A : "Mas hari ni ada waktu ga"
Mengingat ini adalah yang dijanjikannya bisa untuk bertemu untuk menceritakan semuanya. Aku hanya mengingatkan namun feelingku mengatakan bahwa tak ada empati darinya untuk tau.
H : "Masih di bengkel mbk"
A : "Lha ada waktu ga ya"
H : "Nanti jam 3 ada mbak"
A : "Ooow. Cuma mau ngomong bentar doank seh sebenere"
Mendengar jawaban itu rasa kecewa mulai muncul, ya sudaalah ga perlu dipaksa.
Mencoba menenangkan agar kecewa ga semakin timbuh subur dengan membesarkan hatiku "ini kepentingan dia kalau dia ga mau ya biarin saja yang penting sudah usaha untuk menyampaikan tapi yang sana sibuk ga ada waktu kenapa juga aku yang repot". Hmmmm.... benar juga dari sana aku mulai mencoba cuek dengan maslah ini, ketemu ya disampaikan enggak ya masabodohlah entar gimana.
H : "Pulang jam 2 ya mbak?"
A : "Iya"
H : "Pulang nanti rencana mau kmna mbk ell?"
A : "Ga tau, tapi dari kemaren pengen nyepi udah ga tahan pusinge"
Sudah memberi kode dengan mengatakan "sudah ga tahan pusingnya" amun sepertinya ga mempan terlebih ada yang ga peka. Tuh kan semakin terbukti.
H : "Sekarang dmna mbk?"
A : "Sampokong. Lha mas bisa ksini ga"
Masih berharap dia mau datang untuk bicara sebentar karena mengemban amanat itu sangat berat. Aku perhitungkan pastinya sudah selesai juga di beegkelnya. Namun mengapa kok sepertinya ada kebohongan disana... ga tau lah itu urusan dia sendiri kagak perlu tau.
H : "Ndak ada motor mbk"
A : "Ya udah gpp. Laen kli aja aku sampein amanatnya".
Dan disinilah puncak dari segalanya, aku mulai ga suka dengan keadaan ini. Entahlah dia menguji kesabaran atau memang benar namun yang pasti ga suka dan sejujurnya aku bukan orang bodoh. Otakku bukan asal bekerja tapi juga menggunakan nalar, berkelit seperti apa juga berujung pada terbacanya semua. Aku tau yang terjadi tapi memilih untuk diam dan pura-pura ga tau itu jauh lebih menyenangkan terkadang.
H : "Siaaap.. Nanti malam bisa aku mbk"
Mendengar itu aku hanya berkata dalam hati "cukup" a ada lagi kebodohan yang lain. Selama mengenal dia walaupun hanya dalam hitungan bulan tapi sudah tau. Ada beberapa kekecewaan yang itu tanpa sengaja di perluhatkan oleh sikap kesehariannya. Dan semuanya cukup sudah.
A : "Jam brapa"
H : "Jam 8nan mbak.. Apa jam 7 gitu. Ketemuan dimana ya?
A : "Wah ga janji mas biasanya habis dari sini brasa capek dan lemes banget. Ya udah laen x aja sebisanya mas. Ga perlu dipaksain"
H : "Kalo sekarang masih di sampokong?"
A : "Masih"
H : "Ketemu di mana ya?"
A : "Maksudnya"
H : "Kalo sekarang"
A : "Kan mas ga bisa kesini"
H : "tak keluar beli bensin buat mobil"
A : "Aku msh di sampokong mungkin ampe magrib. Klo mas bisa ksini aja tapi ga usah di paksain"
Setelah menjawab pesan darinya hanya bisa tersenyum. Artikan sendiri sensumku saat itu.
H : "Woke. InsyaAlloh ya mbk"
Nah ini lah yang lebih aku ga suka, mengatakan insyaallah padahal hati sama sekali ga ada keinginan datang.
Setelah masuk dari dalam dan bertemu juru kunci di salah satu kuil dan bertukar pandangan dengan beliau, hatiku sedikit plong karen sudah tau apa yang haris dilakukan dengan permasalahan ini. Dan malam harinya aku bbm, untuk mengatakan apa yang aku tau.
A : "Mas aku bilang disini tapi janji dulu ga akan tanya macem-macam gmn..."
H : "Oooke. Janji gak tanya macem-macam. Kecuali mbak yang nanya"
A : "Coba mas perbanyak doa buat ibu mas. Beliau juga pesen agar mas nengokin. Itu aja yang bisa aku sampaikan utuk alasannya jangan ditanya ya"
Untuk mengatakan inj aki harus menyiapkan mental dan ambil napas panjang terlebih dulu. Tidak mudah ternyata meskipun sudah dipersiapkan.
H : "Tak sholat dulu mbk :'(
A : "Oke"
H : "Kemarin niat nengoki malah gak ketemu-ketemu. Ya Alloh... Ak nangis ki mbak"
A : "Makanya tempo hari kan udah bilang ini bikin mas sedih. Makanya mau bilang langsung aja"
Ga cuma kamu saja mas yang nangis aku menyampaikannya saja dengan nangis.
H : "Tp ak senang dah ingetke mbak. Makasih ya mbak
A : "Waktu itu pusing juga cara ngomongnya gimana tapi tadi ketemu seseorang beliau bilang ga perlu di utarakan smua. Iya mas mudah-mudahan beliau bisa tenang disana."
H : "Kalo ketemu di utarakan semua ya mbak"
A : "Ga janji mas. Insyaallah mudah-mudahan bisa. Aku cuma ga mau timbul masalah baru itu aja kok makanya cari cara dan alhamdulillah nemu"
H : "Ak tak main rumah e mbk ell sekarang ya"
A : "Ga perlu mas. Sekarang mas baca yasin aja mumpung malam jumat. Beliau pasti udah nunggu"
H : "Ok.. Makasih mbk"
A : "Iya. Makasih mas... sedikit lega sekarang tinggal mikir yanh laen =-)
H : "Kalo bisa yg lain diutarakan skalian mbk"
A : "Ya bisa mas. Orang hidup kan mikir to."
A : "Oh ya td mas bilang ~Kemarin niat nengoki malah gak ketemu-ketemu ~ itu maksudnya apa ya mas"
H : "Kalo ketemu ya mbk"
A : "Apa ya"
H : "Kemaren di makam e ibu ak lama tuh gak ketemu mbak.. Ak berdoa aja. Tapi ndak di depan makam ibu. Tapi abis lebaran kemarin dah kesana"
A : "Maksudnya gmn to mas."
A : "Mas jangan sedih, jangan nangis gtu donk tar beliau malas sedih"
H : "Ke kudus pas ma mbk ell itu lo.."
A : "Knapa pas itu"
H : "Ya mbk"
A : "Udah donk jangan sedih terus.... puk puk puuuuk (03/09)
★Ell