1/19/2016

Untuk Satu Pengharapan

Aku ingin sekali saja bisa melihat almarhum mbah kakung, aku ingin bisa menyapanya mengatakan bahwa aku sayang, dengan sebuah pelukan, tapi sampai sekarang belum bisa. Sempat berpikir bahwa mbah kakung ga mau melihatku, maafkan aku namun sekedar untuk membayangkan saja tidak bisa aku lakukan apa lagi untuk berharap beliau datang menjengukku ga berani aku bermimpi. Ingin melihatnya datang lalu tersenyum tenang kepadaku. Ya aku ingin sekali beliau menyebut namaku lalu tersenyum padaku. Itu saja ga lebih.

Bisa melihat ketampanan beliau tersenyum saja sudah menjadi sebuah anugerah, hal yang membahagiakan bagiku. Jika pun beliau tak bisa datang tak mengapa, mungkin ada satu alasan yang masih bisa memungkinkan aku melihatnya.

Andai doraemon berbaik hati meminjamkan alat-alat canggihnya maka akan aku pilih pintu kemana saja untuk pergi ke makam mbah kakung dan mbah uti. Itu saja, tak berlebihan bukan...

Maaf juga untuk semua kelakuan nakalku yang membuat mbah marah. Semoga mbah tenang dan bahagia di alam sana, terlebih sekarang sudah bisa berkumpul dengan mbah uti. Akan aku kirimkan doa untuk semuanya. Semoga restu mbah kakong dan mbah uti berikan untuk cucumu ini. (19/01/16)