Laper..., dari siang tidak makan apa pun hanya minum air putih saja dari tadi, begitu juga dengan yongsa. Tapi pagi tadi sebelum berangkat yongsa makan ga yaaa..., sebelum pulang kita cari makan dulu dan yongsa juga menyetujui usulan ini.
Mencari makan di kotaku bukanlah hal yang mudah buatku, ini bukan karena tidak ada penjual makan melainkan aku yang tidak pernah beli makan di luar jika beli ya paling makanan ringam itupun tidak dimakan di tempat melainkan dibawa pulang, ya pernah seh sesekali diajak teman makan tapi paling juga makan mie kalau tidak ya bakso.
Aku belum tau selera yongsa seperti apa, selama komunikasi dengan yongsa bisa aku simpulkan bila Yongsa termasuk orang yang pemilih dalam hal makanan, ya tak jauh beda denganku jika diajak beli makanan selalu melihat tempat atau gerobak yang jual bersih enggaknya, lalu mencari tempat cuci piring jika airnya kotor ga mau. Itu pertanda jika warung ini minim air sehingga air cucian sudah kotor pun tidak diganti dan itu artinya nyuci piring atau gelasnya tidak bersih. Terlebih yongsa yang melihat makanan dari teksturnya dan kebersihannya juga maka dari itu bingung juga untuk memilihkan tempat makan.
Mencari makan di sepanjang jalan pulang namun belum nemu warung yang cocok. Saat aku tanya mau maem apa yongsa juga bingung itu yang membuat aku tambah bingung, aku tawari mie ga mau, nasi goreng ga mau, soto bilangnya bosan lalu apa donk...., ujung-ujungnya mengatakan apa saja lalu aku tawarkan makan di KFC kan menu jelas, tempat bisa dilihat dan yang terpenting kita juga melewatinya. Deal kita makan ayam goreng, aku sudah memberi tanda tempatnya. Tapi....., ada satu kejanggalan ketika melewati tempatnya kenapa yongsa tidak menepikan motor malah melewatinya saja...Bingung.
Melihat itu aku yang di bonceng bingung sambil mikir, lalu aku tanya kembali kepada yongsa jadinya maem apa dan dibilangnya "katanya kfc" lah kalau kfc kenapa hanya dilewati dan ternyata yongsa tidak memperhatikan kanan kiri. Meng-iya-kan apa yang aku katakan tapi tidak memperhatikan kanan kiri sehingga tempat yang harusnya menepi malah dilewati saja. Katanya aku ga ngasih aba-aba lah sudah aku tunjuk tempatnya tapi malah nyelonong.
Sudah kelewat kita cari makan yang lain, tapi celingak-celinguk mencari warung yang sesuai standart kita tidak nemu, sampai di perlintasan rel kereta kebetulan ada kereta yang lewat asiiiik bisa liat kereta lewat, sudah lama sekali tidak melihat kereta. Lumayan lama juga menunggu kereta lewat karena ada kereta kelas ekonomi juga kereta barang yang lewat.
Motor terus melaju, namun sampai di terminal tidak menemukan warung, ya banyak warung tapi ga ada yang cocok. Ada yang masuk kriteria tapi harus putar balik yang agak jauh ga jadi lagi.
Yongsa naik bus dari luar, namun ragu bus yang melewati kotanya masih ada atau sudah habis. Untuk lebih meyakinkan lagi yongsa bertanya kepada bapak-bapak yang sepertinya penjaga di terminal ini yang ternyata busnya ada 24 jam. Aman dah. Kita berdua laper, mau maem tapi di sekitar sana hanya ada penjual nasi kucing dan pop mie. Aku tawari nasi kucing ga mau karena ga tau kebersihannya aku tawari mie enggak mau meragukan cara masaknya lalu..., ya beli air mineral saja untuk mengganjal perut yang kosong. Perutnya di bohongi dengan air putih biar kenyang, latihan prehayin ya cacing.
Sudah larut malam, namun yongsa tidak segera masuk bus malah menyuruhku pulang dulu baru dia naik. Aku ga mau biar yongsa dulu naik baru aku pulang. Tapi kita sama-sama tidak ada yang beranjak. Aku masih mau bareng yongsaku, tapi ini sudah malam nanti yongsa bisa kemalaman di jalan aku juga dicari bapak. Walaupun berat dan diantara kami tidak ada yang mau duluan maka kita bareng pulang, aku nyalain motor yongsa jalan untuk bus, deal. Barulah kita beranjak dari tempat kita berdiri, yongsa berjalan ke deretan bus yang menunggu penumpang, sementara aku bersiap menggeber abu. Petualangan hari ini selesai.
Dan yang aku rasakan, senang... senang... senaaaaang... Terima kasih yo untuk hari yang indah bersamamu. (10/10/15)
★Ell