3/30/2015

Kenang Terkenang

Aku sadar bila iklas yang berulang kali aku ucapkan bagai sebuah obat penenang untuk hatiku, agar tiada kegelisahan, agar terlihat kuat dan parahnya untuk menutupi kesedihan juga kekecewaan dari semua hal yang terjadi. Meskipun sebenarnya tak rela melepas dia pergi begitu saja. Semua yang pernah terjadi masih melekat erat dalam ingatan dan tak ada secuilpun yang terlupakan apa lagi hilang. Tahu kah kau akan hal itu... 

Masih sering terucap 'kangen' , kata yang dari dulu sering terucap sebagai satu bentuk ekspresi diriku kepadamu. Ternyata sulit, tak semudah teori yang sering diucapkan banyak orang atau juga kalimat ampuh yang sering aku gunakan untuk menyemangati teman yang lagi terjangkit dilema cinta. Ternyata aku hanya bisa berteori dan gagal dalam eksekusi. Membingungkan dan terlihat sulit, meskipun sebenarnya simple dan sepele namun karena sudah melibatkan hati yang terdalam maka beginilah jadinya, terseret dalam arus kebimbangan dan sulit untuk move up. Lalu apakah akan seperti ini terus sepanjang hidupmu....

Masih ingin mendengar celotehmu, masih inginkan perhatianmu dan segala macam hal yang sudah kita lakukan bersama. Terpatri dalam ingatan segalanya tentangmu, meskipun kini kau tak disini lagi.  
Kau jahat... 
Datang menawarkan nyaman, dengan segala kebaikan, perhatian juga cinta kasih yang tulus namun ketika hati sudah memilihmu engkau begitu saja pergi dari kehidupanku. Apa salahku hingga kau tega berbuat begitu, bila memang niat tulus itu sungguh nyata lalu mengapa kau juga membungkus luka didalam cinta.

Puaskah kau.... 
Tertawalah, teriaklah dan lantangkan kemenangan untuk sebuah hati yang telah hancur berkeping-keping. Dan bodohnya aku yang masih memberikan hati ketika luka itu ada, terlalu tunduk, takluk dengan pujangga yang mengatas namakan cinta untuk sebuah kenyamanan. 

Kau kecewakan aku...
Terima kasih untuk semua kenangan dengan luka yang kau berikan.


P.S
inspirasi dari seseorang