9/02/2015

Y ~ Perjalanan dan Misi Baru

Y : "Yoo"
A : "Dalem. Ni aku bolos ke jepara"
Y : "Km on kerja?"
A : "Sekrang udah nyampe kudus"
Y : "Oh, ama siapa?"
A : "Sendiri"
Y : "Nakal ndak bilang-bilang.
Sebenarnya kemaren ingin cerita ke kamu yoo tapi aku ga tega mengingat kamu dalam masa pemulihan setelah kejadian malam itu. Dan ini juga untuk meredam keinginanku untuk sebentar bertemu denganku. Sempat terbesit pikiran untum membuat kejutan dengan tanpa mengatakan jika hari ini aku bolos dan pergi ke rumah teman di Jepara dan di tengah jalan baru bilang. Dan ketika mampir di minimarket untuk membeli minum juga roti untuk sekedar mengisi perut yang dari pagi belum di isi aku sempatkan mengabarkan bahwa sekarang aku sudah berada di kotamu, lalu kamu akan bertanya di sebelah mana dan kamu akan bergegas menyusulku disini.

Tapi bagaimana pun sebuah impian terkadang tak seindah kenyataan, aku juga sadar bahwa saat ini kamu masih repot dengan segala urusan yang susah untuk dijabarkan tapi jangan khawatir yoo aku meegerti dan ga menuntut untuk kamu datang menemuiku. Cepet pulih ya dari segala kebimbangan dan cepatlah beradaptasi dengan suasana dan tempat barumu. Disana kamu akan menemukan banyak keindahan dan sebenarnya inilah proses awal perjalananmu dimulai yo.

A : "Lagi berhenti bentar di indomart cari minum. Hehehehe"
Y : "Oh, yaudah. Hati-hati"
A : "Hu um. Kamu gi apa"
Y : "Kamu naik apa? Aku gi duduk aja."
A : "Biasa to ama abu. Perasaan sekarang demen malas-malesan ya"
Y : "Kenapa ndak naik travel aja to."
Tanpa di ucapkan aku tau jika ada kehawatiran dalam nada bucaranya. Walaupin dia percaya aku mampu namun tetap lah dia menganggap aku seorang perempuan dan ga sepantasnya pergi jauh sendirian apa lagi menggunakan motor yang tentunya memiliki resiko yang lebih besar.
Aku bisa jaga diri yoo, walaupun aku tau jika kamu ingin menemaniku, mengantarkanku kemanapun aku ingin pergi namun lihatlah aku sudah sampai disini dan separuh perjalanan lagi bakal sampai di tempat tujuan.
A : "Biar ngirit. Lagian ribet alamatnya"
Y : "Mau berapa lama?
A : "Sore pulang
Y : "Oh"
Iya ini bukan alasan yang tepat namun pergi dengan abu menurutku lebih aman daripada menggunakan travel yang tinggal duduk manis akan sampai di tempat tujuan. Karen menurutku dengan cara inilah aku bisa menikmati alam, melihat suasana dan lebih terbuka mataku dengan keadaan sekitarku. Percayalah yoo aku akan baik-baik saja sampai dirumah dengan membawa segudang cerita manis untuk aku bagikan.

Y : "Yaudah lanjudkan perjalananmu jika udah siap."
A : "Hehehehehe...tau aja seh. Ni habis ngemil roti"
Y : "Jangan mampir-mampir jika ada tujuan utama. Mau bonceng pun aku ndak bisa."
A : "Enggak ni juga langsungan kok. Cuma mampir indomart doank beli minum ama roti laper belum sarapan. Kenapa gtu...?!"
Y : "Selamat yoo."
A : "Tar yo mau lanjut udah di tunggu. Selamat buat apa"
Y : "Silakan yoo.
Aku ga mengerti secara pasti dengan kata 'selamat' yang di ucapkannya namun begitu aku yakin ini masih berhubungan dengan misi yang sedang aku kerjakan. Entah mengapa aku merasakan kesedihan, ketidak berdayaan. Semangat yoo kamu juga pasti akan bisa menyelesaikan semua misimu. Karena sebenarnya saat inilah kamu baru akan menerima tugas yang sesungguhnya dan percayalah kamu akan bisa meeyelesaikannya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2-3 jam sampailah di tempat tujuan. Selalu ada kemudahan bila waktunya sudah tiba. Seperti halnya perjalananku kali ini yang menurutku lancar hingga sampai di tujuan.
A : "Yo yo yoooo"
Y : "Iya. Udah dijeparakah?"
Y : "Sampaikan salamku kepada jepara. Maap aku ndak bisa menemani. Semoga menyenangkan."
A : "Udah nyampe dari jam stengah 11 tadi. Dini rasanya adem... tadi juga aku sempet cerita tentang kamu katanya emang kamu nakal....Hehehehe"
Seperti ada tidak suka, mungkin kamu ga ingin aku cerita tentangmu kepada temanku. Tapi tenang saja sayang aku tau batas mana yang harus diceritakan dan mana yang tidak. Aku hanya ingin memastikan dan biar lebih yakin tentang semua pemikiran yang ada saat ini bahwa aku ga mengada-ada. Bingung juga sebenarnya mengapa bercerita tentangmu kepadanya, tapi jujur ini mengalir begitu saja yoo. Buktinya setelah cerita sekarang lebih mantap dan plong.

Y : "Oh
A : "Kenapa yo berasa sedih gtu. Beberapa hari ini kamu sedih terus deh"
Y : "Lah emang aku nakal. Nakal seperti gimana dulu? Nakal kan luas."
Y : "Aku tidak sedang sedih. Weeekz Baru tau ya klalau aku nakal?"
Bagaimana pun kamu menutupi tapi ga akan bisa mengecohku yoo, lupakah jika perasaanku lebih peka dari orang kebanyakan seperti halnya aku yang ga bisa mengecohmu tentang apa yang sedang aku rasakan. Ya mungkin ini juga yang menjadikan semua terlihat semakin nyata dengan bisa saling mengenal lebih dari diri sendiri. Cermin lebih terlihat nyata dengan segala yang terjadi tak ada yang bisa ditutupi ataupun mengelak untuk mengingkarinya.
A : "Hahahahahaa.... Ga percaya aah."
A : "Udah tau. Malah tau senakal apa pun ada sisi laen yanh gemesin gtu dah "

Y : "Nikmatilah dimana saat ini kamu berada.. Simpan semua cerita, hingga nanti kamu tiba dirumah. Aku siap menanggung rasa lelahmu."
A : "Ni udah jalan pulang. Tunggu ya... siapkan teh ama roti bakar. Tar siap-siap pijitin pokoknya"
Y : "Hati-hati yoo. Aku menunggu dirumah"
Nah kalau sikapnya begini manis apa ga bikin klepek-klepek coba. Tak perlu bunga atau coklat untuk membuatku terkesan karena hal-hal kecil yang terkadang terlihat sepele menurutku itu sudah bisa menerbangkanku ke angkasa diantara awan dan bintang. Tak perlu pujian ataupun rayuan gombal karena kesederhanaan sudah sanggup melelehkan hatiku. Perhatian yang cukup itu jauh lebih baik tak terasa tawar juga tak berlebihan manisnya, takaran yang pas.

***
A : "Udah nyampe.... udah wangi sekarang mau nyender. Tapi sambil tanganku pijiti ya. Trus kamu cerita, aku mau dengerin... pokoknya harus cerita"
Y : "Syuurlah. ☺
A : "Yo aku mau satu pelukan.... aku bingung"
Y : " Bighug"
A : "Kamu kenapa seh lha mbok cerita"
Y : "Apanya yang kenapa sayang"
A : "Ga tau ngerasanya aneh beberapa hari ni. Setelah kamu mimpi itu lho. Bahkan kaya ada yang nyuruh lebih merhatiin kamu"
Y : "Ngerasa itu kan sesuatu yang ndak murni, jadi mungkin salah dalam melihat"

A : "Sebenarnya hari ini aku ke jepara bukan tanpa alasan cuma sekedar main tapi ada sesuatu. Aku ingin memperjelas semuanya. Trus aku juga sempat cerita tentang kamu gimana kita kenalan walaupun belum pernah ketemu tapi brasa udah kenal sebelum lahir malah... Temanku ni juga tau kalau kita bisa saling memahami satu sama laen, dia lalu bingang kalau kamu tu nakal trus aku bilang senakal-nakalnya kamu kalau sama aku beda"

Y : "Trus bilang apa lagi?"
A : "aku juga cerita kemungkinan 'kelebihan'ku terbuka ya sedikit banyak kamu juga yang mancing... dia pun meng iyakan. Udah cuma bilang itu aja"
Y : "Oh gt to"
A : "Pembicaraan cuma sepotong-sepotong soale anaknya rewel"
A : "Tadi kan pas berangkat ada pengalihan jalan trus tiba-tiba ada pikiran untuk ke menara ngajak kamu. Sepertinya ada sesuatu disana yang mengusik penglihatanku setelah kiriman foto kamu tempo hari. Tapi ama kamu... itu yang jadi PR"

Ketika menceritakan ini berharap ada tanggalan bahwa kamu juga seantusias sepertiku untuk ke menara, namun sikapmu hanya datar. Mengingat misi yang harus aku selesaikan kali ini membuatku pusing, bingung karena ga tau apa yang harus aku kerjakan. Ini menyangkut orang lain dan aku sam sekali ga ingin meebuat orang lain sedih ataupun memaksanya untuk ini itu.

Bagaimana harus memulai, bagaimana harus cerita dan banyak lagi bagaiman yang muncul di kepalaku. Aku tak sanggup, semakin dipikir semakin kepalaku bertambah pusing. Saat ini ingin satu peluk dari TUHAN. Aku ga tega, benar benar ga tega bila harus menyampaikan pesan yang aku yakin akan membuat seseorang sedih dan juga tak tau harus bagaimana untuk mengemban amanat yang satunya, aku bukan orang kuat dan aku tak tau harus bagaiman. Pusing yang teramat sangat...

Y : "Lain kali aja, bukan waktunya, bukan saat ini."
A : "Iya terserah kamu aja. Udah dulu ya kepalaku pusing banget"
Y : "Please yoo, jangan mojokin aku"
A : "Aku ga mojokin. Maap yoo, maap. Entah kenapa aku kepingin nangis, apa lagi ditambah dengan keadaanmu."
Y : "Ini bukan beban, jangan berfikir terlalu cepat. Please yoo"
A : "Aku udah nangis dari tadi. Misi kali ini buatku berat... Bukan tentang kamu juga tentang orang lain"
Y : "Ya, aku melihat. Makanya aku merasa. Aku tau itu"
Ya kamu tau karena baru saja kamu datang untuk melihatku, dan kamu melihat air mata ini jatuh dan lebih parahnya kau merasakan sakitnya dari segala kebingungan ini meskipun kamu ga tau ap sebenarnya yang terjadi tapi kamu bisa merasakannya, ya kamu merasakannya yoo aku yakin itu.
A : "Rasanya seperti disuruh habisin sepiring wortel, kacang panjang, kecambah dan segelaspenuh coklat. Udah dulu ya kepalaku pusing mau tidur aja"
Y : "Iya"(01/09)