teduh di bawah pohon hanya berdua ama kamu disana nyender sambil cerita-cerita. Sangat menyenangkan"
Y : "Penuh dengan sesuatu ijo, ada kupu-kupu. Duuuh"
A : "Iya"
Y : "Dalam diam kita bercerita."
A : "Enggak juga aah"
Y : "Ndak gimana?"
A : "Ga cerita dalam diam. Lebih ke mendengarkan nyanyian alam yo"
Y : "Hehe, mungkin seperti itu. Salah pengucapan kali ya, tapi kamu tanggap."
Y : "Yoo kamu percaya dngn zodiak? Golongan darah kamu apa yoo?"
A : "Dulu percaya. Gol O. Knapa yo"
Y : "Oh. Ndak kenap-kenapa. Cuma tanya aja. Golongan darahku A."
A : "Gol darah langka"
Y : "Langka kenapa? Langka bagaimana maksudnya?"
A : "Kan jarang yang punya gol darah A"
Y : "Oh gt to"
A : "Yo pernah liat iklan aqua yang baru belum. Bagus yo"
Sambil melihat tayangan di televisi yang masih menayangkan iklan aqua yang menurutku mengena dan realita kehidupan. Diman seorang pendahulu, pencetus ide biasanya hanya akan dipandang sebelah mata dan kebaikan yang dilakukan kadang mendapat tanggapan lain dari orang lain namun niat tukus selalu akan berbuah manis dan begitu indah.
Y : "Zodiak zaman dulu kan beda dengan yang dibuat sekarang"
A : "Bedanya dimana"
Y : "Ya beda aja, sekarang kan cm asal-asalan. Kalau zaman dulu pake perhitungan"
Y : "Belum jarang liat tipi. Tentang apa konsep iklan itu"
A : "Tentang bapak-bapak yang kena paku trus berinisiatif buat bersihin paku di jalan biar yang laen ga kena seperti dirinya tapi itu ga mudah sering kena omel pengendara lain tapi tetep sabar sampe ada kernet bis ngasih besi trus itu mengispirasi yang lain buat ikut ujung-ujungnya ada pengendara motor berhenti ngasih aqua"
Y : "Waw, keren. Iklan rokok juga keren-keren. Siapa sik dibalik semua itu?"
A : "Yo bentar ya, tak nyuci"
Y : "Nitip yoo. Barusan aku liatin jemuran ada yang jatuh.
Cuciin lagilah.
Langsung ngabur, dan setelah hampir 1 jam lebih ya maklum lah cucian segunung akhirnya selesai sudah acara cuci mencuci hari ini.
A : "Yooooo"
Y : "Iya iklan rokok juga tapi ada iklan rokok yang jelek banget yang bilang 'laki-laki tau kapan harus boonk'
A : "Huuuuuh kenapa ga ikut nyuci skaliana aja yo kan romantis tu"
Y : "Aku ketiduran yoo. Duuh badanku"
A : "Knapa badanmu. Ya udah klo masih ngantuk tidur lg aja yo"
Y : "Pegel. Ooh jadi kamu nyuruh aku untuk malas. Gitu?"
Y : "Kamu gi apa yoo?"
A : "Lha kamu ga gerak dari pagi malas-malasan doank gimana ga pegel yo. Hahahaahaaa kamu sendiri yang udah malas-malasan"
A : "Ni gi tiduran. Mau ambil sprei tapi masih panas. Anterin yo, hehehehe..."
Y : "Aku lho isuk-isuk wis nyuci, trus nggodong pisang, trus masak sego goreng kuning. Kurang ganteng piye aku ki, jaaal. Ambil sprei dimana? Jauh kah?"
A : "Mana ada sego goreng kuning"
Y : "Aku mau nemenin, tapi aku bonceng ya. Hehe"
A : "Yang bener ni, bukannya masak mie ga bisa"
A : "Di tempat teman, ya ga begitu jauh seh. Laaaaah ya kmu boncengin lah, curang"
Y : "Ono yoo, nasi kuning sisa semalem, padahal semalem udah di bagi ketetangga, tapi masih ada, tadinya mau dibuang ama ibu. Aku ndak bolehin. Aku ndak suka liat makanan dibuang. Pokonya ndak suka. Jadi ya aku goreng aja. Hahaa, enak juga, adeku malah bilang --> duh masku iki pinter tenan, tak juluki chef Che aja ya. Aku stay kalem.
Y : "Oh gt too"
A : "Nasi kuning tu di tanak bukan di goreng sayang"
Y : "Sekali-kali lah boncengin."
A : "Huuuuuuu... Tapi ga sekarang lah boncenginnya... sekarang giliran kamu"
Y : "Ya bodo amat, tadi udah aku goreng, campur telor trus dikasih suiran ayam. Duuuuh enak eeeee"
A : "Kali ini ga percaya"
Y : "Aduuuuuh badan ku makin sakiiiiit. *pura-pura*
Y : "Masa kamj tega aku yang pegang stir, ayolah."
A : "Jari-jariku juga lecet semua habis nyuci masih perih masa kamu tega"
Y : "Iya tadinya nasi kuning dikukus seperti biasa, pan sisa, jadi aku goreng. Gituuu certianya. iiiiiiiiiiih, keseel deh
A : "Hahahahaaha...Emang kmu bisa nangis yo"
Y : "Dan akhir nya aku luluh, ya dah kita sholat dulu udah gitu cuuuuus, ngeeeeeng."
A : "Belum mandi"
Y : "Oia ding, aku pan ndak bisa nangis. Aku ki jantan, gagah. *tersedak-sendak*
A : "Bentar lagi ya mandinya trus sholat
A : "Stengah 4 aja mandinya biar agak adem dikit. Eh ya belum ngepel juga deng"
Y : "Trus maunya gimana siik? Ribet amat, mau pergi aja pake acara mandi segala. Belum nanti ngebentuk alis mirip kek sincan. Belun nanti ribet masalah baju yang mau dikenakan. Duuuuuuh
Y : "Aah wanita......... *geleng-geleng kepala, bari ngulus dada*
Y : "Belum cuci piring, belum nyirami bunga, belum apa lagi?
Yasalam -_____- *sabaaaaaar*
A : "Iiiih.... bukan gtu sayang. Kan kalau mau pergi rumah harus beres semua dulu donk trus mandi biar ga gerah kalau pas jalan, bayangin aja jalan tapi masih bau kecut kan ya ga sip. Cuci piring udah... nyiram bunga bagianmu"
Y : "Malah seksi ko' kalau ada aroma kecut gitu *tutup idung*
Y : "Lah lah malah lempar tanggung jawab kan. *plototin*
A : "Ogaaah.... jangan-jangan kamu jarang mandi ya. Kan udah perjanjian awal bunga tu bagianmu daripada tar berujung mati hayo pilih mana"
Y : "Hahaa, sttttttttt.... Hehe, iyoo iyoooo. Yoo ngopi disit ben joooooos.
A: Aku udah buat tadi habis nyuci... tu masih tak minum dikit"
Y : "Yoo nomor aku disimpen ya. Buat jaga-jaga kl HP ku mati lagi. HP yang atu nya udah sekarat, kemarin ikut dicuci dimesin cuci. Entah gimana maksud adek, duuuh. Halal ndak sih jewer kuping adek yang udah bikin HP ku tersiksa dimesin ? *adu gelas* chers
A : "No yang ini kan
Ini udah ½ 4 jadi kapan lagi mau mandi? Iya, yang ini aja. Simpti lagi off."
A : "Hai hai haaaai kenapa nayalahin orang laen bukannya kamu yang ceroboh. Kagak diperiksa dulu maen lempar ke cucian. Kenapa ga cuci sendiri seh udah gede masa ya dicuciin"
A : "Udah disimpen daei awal yo. Ni masih nyapu trus ngepel baru mandi dah"
A : "Tu liat semut udah pada dateng ngicipi kopi"
Y : "Bukan aku yang ceroboh, pan aku baru pake celana jeans sore dipake, aku gantung, eeeh main cuci aja."
Y : "Siiip. Ya wis selesaiin dulu giiih. Join kopi ama semut. Hayooo udah ngasih makanan buat semut belum di tempat khusus?"
A : "Belum. Tapi sisa rotiku kemaren dimakan semut padahal masih di tas piye jal klo gtu... Hadeeeeeh"
Y : "Salah sendiri ndak dikasih makan pada tempat tertentu, jadi ya mereka nyari sendiri, mereka ndak nakal lho ya."
A : 'Kalau mau dikasih makan ya sopan ga boleh asal ambil donk"
Kalau sudah bicara soal semut kagak bakal menang dah, selalu salah dan kekeh pembelaan semut sampai dimanapun.
A : "Ayo yo brangkat...."
Y : "Kamu harus ngertiin doi dulu, baru doi bs ngertiin km. Gituu~
Y : "Ayoook. *pake helm*
A : "Trus kenapa kamu lebih ngertiin dia ketimbang aku. Ayo buruaan"
Y : *langsung duduk dibelakang* Bari merem
A : "Lha kok bisa ki lho. Tar mampir beliin kebab ya
Y : "Jadi kamu cemburu ama semut? Ayook *ambil alih*
Y : "Buruan bonceng, jangan rewel. Ko' kebab? Kamu doyan? Aku udah ndak doyan.
A : " Iya laaah. Lagi pengen ajaah... kalau bilang beliin cilok juga jam segini udah kagak ada yang jual"
Y : "Buang jauh rasa mu itu. Aku padamu, tenan ki.
Y : "Ayooo to ah, jalan. Nanti jajannya bari liat apa yang ada."
A : "Tetep aja merasa terabaikan.Iya ni jalan"
Y : "Iiiihh. Pegang kendali yang bener."
Ada rasa yang aneh. Selama perjalanan aku hanya mengendarai motor sendiri tapi rasanya aku benar di bonceng. Kamu ada bersamaku. Dan ketika di rumah teman untuk mengambil pesanan sprei kamu juga disana tapi menunggu di luar.
Namanya ketemu teman apa lagi perempuan akan banyak cerita dan anehnya berasa ga tenang seperti biasanya buru-buru pengen cepet pulang saja bawaannya. Tapi masih terhalang tuan rumah yang cerita sangat lama. Sampai aku benar-benar memutuskan untuk pulang, selain karena memang sudah malam juga karena ada sesuatu yang mendesak untukcepat sampai ke rumah. Iya keinget kamu.
Di jalan rasa haus dan jadi yang lecet karena salah nyuci berasa perih aku putuskan untuk mampir ke minimarket dahulusebelum pulang. Tadinya juga ingin sekalian beli kebab atau burger sepertinya asik untuk dimakan di rumah tapi ga jadi nanti masakan ibuk ga ada yang makan. Mampir ke monimarket tujuan utama ingin beli plester tapi setelah sampai di tempatnya yang di inget yang ingin dibeli malah ga inget yang aku ambilcuma air mineral doank. Udah muter-muter mengingat tapi tetap saja ga ingat mau beli apa. Ya akhirnya hanya membeli air mineral dan baru ingat ketika sudah hampir sampain rumah. Aaah kenapa aku ini tidak biasanya seperti ini.
Y : "Yoo" melihat jamnya sepertinya ada pesan masuk darimu ketika di perjalanan pulang dan baru akubalas ketika sudah sampai di rumah. Kebiasaan untuk tidak membuka hpketika dijalan ataapun ketika sedang ngobrol dengan orang lain.
A : "Dalem yoo. Ni bru nyampe runah tadi keasikan ngobrol kagak boleh pulang"
Y : "Kebiasaan ya, kalau emak-emak ketemu ama ibu-ibu PKK lupa semuanya. Ampe aku ndak diajak masuk. Dikira tukan ojek kali ya. Nesuuuu aku."
Y : "Wis sholat maghrib durung?" Kaya gini ni yang bikin demen ngingetin sholat. Cakep dah
A : "Tadi diajak masuk ga mau. Iya"
A : "Global ada film bagus yo... kartun"
Tadi dari brangkat brasa kamu ikut deh. Mau surabi ga yo... rasa nangka tapi"
Sampai di rumah ke belakang di meja sudah ada surabi dengan aneka rasa juga gorengan. Sama bapak suruh bungusin buat putra dan aku mengambil beberapa gorengan juga surabi yang aku taruh di piring kecil dan aku bawa naikke kamar sambilnonton acara televisi.
Y : "Burung hantu. Ow simbul dari negara?"
A : "Liat juga ya"
Y : "Lah emang aku ikut, piye to. Ndak dianggap lagi *tambah nesuuuuu*
Y : "Udah deh ndak usah pake acara ngrayu dngn cemilan. Poko'e nesuuuuuuuu."
A : "Hehehehehee"
Y : "Iya, baru aja nyalain tipi."
A : "Kalau ngambek gtu tambah caem deh....
Y : "Oh berarti aku haru ngambek terus ya biar tambah caem. Makin ngambek makin caem. *ngambek maksimal*
A : "Hahahahhaa. Ga perlu caem x yo tetap spesial kok"
Y : "Aha *kalem*
A : "Nah gtu donk kalau senyum kan lebih caem
A : "Knapa ya kok brasanya kaya berdua trus nyender trus kamu ngelus-ngelus kepalaku"
Y : "Jadi ngambek bari senyum caem nya doble? Tak cobane disit.
A : "Ngambek tu caem tapi kalau senyum lebih caem begono lho sayang"
Y : "Masa sih. Gmn rasanya?"
A : "Apanya"
Y : "Oh gt to. Itu gombalan atau gimana to, ko' bilang caem mulu, trus aku harus balas gombalan gimana? Yang berasa berdua trus nyender ............................. Itu yoo"
A : "Bukan gombalan tapi nyata...."
A : "Ya gtu dah"
Y : "Aseeeekk."
A : "di otak dari pagi ada gambaran kaya gtu. Ni barusan juga gtu"
Y : "Itu yang ada diotak, trus yang ada dihati gimana yoo?"
A : "Senang donk, sepertinya hari ni hari paling romantis deh"
Y : "Bukan kah setiap hari aku bersikap romantis. ☺
A : "Eh ya tadi pas pulang kan mau mampir ke indomart tapi jadinya ke alfamart niatnya mau beli hendiplas buat jariku yang lecet trus udah disana blank malah beli aqua doank. Handiplasnya kagak kepikiran blas ampe muter-muter juga kagak inget jal. Nyampe rumah cuci tangan bru inget"
A : "Tapi kan kagak kaya hari ini yo"
Y : "Ko' bisa gtu, mikirin apa to yoo."
A : "Mikirin hp
A : "Buru-buru pengen bales pesen kamu. Kan kalau pergi apa pas ngobrol ga suka tu buka-buka hp brasa ga sopan gtu dah"
Y : "Tapi kemarin aku juga pernah saglek juga. Jadi gini pas mandi, pertama kan gosok gigi, trus mau cuci muka, biasanya pan aku pake klin en klir eeh aku malah ambil sampo udah aku kluari, ya udah aku taroh ke rambut aja meski belum kesiram air rambutku. Trus pas mau sampoan eeh malan ambil klin en klir aku keluarin juga. Yasalam. Iso kuwalik ngono piye jal. Aku nyengir kesel dewean, nganti triak. Haduuuh"
Y : "Mikirin HP? -____- Bukannya mikirin aku. iiiiiikh"
A : "Hahahahaa... klo itu mah udah terlali blank yo. Emang lagi mikir apa waktu itu"
Y : "He'em. Ndak sopan dan ndak tau tempat."
A : "Ya mikir hp lah buat dibuka biar bisa balas pesen kamu. Begono lhooh"
Y : "Aku jg ndak tau, bingung, malahan ndak mikirin apa-apa. Kosong gitu lah."
A : "Untung aja bukan pasta gigi yang buat sampoan. Klin en klir tu apa seh yo"
Y : "Pan aku ada disampingmu setiap saat. Tssaaaaah. Masa siiih, terharu, jadi yang spesial.
A : "Beneran lah"
Y : "Clean and clear yoo. Moso ora ngerti to. Emang kamu pake produk apa buat cuci muka."
A : "Oooow. Pake pons kalau ga pembersih dari sariayu tapi juga jarang dipake"
Y : "Hmzz."
A : "Knapa ik"
Y : "Eeh kemarin kan kita poto bareng, aku ibu adek ama anaknya adek. Berjejer gtu, trus pada liat hasil nya kan, mosok aku koyo wong papua. Saking irenge. Asem tenan og ibu ki."
A : "Hahahahhaa..."
A : "Udah terima aja pujian dari ibu"
Y : "Malah disuruh pake sabun JF. Apalah itu JF."
A : "Sabun yang ada sulfurnya yo"
Y : "Tadinya mau aku kirim ke kamu eeh ndak jadi. Buat apa itu sabun JF?"
A : "Emang kmu banyak jerawatnya ya kok disuruh pake sabun jf. Ya buat mandi ama buat cuci muka. Emang warna kulit aslimu apa hitam, coklat apa putih"
Y : "Ndak ada jerawat tuuh, Semua anak ibu ndak ada jerawat. Ndak tau ini warnanya apa?"
A : "Biasanya kulit akan kembali dalam warna asli 2-3 bulan yo. Trus disuruh pake JF sulfur buat apa donk klo ga jerawatan dan ada penyakit kulit. Kalau buat mutihin mending pake lulur purbasari aja yo enk ga kasar dan bisa jadi pengganti sabun juga"
Y : "Oh gt to? Itu buat badan aja apa bisa buat muka?"
Y : "Luluran? Kayak nya ide bagus, gimana sih cara gunainnya?"
A : "Bisa buat muka... kalau pas di indomart coba aja to baca-baca kalau aku sarankan ke supermarket paling kan kamu ga mau"
A : "Buka tutupnya ambil sedikit lalu di olesin ke badan trus di ratain dan digosok-gosok dah. Kalau aku biasanya badan disiram dulu soalnya kalau ga di kulit kasar. Ingat yo pilih lulurnya yang purbasari yang ada gambar ratu jangan pradasari scapnya kasar kalau yang laen ga enk cuma licin doank di kulit mesti dibilas dan pake sabun lagi"
Y : "Isin lah yo. Beliin to ahh"
Y : "Itu pas mau mandi apa gimana pake lulur nya?"
A : "Tapi kalau pengen cara instan coba lulur bali tapi yang tutupnya biru bawahnya putih. Cara pakenya mudah sambil nonton tv tinggal ambil trus gosok-gosok dah dengan seketika daki keluar semua dan kulit sedikit berubah ga kusam lagi. Kalau lulur purbasari ya pas mandi donk sayang namanya juga pengganti sabun"
Y : "Oh gt to, ahaaa. Lain kali dicoba."
A : "Nitip adek aja to kalau pas ke supermarket... Apa bsok anter aku ya tar aku beliin deh skalian belanja bulanan soale. Halah semua semuanyaa laen kali deh. Dulu pas di jogja kan aku item (tapi masih item adeku seh) tapi sekarag mulai pulih lagi."
Gimana ga hitam jika tiap dua minggu sekali main ke pantai seharian penuh. Di Jogja keseringan keluyuran waktu siang padahal cuaca panas ga kenal ampun dah.
Y : "Isin lah kalau tau orang. Hahaa."
A : "Isin kenapa"
Y : "Isin lah, mosok wong lanang luluran. -_____-
A : "Emang mau luluran di lapangan ya... Sambil nnton tv di kamar kan bisa. Luluran sambil mandi siapa yang tau coba"
Y : "Maksudnya pas beli, gitu loh sayang. iiiiiiikh. Ko' hp ku mati-mati mulu ya? Duuuuuuh"
A : "Suruh ade yg beli to. Mati gimana yo, cepet drop gtu kah"
Y : "Nah kan adek jadi tau. Tak henti-hentinya nanti buat bahan ledekan. Iya tiba-tiba mati trus aku nyalain batrei langsung abis."
A : "Itu minta ganti batre yo. Paleng batrenya udah ngembung tu minta di ganti"
Y : "Udah abis batrei 2 ditambah batrei bawaan bb. Yang atu aku masukin ke kulkas. Hadeeh"
A : "Ya klo gtu ajak ponakan trus suruh beliin to kalau di indomart adanya ya yang buat mandi bukan yang lulur bali"
Y : "Ponakan ku baru umur 1 tahun sayang, piye jal?"
A : "Klo tiba-tiba drop emang masalah di batre yo, pernah kok punyaku gtu udah penuh tiba-tiba mati dinyalaan batre habis lagi"
A : "Ajak ibu aja kalau gtu. Itu solusi terakhir"
Y : "Trus kamu apai ntu hp?"
A : "Kalau ga kesini aja tar aku anter wes. Beli batre baru"
Y : "Hahahaa, ibu diajak beli gituan, mana mau."
A : "Ajak belanja... trus kamu ikut pilih lulur langsung masukin ke keranjang beres kan" Ini biasanya trik adeku cewek kalau ikut belanja asal masukin nanti kalau udah nyampe kasir ngelirik suruh bayarin sekalian.
Y : "Lah aku udah beli batre yoo."
A : "Brati batrenya jelek tu, tukerin aja klo mah garansi. Tapi emang kalau aktif gini kan juga cepet habisin batre. Apa lagi banyak aplikasi yang on ditambah sinyal ga syabil tambah cepet dah low nya"
Y : "Hahahaa. Aplikasi gak banyak ko'"
A : "Ya brati jual aja hp nya beli baru"
Y : "Ko' kamu jadi kesel gt sik.
Y : "Eman-emang nek dijual. Dulu beli nya mahal, sekarang kebanting banget."
A : "Enggak kesel sayang..."
Y : "Maem jeruk yoo, bentambah asem trus semegrak."
A : "Semua juga gtu yo, segala sesuatu ada masanya. Kecut donk"
Y : "Belum juga 3 tahun ini hp."
A : "Lha kok udah gtu. Brati ga pernah lepas dari tangan tu"
Y : "Ndak tau ini bb"
A : "Dinikmati aja yo"
Y : "Iya"
A : "Hehehehehe. Kmu udah maem yo"
Y : "Udah td. Km?"
A : "Belum. Cuma maem gorengan ama surabi 2"
Y : "Ko' maem gorengan to. Maem itu nasi, kalau hanya gorengan itu namanya ngemil. Yo kamu udah isya'. Kalau belum isya' dulu yuuuk"
A : "Kan ngenyangin jg yo. Belum..... yuk"
Y : "Tapi kan ndak bagus, apa lagi maem gorengan diwaktu malam. Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii"
A : "Yo tangan kananku getar padahal ga brasa ada yang dateng"
Y : "Coba liat dan rasakan lagi"
A : "Ga ada"
Y : "Ndak apa-apa sayang."
A : "Udah aku coba tapi ga ada"
Y : "Ya udah ayook bergegas wudhu."
A : "Iya"
Langsung lari untuj ambil air wudhu dan isyaan bareng meskipun di tempat berbeda, kita sama. Dan setelah selesai mulai lagi senam jari dan mantengin hp sedangkan televisi yang menyala sedaritadi hanya di anggurin untuk dengar-dengaran kalau ada suara yang sekiranya menggelitik baru deh pandangan sedikit teralihkan.
Y : "Selesai
A : "Siiiip "
Y : "Gmn sekarang yoo?"
A : "Apanya"
Y : "Getaran itu."
A : "udah brenti yo cuma bentar-bentar doank kok"
Y : "Oh. Yoo temenin aku yoo"
A : "Hu um, dari tadi juga udah di temenin. Ada apa yo"
Sepertinya ada sesuatu yang terjadi tapi aku ga bisa memastikan itu apa.
Y : "Pokonya temeni aja, udah cukup"
A : "Iya iyaaaaa sayang. Puk puk puuuuk (bighug)"
Y : "Terimakasih yo."
A : "Kembali kasih yo. Sambil biat zikir aja yo"
Y : "Kamu boleh berbaring disebelahku, kamu juga boleh duduk dikursi yanh ada di dalam kamarku. Perhatikan ya yoo."
A : "Aku baringan di sampingmu... pegang tanganku yo
Setelah mendapat intruksi darinya aku juga merasakan sesuatu terjadi. Segera saja aku berbaring dengan tangan kiri terbuka persis di samping badanku dan mencoba rileks aku pejamkan mata, mencoba konsentrasi penuh."
Y : "Iya yo."
Beberapa saat ga ada pesan masum darinya dan aku merasakan tanganku sebelah kiri seperti terpegang rasanya kaya orang pegangan tangan. Yang awalnya terbuka perlahan mulai menggenggam, namun perlahan pegangan itu semakin kencang, benar-benar kencang . Aku merasakan sedikit kesakitan sampai tangan kananku bergetar beberapa kali dan air mata juga mengalir. Ada apa ini sebenarnya, tapi tiba-tiba saja genggaman itu mulai mengendur dan terbuka ya benar terbuka dan terlepas. Aku cari lagi sudah ga ada disana.
Genggaman yang di awal aku rasakan aku coba cari lagi sudah ga ada. sudah terlepas atau dilepaskan entah dah. Tapi ap tadi yang aku rasakan, mengap aku merasakan sedikit sakit dan getaran di dalam tubuhku sampai meebuat tangan kananku bergetar.
Y : "Biasanya lampu aku matiin, sekarang aku biarin nyala. Jendela aku buka dikit. Terimaksih yoo."
A : "Tutup aja yo jendelanya. Iya kembali kasih yo. Udah enk an kan yo. Kamu gpp kan yo. Kenapa kau lepas genggamanmu dan sekarang tiba-tiba mataku ber air"
Dan ga ada balasan sampai pagi dan aku tertidur dengan beberapa pertanyaan yang belum terjawab. (05/09)
★Ell