Terlihat indah. Sungguh bila mata yang melihatnya akan mengatakan 'sempurna' tapi ketika mata melihat di sisi lain ada yang melihat lebih dalam dan apa yang di tangkapnya tidak seperti yang di lihatnya. Terlalu rumit untuk di jelaskan, yang pasti ada duka yang tak terlihat.
Aaaah..., ini sangat sulit bagaimana bisa ku dekat lalu memeluknya bila ia tak menceritakan apa pun, bagaimana bisa merasa sok tau padahal ia jelas-jelas berkata 'ga ada apa-apa'. Aku bukan lagi orang arogan seperti dulu, namun jengah juga bila seperti ini keadaannya.
⭐⭐⭐
Sebuah kebiasaan baru setiap pagi membuka jendela dan melihat ke sekitar, entah ke rumah tetangga ataupun hanya pada orang yang lewat dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Hanya melihat, aku ga tau mengapa merasa nyaman saja melihatnya namun tak jarang juga di dalam diri ini mulai terjadi pertempuran setelah tanpa ku sadari otak yang tak tau diri menyelam terlalu dalam.
Awalnya aku kira nyaman melihat aktifitas pagi tapi setelah di pikir ulang ternyata ini kebiasaan yang merumit, dimana otak tak tau diri dengan seenaknya menyelam. Bukan melihat namun me-nye-lam inilah yang sering membuat perdebatan. Malas memikirkan ada apa dengan mereka tapi otak memaksa untuk mikir dan berpikir.
Otak kiri menyeringai sementara otak kanan terus sibuk membujuk otak kiri untuk tak jahil dan mengingatkan dirinya (otak kanan) untuk bersabar tak ikut terpancing emosi. Jujur ini hal baru. Aku ga ngerti bagaimana menghadapi, terlebih mengontrolnya dan sepertinya muncul satu pihak lagi yang ada di antaranya. Ini prajurit, mentri, tabib, atau pertapa beneran tak mengenal yang bisa aku pastikan hanya ini seperti cahaya. Ga tau ini jauh atau dekat bisa juga tepat berada di antara keduanya, yang pasti aku melihat dari aku berdiri seperti cahaya putih. Aneh ya ada caraha di antara otak kanan dan otak kiri, apakah ini hasil dari perseteruan otak kanan dan otak kiri kah...??? Atau benar ada give untukku....???
Tak tau, dan tak ada satupun yang tau. (10/02/21)
Aaaah..., ini sangat sulit bagaimana bisa ku dekat lalu memeluknya bila ia tak menceritakan apa pun, bagaimana bisa merasa sok tau padahal ia jelas-jelas berkata 'ga ada apa-apa'. Aku bukan lagi orang arogan seperti dulu, namun jengah juga bila seperti ini keadaannya.
⭐⭐⭐
Sebuah kebiasaan baru setiap pagi membuka jendela dan melihat ke sekitar, entah ke rumah tetangga ataupun hanya pada orang yang lewat dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Hanya melihat, aku ga tau mengapa merasa nyaman saja melihatnya namun tak jarang juga di dalam diri ini mulai terjadi pertempuran setelah tanpa ku sadari otak yang tak tau diri menyelam terlalu dalam.
Awalnya aku kira nyaman melihat aktifitas pagi tapi setelah di pikir ulang ternyata ini kebiasaan yang merumit, dimana otak tak tau diri dengan seenaknya menyelam. Bukan melihat namun me-nye-lam inilah yang sering membuat perdebatan. Malas memikirkan ada apa dengan mereka tapi otak memaksa untuk mikir dan berpikir.
Otak kiri menyeringai sementara otak kanan terus sibuk membujuk otak kiri untuk tak jahil dan mengingatkan dirinya (otak kanan) untuk bersabar tak ikut terpancing emosi. Jujur ini hal baru. Aku ga ngerti bagaimana menghadapi, terlebih mengontrolnya dan sepertinya muncul satu pihak lagi yang ada di antaranya. Ini prajurit, mentri, tabib, atau pertapa beneran tak mengenal yang bisa aku pastikan hanya ini seperti cahaya. Ga tau ini jauh atau dekat bisa juga tepat berada di antara keduanya, yang pasti aku melihat dari aku berdiri seperti cahaya putih. Aneh ya ada caraha di antara otak kanan dan otak kiri, apakah ini hasil dari perseteruan otak kanan dan otak kiri kah...??? Atau benar ada give untukku....???
Tak tau, dan tak ada satupun yang tau. (10/02/21)