Mengamati jejakmu yang kian menjauh, semakin lama, melebur dan menyatu dengan sekian banyak tapak lainnya.
Ketika aku menyadari kamu pergi, dan aku masih menyusuri mencari jejakmu yang mulai samar tergilas dengan tapak yang lain.
Aku mencarimu di antara tanah basah dan rerumputan, di antara debu dan pekatnya aspal.
Aku mencarimu di setiap rimbunya embun pagi itu. Masih sejuk sekali, ketika kamu melangkahkan kaki, pergi, tanpa permisi.
Aku mencari kamu di antar semak berduri, tak menghiraukan perihnya luka.
Hai tuan dimanakah kau bersembunyi.