Beberapa hari lalu selesai buat masker lagi, tapi entah kenapa kali ini kemaruk buatnya bisa di bilang banyak. Bukan untuk di jual ya hanya untuk di pake sendiri saja seh.
Saat ini benar- benar terombang ambing oleh cuaca, entah karena keadaan atau karena badan saja yang lemah sampai kadang seharian full harus menggunakan masker padahal hanya di rumah saja kewarungpun tidak lho tapi masker sekadang ini seperti tak mau lepas dariku.
Hampir dua bulan terakhir ini alam sepertinya sedikit menunjukkan ketidak nyamanannya. Daerahku yang termasuk dataran tinggi yang cenderung panas dibanding dingin namun akhir-akhir ini malah kebalikan. Jika hujan sebentar saja datang dinginnya sudah menusuk kulit, ya sebenarnya bagus jadi adem tapi tidak bagus untuk tubuhku. Badanku sepertinya tidak mudah menyesuaikan cuaca yang terlalu cepat berubah, sebentar panas menyengat, sebentar mendung, tiba-tiba hujan ga berhenti dan jangan di tanya angin yang berhembus beeeh sudah kelewat kenceng ini mah apa lagi hujan dicampur angin pasti deh bikin menggigil.
Inilah salah satu sebab kenapa harus maskeran, ya karena hidung ga bisa kompromi. Alergi dengan cuaca yang berubah sementara suhu tubuh tidak cepat dapat menyesuaikan mungkin juga karena badan juga ga begitu fit makanya mudah saja meler dan bersin sepanjang hari. Di saat pandemi seperti ini bersin seakan menjadi hal tabu. Padahal nih ya berdekatan dengan orang lain pun mereka tidak akan ikutan bersin kok ya karen ini bukan flu tapi daripada mendengar omongan yang merahin telinga mending menghindarinya. Maka dari itu maskerlah yang jadi solusi dan jangan lupakan susu, vitamin, dan obat.
Dan karena meler ini juga lah kebiasaan lama kambuh. Kebiasaan yang mulai aku tinggalkan sejak ngekos tapi kini datang lagi bahkan bisa dibilang lebih parah dimana dalam sehari bisa minum berbagai macam minuman berwarna. Dulu seh mentok teh itupun bening, tapi sekarang sering konsumsi teh, kopi, susu, kopi mix, seruni, ah hong, bahkan minuman yang katanya bisa menghangatkan tubuh tapi nyatanya hanya berasa perasanya bisa sehari ga minum air putih setetes pun. Parahnya lagi baru bisa tidur minim jam 3an pagi dan ketika tidur pun berasa ga tidur, nah kan bisa di bayangin gimana remuknya badan kan. Saking bingungnya mensiasati sampai tidur pun harus menggunakan masker dengan tisu yang sudah di beri minyak kayu putih untuk menghangatkan hidung cuma agar tak bersin-bersin n meler terus. Aku takutnya kalau menjurus ke sinus lho Hmmmmm..., kalau seperti ini rasanya ingin benerin hidung biar mancungan dikit deh (ga deng, hehehehhe...) biar tulang hidungnya lempeng aja seh.
Kalau udah bersin wah ngalamat harus kuatin hati, kenapa gitu...., karena akan mendengar tuduhan "penyebar virus" dan di salahkan, sebenarnya mendengar itu sakit hati lho perih, tapi gimana lagi hanya bisa mendam. Malas ribut, di jelasin pun percuma pada kagak mau dengar. Selalu dan selalu begitu. Hmmmmm...., ya terima nasip saja, memang begini keadaannya gimana donk. (01/02/21)
Saat ini benar- benar terombang ambing oleh cuaca, entah karena keadaan atau karena badan saja yang lemah sampai kadang seharian full harus menggunakan masker padahal hanya di rumah saja kewarungpun tidak lho tapi masker sekadang ini seperti tak mau lepas dariku.
Hampir dua bulan terakhir ini alam sepertinya sedikit menunjukkan ketidak nyamanannya. Daerahku yang termasuk dataran tinggi yang cenderung panas dibanding dingin namun akhir-akhir ini malah kebalikan. Jika hujan sebentar saja datang dinginnya sudah menusuk kulit, ya sebenarnya bagus jadi adem tapi tidak bagus untuk tubuhku. Badanku sepertinya tidak mudah menyesuaikan cuaca yang terlalu cepat berubah, sebentar panas menyengat, sebentar mendung, tiba-tiba hujan ga berhenti dan jangan di tanya angin yang berhembus beeeh sudah kelewat kenceng ini mah apa lagi hujan dicampur angin pasti deh bikin menggigil.
Inilah salah satu sebab kenapa harus maskeran, ya karena hidung ga bisa kompromi. Alergi dengan cuaca yang berubah sementara suhu tubuh tidak cepat dapat menyesuaikan mungkin juga karena badan juga ga begitu fit makanya mudah saja meler dan bersin sepanjang hari. Di saat pandemi seperti ini bersin seakan menjadi hal tabu. Padahal nih ya berdekatan dengan orang lain pun mereka tidak akan ikutan bersin kok ya karen ini bukan flu tapi daripada mendengar omongan yang merahin telinga mending menghindarinya. Maka dari itu maskerlah yang jadi solusi dan jangan lupakan susu, vitamin, dan obat.
Dan karena meler ini juga lah kebiasaan lama kambuh. Kebiasaan yang mulai aku tinggalkan sejak ngekos tapi kini datang lagi bahkan bisa dibilang lebih parah dimana dalam sehari bisa minum berbagai macam minuman berwarna. Dulu seh mentok teh itupun bening, tapi sekarang sering konsumsi teh, kopi, susu, kopi mix, seruni, ah hong, bahkan minuman yang katanya bisa menghangatkan tubuh tapi nyatanya hanya berasa perasanya bisa sehari ga minum air putih setetes pun. Parahnya lagi baru bisa tidur minim jam 3an pagi dan ketika tidur pun berasa ga tidur, nah kan bisa di bayangin gimana remuknya badan kan. Saking bingungnya mensiasati sampai tidur pun harus menggunakan masker dengan tisu yang sudah di beri minyak kayu putih untuk menghangatkan hidung cuma agar tak bersin-bersin n meler terus. Aku takutnya kalau menjurus ke sinus lho Hmmmmm..., kalau seperti ini rasanya ingin benerin hidung biar mancungan dikit deh (ga deng, hehehehhe...) biar tulang hidungnya lempeng aja seh.
Kalau udah bersin wah ngalamat harus kuatin hati, kenapa gitu...., karena akan mendengar tuduhan "penyebar virus" dan di salahkan, sebenarnya mendengar itu sakit hati lho perih, tapi gimana lagi hanya bisa mendam. Malas ribut, di jelasin pun percuma pada kagak mau dengar. Selalu dan selalu begitu. Hmmmmm...., ya terima nasip saja, memang begini keadaannya gimana donk. (01/02/21)