Malam itu kita masih baik-baik saja tak ada obrolan yang meningkatkan adrenalin hingga meninggikan suara. Meskipun aku merasakan sikap tuan beberapa hari tak seperti biasanya, ada sesuatu beban berat yang meghimpit. Aku melihat kesedihan, bingung dan kebuntuan dari wajah tuan, benarkah itu tuan....?! Dan hari ini seharian tak ada kabar yang datang darimu apa sebenarnya yang terjadi.
Aku cemas, beberapa kali aku tanyakan apa gerangan yang menjadi pikiran namun selalu sama "aku baik-baik saja" lalu terurai senyum kecut yang mampir di bibirmu ini hanya untuk meyakinkan bahwa tuan benar-benar dalam keadaan baik. Tahukah bila aku mencemaskan tuan, bila saja tuan sudi berbagi sedikit pikiran itu untukku alangkah bahagianya aku. Mungkin bila itu terjadi saat itu juga akan aku teriak sekuat tenaga sebagai tanda kegembiraanku.
Aku selalu ingat prinsip tuan yang ingin selalu membuat orang-orang yang tuan sayangi tersenyum bahagia, sehingga tuan memilih menyimpan segala beban sendirian dan menutupinya dengan senyuman seolah-olah memang benar adanya tak ada sesuatu yang terjadi. Tapi sempatkah tuan pikirkan ya seenggaknya lihatlah dari sudut lain andai keadaan itu terbalik apakah tuan masih bisa berpendapat seperti itu. Ok, aku menghormati keputusan tuan seperti itu, karenanya aku tak memaksa untuk tuan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan mempertimbangkan posisiku hanya teman dekat belum ada ikatan sah. Menghormati hak individu bila tak semua hal bisa diceritakan ada hal-hal tertentu yang hanya untuk konsumsi sendiri, aku paham benar tentang hal itu.
Bila tak sudi berbagi tolong biarkan aku tetap berada di sisi tuan, biarkan aku menggenggam tangan tuan sambil memandang wajah tuan. Biarkan aku ikut melangkah disamping tuan, akan aku samakan langkah tanpa mengurangi ataupun mempercepat. Aku hanya ingin menemani tuan, merasakan dalam diam masalah-masalah yang tuan hadapi saat ini.