Di suatu malam ketika yongsa telefon ada perbincangan yang membuka pikiranku dan jujur saja aku ga pernah berpikir sejauh itu. Pembicaraan tentang hari lahir, ya memang selama ini aku tidak begitu suka dengan orang-orang yang mengucapkan "selamat ulang tahun" lalu di belakangnya ada banyak doa dan pengharapan yang sarat dengan kebaikan untuk orang yang merayakan. Lalu tak jarang dengan ucapan itu mengharap traktiran, hmmmm... sepertinya ucapan selamat ulang tahun yang mereka ucapkan tidak tulus, karena ada pengharapan imbalan dari rentetan ucapan dan doa yang diberikan. Ya aku mikirnya begitu, sedikit orang yang benar-benar mengingat hari lahir orang lain dan memberikan ucapan dengan doa yang tulus bukan hanya ucapan di mulut saja melainkan dari hati.
Dan entah kenapa ya aku ga begitu suka dengan ucapan "selamat ulang tahun" yang disambung dengan doa yang begitu panjang, memang ada sebagian orang yang tau dengan pasti tanggal ultahku, hingga sebelum hari H juga sudah heboh. Aku ingat dulu waktu SMU pada saat ultah pernah berujar sama beberapa teman yang bisa dibilang dekat "kalian mau minta traktiran apa tapi jangan berikan ucapan selamat" dan mereka pun setuju tanpa ucapan melainkan ada traktiran. Setelah bekerja setiap hari jadi aku selalu membolos karen ada beberapa orang yang mengingat dengan benar kapan tanggal lahirku, untuk itulah aku memilih membolos lalu ngendon saja di dalam kamar ketika hari jadiku. Aku ga ingin mendapat ucapan selamat yang hanya klise semata, aku ga mau.
Sebenarnya bukan ini yang ingin aku ceritakan (ini anggap saja curcol ya) melainkan kata-kata yongsa yang woow banget
Mengenai hati ulang tahun. Kenapa ya kebanyakan orang bangga ketika hari lahirnya dengan mendapat banyak ucapan selamat dari teman-teman dekatnya. Namun apakah mereka pernah berpikir tentang proses mereka sebelum lahir. Aku yakin hanya sebagian kecil orang di seluruh dunia yang ingat dengan "IBU" orang yang melahirkan kita. Bagaimana perjuangan beliau menahan sakit, bertaruh nyawa sampai berdarah-darah untuk melahirkan kita. Dimana beliau harus mengandung membawa kita kemana-mana, tak mengeluh capek meskipun mau ngapain saja tidak bebas. Apakah pernah berpikir sampai disana...?! Pada saat merayakan hari lahir apakah ingat dengan beliau yang sudah berkorban buat kita, ya seenggaknya mengucapkan terima kasih, memberikan pelukan untuk ibu kita atau memberikan hadiah buat beliau.
Mendengar penjelasan yongsa aku hanya tertegun. Dan ketika yongsa berkata "tau ga hadiah yang aku berikan di hari ulang tahunmu..??! Aku berhenti merokok, dan itu asem banget yo". Mendengarnya aku ga bisa berkata-kata lagi. Itu hadiah indah banget sayang.
Ya memang sebagian orang akan memberikan kado berupa barang, namun tetap yo itu kado terindah dari barang apa pun. Terima kasih yo buat kado istimewa yang sudah kamu berikan untukku.
Sebelumnya pas hari ultahmu aku ingin menelefon tepat di jam 00:00 teng, tapi ga bisa bangun dan itu kamu lakukam tepat di hari ultahku namun aku yang tidur 'ngebo' ga bisa bangun. Baru deh pagi bisa ngucapin, aku hanya ngucapin tapi semua doa sudah aku panjatkan kepada Tuhan dari hati untuk kamu dan untuk kita.
Februari penuh cinta, bukan karena ada hari valentine bukan... bukan sama sekali, melainkan ada hari jadimu dan selang beberapa hari aku pun hadir di bumi. Dan sepertinya bukan di tahun ini yo kita bisa menepati janji kita, mudah-mudahan tahun depan kita bisa merayakan hari lahir kita bersama, seperti janji yang sudah pernah kita ucapkan dulu. Hari untuk kita, menyatu bersama alam. (22/02/16)
★Ell