6/07/2014

Bisakah Kita Tetap Bergandengan #10

Rutinitas dan kesibukan berjualan dan main dengan teman-teman sedikit banyak menggeser posisimu dalam otakku walau hanya secuil tapi tak mengapalah. Belum rasanya hati ini bangkit dari kesedihan tentangmmu, ada masalah datang. Masalah datang tanpa permisi dan penuh kejutan. Aku yang masih patah hati malah dijadikan tempat bercerita oleh mama Neni, seorang ibu dari masalaluku yang masih berhubungan baik dan masih menganggapku bagai anak sendiri. Walaupun teman-teman maupun orangtuaku sudah menganjurkan untuk menyudahi keakrapan namun aku tak tega melihatnya bertarung sendirian, beliau masih membutuhkan suport dariku (Ini akan aku ceritakan di kisah yang berbeda saja ya).

Meskipun aku sudah sedikit mengalihkan pikiranku darimu namun aku merasakan dada ini semakin sesak banyak yang ingin aku ceritakan denganmu, semuanya tentang pekerjaan tentang teman-teman dan semua yang telah aku alami aku merindukan bercerita denganmu. Disini tak ada yang dapat mendengar sepertimu tak ada yang bisa aku ajak berbagi selain dirimu mas kamu dimanaaaa....., aku ingin cerita. Selalu saja kalimat itu yang keluar dari mulutku bersama tangis yang mulai pecah. Dalam ruangan kecil aku meringkuk mendekap bantal biru bergambar mickey merindukan kehadiranmu, aku sungguh merindukanmu, merindukan saat-saat kebersamaan kita.

Bulan juni aku mendapat kabar bila  nanti di awal juli kantor akan benar-benar pindah karena masa sewa gedung telah habis dan kantor cabang Yogja pun sudah mempersiapkan gedung yang baru yang letaknya tak begitu jauh dari lokasi lama. Namun karena bagianku di sana sifatnya hanya menumpang, dan bos ingin membuka perusahaan yang sama di Jakarta sebagian dari kita akan diajak serta kesana dan beberapa akan dikembalikan ke cabang. Aku ingin bercerita apa yang terjadi namun engkau tak ada. Setiap mengenangmu dan menyadari kamu tak ada denganku hati ini semakin sakit dan bertambah sakit dari hari ke hari aku benar-benar merasa sendiri karena aku juga sudah mulai jaga jarak dengan teman-teman kos sejak kejadian tempo hari yang sedikit banyak sudah membuatku kecewa. Aku hidup sendiri, mengandalkan diri sendiri dalam pengharapan kamu akan kembali datang untukku itulah keyakinan konyol yang masih aku yakini.

Di bulan juli tepatnya tanggal 14 juli 2012 aku kembali ke rumah. Bos mengijinkan aku untuk kembali ke cabang Semarang dengan alasan kesehatan ibu yang sering sakit-sakitan, tentunya dibantu dengan chif lamaku yang bicara dengan bos, secara chif ini boleh di bilang percaya dan dekat dengan bos. Bapak pun sebenarnya tak mengijinkan untukku pindah ke Jakarta, bapak memberi pilihan aku untuk tetap di Yogja atau ke Semarang tapi tidak bila akan ke Jakarta. Bapak selalu bilang jangan mudah percaya omongan aku pun mengikuti saran bapak memilih untuk kembali ke rumah dan balik ke cabang Semarang. Seperti anak hilang yang kembali disana suasana masih sama meskipun sudah banyak orang-orang baru namun seenggaknya aku masih merasakan suasana kekeluargaan yang masih terasa seperti dulu.

Adaptasi ke tempat baru tak mudah meskipun aku pernah disana namun menyesuaikan kembali di temat baru membuatku sedikit kelimpungan, seakan aku belum terima bila sudah meninggalkan Yogja. Aku ingin cerita, mas kamu dimana..... disini aku semakin merasakan sepi, aku lebih sering mengingatmu dan berharap engkau ada bersamaku. Tak ada yang bisa aku ajak berbagi cerita, termasuk keluargaku disini aku seakan semakin terhimpit terkungkung dalam kotak kaca. Tak ada teman jalan, tak ada teman bicara, dan aku juga tak mengerti kota ini, meskipun ini kota kelahiranku namun hingga saat ini aku tak mengenalnya dan tak merasa senyaman bila aku di Yogja.

Hari-hariku hanya aku penuhi dengan bekerja dan nonton televisi namun lebih sering untuk corat-coret disini hanya untuk melukiskan keadaanku yang semakin rapuh tanpamu. Aku masih disini menunggumu datang. Sudah berbulan-bulan berlalu setelah engkau pergi tanpa pesan namun kerinduan ini tak sedikitkun berkurang bahkan sepertinya semakin bertambah dan bertambah tiap harinya hingga aku merasakan sesak menghimpit dada ini semakin bertambah.

BERSAMBUNG