Beberapa hari yang lalu dia datang ke kantor mencariku, waktu itu aku sudah pulang tapi kebetulan bisa bertemu di parkiran setelah aku dari giant untuk membeli minyak gireng, lumayan lagi promo. Namanya sudah lama ga ketemu (ga lama banget seh sebenarnya hanya hitungan bulan) namun entah mengapa di pertemuan pertama kali ini aku merasa ada yang beda. Dia seperti ingin mengajakku duduk-duduk dan sedikit ngobrol, namun ketika aku tanya mau ngobrol apa enggak dia ragu, mungkinnkarena hari sudah mulai malam dan ada belanjaan di tanganku sehingga akhirnya dia memutuskan untuk lain waktu saja ngobrolnya.
Dalam pertemuan itu dia juga meminta pin ku, karena hp nya sudah di jual sedangkan semua kontak baik pin bb ataupun nomor telepon belum di pindah, baru sadar setelah semua dihapus bersih.
Mengapa selalu aku menangkap keanehan di dalam dirinya yang sekarang. Lebih dari sebelumnya. Dan hal itu sudah beberapa kali aku utarakan, karena aku ga bisa menahan hal yang aku rasakan dari orang lain yang sifatnya kesedihan. Meskipun tak jarang ia menepisnya namun aku merasakan keanehan itu.
H : "Berangkat jam berapa ke jepara ne mbk? Oleh-olehe ya"
A : "Belum tau asal berangkat aja ga dipatok jam. Lha emang piknik, woooooo"
H : "Lha bolos ke jepara ngapain? Ngamen?? Qiqiqi"
A : "Ya asal jalan aja" menurutku itu sebuah banyolan yang ga lucu bahkan terlihat hambar malah. Bukan dengan kata-katanya namun intonasi penekanan kata yanh di gunakan terlihat ga jelas.
H : "Naik si abu?"
A : "Hu um"
H : "Ndak sendirian to?
A : "Sendirian"
Aku tau ada kehawatiran dan sepertinya ga rela bila aku jalan sendiri menempuh perjalanan jauh apa lagi hanya dengan abu. Dia ingin namun tak mampu untuk mengucapkan apa lagi semua terbentur dengan keadaan, ya aku tau bahwa kamu ga rela dan seakan ingin mengantarku tapi kamu tak mampu. Kalaupun mampu aku akan menolaknya, terima kasih untuk simpatinya.
H : "Malah mbolang dewe ik"
A : "kan judulnya nekat... Hehehehee"
H : "Tak kasih tantangan berani gak?"
A : "Apa dulu"
H : "Berani gak?"
A : "Ya apa dulu mas"
H : "Mandi sik to. Hahahaa"
A : "Emoh masih dingin" Entahlah masih saja terlihat kaku ngobrol dengannya padahal sudah aku coba sewajar dan serileks mungkin namun tetap saja ga bisa. Seperti ada sesuatu yang membuatku mulai enggan karena seperti ga nyambung. Tak ada lagi kalimat panjaag atau kata-kata ejekan yang terlihat renyah, semuanya hambar dan malah terlihat klise.
H : "Mandi wae gak berani"
A : "Ni aja masih pake kaos kaki malah disuruh mandi" Kebiasaan kalau tidur mengoleskan minyak kayu putih ke telapak kaki sebelum menggunakan kaos kaki, dalam keadaan apa pun baik cuaca panas ataupun dingin selalu begitu.
H : "Apalagi tantanganku"
A : "Paling jg jebakan batman"
H : "ak udah mandi yoo.."
A : "Kapan"
H : "Tadi jam 5 lebih"
A : "Mandi 2 jari to. Alias cuma basahin mata doank"
H : "Itu salam bukan mandi Hahahahhaa"
A : "Mandi lah"
H : "Mandi pake kramas lagi"
A : "Lha jelas aja banyak kutunya"
H : "Kwi coro ya. Dudu tumo. PUAS...!! Hahhaaaa"
A : "Hahahahaha... Mau ngeteh cantik dulu aaah =p
Memilih kabur untuk menyeduh teh sebelum berangkat, memulai petualangan yang akan segera aku lakukan.
Pukul seyengah sembilan berangkat memulai perjalanan menuju kota sebelah ke rumah teman lama yang sudah lama juga ingin aku kunjungi. Mungkin karena masih pagi sehingga masih adem dan enak saja selamaperjalanan.
H : "Dah berangkat mbak?"
Pesan yang sepertinya sudah lama datangnya jika melihat dari jam yang terkirimnya. Sesaat setelah aku berangkat. Karena hp ada di tas dan selama perjalanan sudaa ga pernah ngurus hp, biarkan saja di tempat dia berada sehingga pesan baru aku buka ketika berhenti di minimarket untuk membeli minum karena kelupaan ga bawa.
A : "Udah donk ni nyampe kudus. Di jalan adem anginnya banter. Mantap dah pokoknya"
H : "Sarapan dulu. Salam buat kudus mbak. Apa gak lewat welahan?"
Wah aku bukan tipe orang yang laper trus nyari makan atau bukan pecinta kuliner. Aku lebih memilih menahan lapar sampai tujuan bahkan bisa saja sampai rumah kembali. Mungkin inilah yang mencetuskan "bilang modal nekat asal bensin penuh" soal makan nomos sekian yang penting bawa uang untuk parkir dan beli minum saja.
A : "Mana itu. Lewat jalur aman ajah daripada malah muser ga karuan. Udah di salamin kayanya suruh pulang mas... ada yang kangen gtu"
Ketika mengatakan "udah di salamin..., ada yang kangen" itu seperti sepintas otakku terkaget dengan sesuatu yang sekelebat lewat. Ga tau apa yang pasti langsung merasakan sedikit rasa sedih.
H : "Hahahaha.. Sapa ya yang kangen. Ak pancen ngangeni ogh.. Sampe mana mbak?"
Hp sudah masuk tas ga ada lagi jawab dan percakapan. Mending meneruskan perjalanan biar cepat sampai tujuan.
Perjalanan kurang lebih 2 jam sampai di rumah teman. Udaranya adem sedikit panas tapi ga sepanas kotaku yang pasti.
A : "Yang kangen ya kota tercintamu lah mas... kan tadi yang mas salamin dia."
A : "Ni gi ngadem di rumah teman. Ingetin ya mas aku ada cerita sesuatu"
Setelah sebelumnya aku ingat yang ingin aku tanyakan, bahkan ketika pertama kali kesini ingin aku tanyakan namun karena keasikan ngobrol sampai kelupaan jadi mumpung sekarang ingat makanya aku tanyakan sekalian biar ganjalan yang ada sirna sudah.
Berhubung sinyal yang ga stabil cenderung timbul tenggelam sehingga Jawab baru datang dengan jeda yang lumayan lama.
H : "Crita apa ik.."
A: "Pokoknya. Nanti aja kalau udah dirumah. Jam 7 an tar ingetin ya"
Aku perkirakan akan nyampe ke rumah sekitaran jam tujuh, ini perhitungan jika masih sedikit lama lagi disini dan dengan jalan yang macet ketika sore hari.
H : "Woke. Sampe smg jam 7? Sudah ga ada jawaban kembali karena memang itulah aku ketika pergi hp bukan prioritas tapi menikmati perjalan ketimbang berkutat dengan hp.
***
A : "Udah nyampe rumah jam 6an tadi, soale ga jadi ke kudus skalian =-d
H : "Critane trus gimana?"
A : "Mau crita tapi bingung"
H : "Dolan ae yuk"
A : "Ya antara bingung ama ga tega seh. Dolan kemana... kan aku baru datang masa ya pergi lagi"
Bingung bagaimana harus memulai cerita. Dan entah mengapa ga ada minat untuk menerima ajakannya keluar sekedar bercerita, walaupun sebenarnya capek atau pun baru nyampai rumah itu bukan alasan utama, ya ga mau saja karena emang aku ga mau itu saja.
H : "Kok gak tega? Hehehe iya ya"
A : 'Karna aku yakin 100% bakal buat mas sedih. Makanya itu selama perjalanan juga mikir mau diomongin apa enggak. Dolema... diomongin ujungnya mas pasti sedih dan bikin pikiran, ga diomongin kok ya kepikiran terus. Piye jal"
Aku benar-benar bingung, tanpa terasa air mataku keluar perlahan ditambah lagi dengan sakit kepala yang mulai datang.
H : "Diomongin wae"
A : "Yakin"
Aku tau pemikirannya yang menyangka apa yang aku katakan hal biasa, karena dia tau apa pun yang aku sedikit menyakitkan pun akan berpikir berkali-kali karena dia tau aku ga tega melihat orang sedih.
H : "Yakin mbak... Siap lahir batin"
A : "Ngomongnya langsung aja mas pas ketemu... aku ga siap"
H : "Hallaaahh.. Ngono ik. Marake penasaran ae ah.."
A : "Beneran mas aku bingung"
H : "Ndak usah bingung.."
A : "Bsok mas ada waktu ga"
Berpikir tentang ini membuat kepalaku serasa ingin pecah, bagaimana mengatakan dan bagaimana responnya nanti aku benar-benar ga tega untuk mengatakannya.
H : "Kemis adanya mbak.. Saiki wae to. Tak telp ya"
A : "Ga bisa mas. Mending ketemu langsung. Kalau mas selo aja"
Ya sudah lah kapanpun harinya, kapanpun dia punya waktu. Aku akan bertahan dengan semua kepusingan ini, tak apalah masih bisa aku tahan walaupun sumpah aku ga kuat dengan rasa sakitnya ang begitu menyiksaku.
H : "Ya wis lah.. Iso2 mati penasaran aku"
A : "Lha aku daripada kepala nyut nyutan rasane" Penasaran cuma ingin tau tapi bagaimana dengan pusingnya kepala dari perjalan pulang sampai saat ini, tapi belum bisa terlepas juga harus menahannya beberapa hari lagi, bukaakah itu sesuatu anugrah buatku.
H : "Kenapa?"
A : "Ya bingung"
H : "Kandani gak sah bingung kok"
A : "Ga bingung gmn tugasnya banyak banget"
H : "Walaaaah.. Tugas banyak malah mbolos ogj "
A : "Seperti dihadapkan antara wortel, kacang panjang, kacang hijau dan coklat..... aaah andai ada pilihan keju or strowberry alangkah merdunya"
H : "Qiqiqi.."
A : "Bukan masalah kerjaan mas"
H : "Jan jan..."
A : "Hmmmmm.... ingin satu peluk dr Tuhan"
A : "Ni gi apa mas"
H : "Ni abis selesai maem mbak. Mbak mandi dulu sana.."
A : "Udah daritadi lah"
H : "Dengaren. Qiqiqi"
A : "Ni masih ngeteh tapi brasa kenyang. Enk aja rajin mandi lah"
H : "Siiip sip. Gimana mbak? Critain to"
A : "Aku tdr dulu ya mas kepalaku pusing banget"
Air mata masihssaja mengalir, malah semakin deras karenakebingungan yang sedang aku hadapai tentang permasalahana ini sampai kepalaku juga bertambah pusing banget. Ga kuat rasanya sehingga aku memilih pamitan untuk rehat agar tak merasakan sakitnya kepala ini.
H : "Ok mbk. Met istirahat"
A : "Mudah-mudahan perjalanan malam dapat pencerahan ga cuma berpetualang aja"
H : "Mimpi indah Maksudnya?"
Sudah ga aku tanggapi karena pusingnya kepalaku semakin bertambah. (01/09)
★Ell