1/19/2017

Cerita Di Rumah

Pulang kerja melihat Betadin di pinggir pintu yang tertutup. Lalu aku mendengar suara ibu dari arah samping rumah yang rupanya lagi mencuci dan berkata jika pintunya tidak di kunci. Aku yang sudah masuk lewat pintu samping kembali lagi ke luar untuk lewat dari pintu depan, tapi ternyata pintunya terkunci. Ya memang waktu mengatakan itu ibu ga yakin apakah pintinya dikunci ataukah enggak.

"Yang habis pake betadin siapa to....???" tanyaku kepada ibu saat kembali masuk lewat pintu samping dan berhenti di dekat itu yang lagi mencuci.
"Kenapa...., ga di kembaliin. Biar saja itu betarin buat merpati yang biasa di lemari". Jawab ibu sambil menjelaskan.
"Memangnya siapa yang luka...?"
"Tadi itu H (adik lelakiku) jarinya patah".
Mendengar itu kontan saja aku kaget, langsung saja badanku merinding dan kaki mulai lemas. Ibu menerangkan sambil mengibaratkan telunjuk kanan yang ditaruh di atas telunjuk kiri. Patah yang bagaimana ini, terkadang ibu memberi penjelasan ga seperti kenyataanya majanya saat ibu berkata begitu otakku mencari-cari gambaran seperti yang dikatakan ibu.
"H tangannya berdarah. Sampai tangannya 'cuwel'."
"Memangnya kenapa...??"
"Kena cater, sampai 'cuwel' bener-bener cuwel dagingnya ilang"
Ibu ceritanya serem bener ya.
"Keluar darahnya banyak to...."
"Hu um. Banyak banget sampe bingung sendiri dikasih betadin, kapas, tisu. T (adik perempuanku) pas turun, tak bilangke saja kalau tangannya berdarah kena cater. Langsung di ambilin plester, perban, revanol, salonpas. Tak suruh nempelin daun ahong biar cepat kering. Tak ambilke daun ahong di tempelin tu ke luka, eeeh malah sudah di perban darahnya keluar dikit dibuka-buntel lagi, berdarah lagi buka lha kapan sembuhnya.
Malah bilang kok ber-air, ya memang gitu itu nanti yang bikin darahnya berhenti. Kalau di rumah sakit apa perban kena darah dikit dibuka kan ya enggak to, darahnya keluar tapi nanti kering dan berhenti. Tidak langsung berhenti. Kapan sembuhnya kalau dibuka-buka terus, baru dibiarin."
Ga bisa bayangin gimana ramainya saag itu, pasti malah kaya orang bertengkar kalau di dengerin.

"Emangnya ngapain kok bisa luka...?!
"Bikin gupon (rumah merpati), Ga tau itu apa ya pas motong triplek jarinya ditaruh depan piye sampe kena gitu. Tapi bener-bener hilang. nyiset langsung habis sampe kelihatan dalamnya."

Mendengar cerita ibu membuat badanku semakin lemas dan ga tau dah bagaimana rasanya, sedangkan aku saja yang luka hanya tergores sakitnya kaya gini apa lagi sampai kulitnya terkelupas sampai dalam. Malah bikin mikir dan hasilnya kepalaku mulai sedikit pusing sekarang. (18/01/17)