11/23/2019

Memilih sepi sendiri

Sepertinya hatiku benar-benar sudah membatu. Tak peduli lagi dengan dunia luar, tak peduli lagi dengan berita yang beredar bahkan mengabaikan segala cemooh dan orang-orang yang bergunjing di belakang, bahkan sampai mengabaikan semua sapaan semua orang terkecuali orang rumah. Bahkan panggilan dari sodara dan teman dekatpun tak lagi membuatku nyaman dan tak ingin membalasnya (maaf).

Terlalu..., sungguh terlalu.... padahal aku sadar sebagai makhluk sosial tak bisa hidup sendiri, tak bisa lepas dari segala macam interaksi timbal-balik, berusaha untuk tidak menyusahkan juga tergantung pada oranglain tapi...., sekarang segala macam interaksi sosial membuatku seperti ancaman, tak lagi terpikirkan olehku untuk memulai. Aku seperti hidup untuk hari ini saja melewati hari dengan alakadarnya tanpa ada sedikitpun sesuatu yang ingin kugenggam dan ku inginkan.

Berada di duniaku yang tak seorangpun ku perbolehkan masuk, memahami, menilai, dan mengetahui apa yang ada di dalamnya. Dunia seperti apa yang ingin ku bangun, kulindungi, dan yang sudah menyeretku dengan rayuan yang tak pisa kupahami sampai-sampai membiusku dalam sekejap mata.

Apakah masih bisa kembali....???!
Entahlah aku sendiri tak tau. Rasa nyaman yang sebenarnya menyiksaku namun mengapa juga aku bertahan dengan kesulitan ini....???! Realita yang menyesakkan tapi mengapa malah aku memilihnya....

Aku lelah...., aku sakit...., yang pasti aku tak sanggup bertahan seorang diri.... (22/11/19)